Iris biru langit itu menatap datar si merah kental yang mengalir di lengan kirinya. Mengabaikan rasa yang sudah biasa ia terima.
Ini tidak seberapa pikirnya.
Tubuh langsing itu bangkit dengan tangan yang memapah pada tembok, kepala sedikit nyeri akibat kejadian beberapa menit yang lalu.
Tapi, ia abaikan.
Kaki jenjangnya melangkah memasuki kamar mandi dengan susah payah, hendak membersihkan diri.
Setelah melepaskan pakaian yang membungkus tubuh putih nya, ia melihat pantulan diri dari cermin yang memang berada disana.
Tersenyum miris.
Tubuh putih itu tidak semulus yang dibayangkan.
Luka jelas tertera disana.
Memar ungu masih setia bertengger. bahkan ada yang bewarna biru, menandakan itu bekas baru yang ia terima.
Manik biru itu menatap iba pada cermin.
Lalu bibirnya terbuka mengeluarkan suara yang lirih.
"Kapan ini akan berakhir?"
Impiannya hanya satu
Bertemu dengan si mati,
karena bahagia terlalu sulit untuk ia cari.
#002