INFORMASI LEBIH
Wah ngeri ya kek mana liat badan sendiri udah gak berkepala--hmm ... pastinya nanti ada momen Apo balas dendam kok. Jangan khawatir ya!
Apo pun membuka buku bertuliskan "Seputar Dunia" itu. Lalu membaca perlahan-lahan. Dari sana dia tahu ada banyak negara yang berbeda, lengkap dengan gambar ilustrasinya. "Jadi ini Thailand," gumamnya sembari memandang keluar jendela. Di luar ada patung gajah yang berdiri sebagai air mancur, dan katanya itu ciri khas dari sini. "Oh ...." desahnya pelan.
Apo cukup puas meski nanti akan tetap lanjut baca lagi. Sebab seseorang sudah datang ke kamarnya saat baru selesai 1 bab.
"Oh, Tuhan. Apooooo!" seru seorang wanita yang sepertinya ibu Mile. Dia memeluk sang menantu dengan senyum yang lebar sekali. "Syukurlah kau bangun. Mae senang sekali rasanya. Welcome~"
Apo pun hanya tersenyum tipis. Wanita itu sepertinya sudah tahu dirinya dianggap amnesia oleh sang dokter, jadi tak banyak bertanya. Dia langsung memperkenalkan diri sebagai "Nathanee" lalu menunjukkan banyak hadiah. Katanya, itu ungkapan syukur dari keluarga besar Romsaithong. Rupa-rupanya sang suami, Mile memang keluarga terpandang. Semua anggota keluarganya pebisnis, dan dulu Apo adalah manajer lelaki itu sendiri.
"Manajer, Mae?" tanya Apo kurang paham.
"Iya, manajer," kata Nathanee. "Um, semacam yang mengatur jadwal kerja anakku? Tapi sekarang jangan pikirkan lagi. Kalian adalah pasangan. Tidak seperti beberapa tahun lalu, paham?"
Apo pun mengangguk kecil. "Um, baik."
Nathanee juga bilang, suaminya Songkit dan anak sulungnya Pomchay akan kemari begitu pulang dari kantor. Mereka pasti menjenguk dengan hadiah lain, walau Apo sendiri merasa tak membutuhkan semuanya. Meskipun begitu, Apo patut mensyukuri. Dia senang tidak transmigrasi ke dunia yang sejahat dulu, malahan menemukan kehangatan di sini.
"Jadi, ini berisi foto pernikahanku dengan Mile?" tanya Apo ketika Nathanee memberikan sebuah album untuk mengenang.
"Iya, Sayang. Coba lihatlah sebentar. Siapa tahu perlahan ingatanmu akan kembali lagi," kata Nathanee. Dia duduk di sebelah Apo dan menemaninya untuk melihat-lihat.
Oh, wow. Rasanya sangat-sangat aneh. Apo yakin tidk pernah merasakan hari pernikahan itu, tapi wajahnya memang di sana. Dia mengenakan suit hitam yang tampak serasi dengan Mile, dan keduanya tersenyum lebar.
Apa dirinya bahagia saat itu? Atau justru yang berdiri di sana bukan dirinya? Jangan-jangan "Apo yang asli" sudah mati dan dirinya yang menggantikan di sini?
DEG
"Bukan, kau ini benar-benar salah besar ...." kata Cuanchen yang mendadak muncul di awang-awang. Dia tampak geram pada Apo, tapi juga gemas dan tak bisa marah.
"Terus, bagaimana?" tanya Apo dalam hati. "Aku tidak benar-benar paham."
Kini, Cuanchen berjalan mendekat padanya. Sang penguasa mimpi pun menjelaskan selama ini ada 7 jenis dunia. Di sana ada 7 jiwa yang harusnya milik satu orang, hanya saja ditakdirkan pecah untuk menjalani cerita yang beda. Dengan wajah sama, tubuh sama, usia sama, dan masih banyak kesamaan lainnya.
Apo hanya sedang menyeberang ke dunia lain untuk menyatu dengan pecahan jiwanya sendiri. Namun, itu juga berarti dia harus melanjutkan hidup dengan cerita yang ada di tempat ini.
"Oh ...."
Nathanee menepuk bahu Apo sebelum pergi. "Oke, sementara tunggu saja mereka datang. Nanti kita makan bersama di sini kalau sudah kumpul. Dah."
Melihat Nathanee menutup pintu, Cuanchen akhirnya ikutan pamit.
"Baiklah, tugasku juga selesai sementara waktu," kata Cuanchen. "Tolong jangan membuatku khawatir, Nak. Kau sudah kupilihkan dunia dengan jalan cerita yang paling bagus. Berhenti sia-siakan kesempatanmu untuk bahagia di tempat ini."
"Umn."
Dengan dada yang berdebar aneh, Apo pun memandangi senyum Mile di dalam foto. "Tunggu dulu, eh?" katanya dengan alis yang mengernyit. "Wajah Mile ... bukannya sama dengan pemusik yang baru gabung waktu itu?"
Sepulang dari kantor, Mile senyum-senyum setelah membelikan brownies cokelat kesukaan Apo. Dia beli tiga box sekaligus, tak peduli sang istri akan makan semuanya atau tidak. Rasanya terlalu senang. Melihatnya membuka mata lagi saja merupakan berkah besar. Apalagi jika nanti Apo makan. Ah, Mile benar-benar rindu melihat Apo mengunyah sesuatu. Apa bibir itu akan bergerak-gerak dengan comot cokelat seperti dulu?
Mile rasa, akan lebih bagus kalau dia beli hadiah lain juga untuk diselipkan di dalam kotak.
Seperti cincin couple baru, misalnya?
"Hahh ... ada baiknya juga kau sekarang amnesia," desah Mile setelah keluar dari toko perhiasan. "Dia memandangi foto mereka berdua di layar ponsel, lalu mendengus pelan. "Dengan begini kau tak akan ingat lagi soal Napvtik, huh? Dasar ...."
Kalau diingat-ingat, sifat cemburuan Apo dulu memang keterlaluan. Dia bahkan uring-uringan hanya dengan melihat Mile bertemu tak sengaja dengan Napvtik, padahal lelaki itu sedang memberikan undangan pernikahannya.
"Ini, Mile. Kebetulan aku masih ada undangan yang lebih. Tapi kalau tidak datang tak masalah. Aku paham istrimu itu sangat cemburuan," kata Napvtik sembari tersenyum masam. Mile pun menerima benda tersebut, lalu membuka isinya yang dihiasi potret pre-wed menggemaskan.
"Wah ... namanya Fiat?"
"Yap, aku bertemu dengannya satu tahun lalu," kata Napvtik. "Imut kan?"
Mile hanya mengangguk dan menepuk bahu sang mantan kekasih. "Semoga bahagia untuk kalian berdua. Akan kukirimkan hadiah meski tidak datang. Ha ha ha."
"Iya, tentu," kata Napvtik memaklumi. "Jaga dia baik-baik. Kalian juga harus awet terus."
"Hm."
"Oke, bro. Pamit," kata Napvtik. Dia memeluk Mile dengan gebukan punggung ala saudara, sayangnya peristiwa itu sempat dilihat Apo dari kejauhan.
Well, memang salah paham yang fatal sekali. Apo pun langsung marah, meski Mile sempat mengejar ... dan lelaki itu tidak bisa menjelaskan.
"APANYA YANG TAK AKAN BERTEMU LAGI?! BRENGSEK KAU MILE! KALIAN NYATA-NYATA BERPELUKAN DI DEPANKU! MINGGIR!"
BRAKH!
"APO!"
Mile pun mundur ke dinding karena didorong Apo sekasarnya. Dia kehilangan jejak dalam hitungan detik, karena Apo sudah mendobrak gerbang kantor dengan mobil tanpa peduli.
BRAKKKHH!
BRRRRRMMMMMMM!!
"APO! HEI, TUNGGU. APO!" teriak Mile. "SUMPAH DIA HANYA MEMBERIKAN INI! APO!"
Mile jelas langsung menyusul Apo di belakang. Dia lari ke parkiran dengan gugup dan tergopoh-gopoh, sayangnya takdir memang amat kejam.
BRAKKKKKHHHHHHH!
"KECELAKAAAAANNN!" teriak orang-orang yang tak jauh dari tengah perempatan jalan. Mereka menghambur mobil Apo yang tergencet paling depan, diikuti tabrakan beruntun oleh tiga mobil di belakang.
Mereka menyeruduk belakang mobil Apo hingga si empunya terseret. Apo pun menabrak tiang lampu merah di sisi kirinya, lalu pingsan di dalam sana.
Untung Mile memberikan hadiah mobil dengan safety yang berlebih. Apo pun diselamatkan balon keamanan yang membesar di depan kaca. Sehingga benturan di kepalanya tidak sampai menghancurkan.
Sayang, Apo tetap koma setelah itu. Sampai-sampai Mile melupakan segalanya. Dia tidak bisa makan berhari-hari, tidak menghadiri pernikahan Napvtik, malahan Fiat yang datang menjenguk Apo seminggu setelah mereka berbulan madu.
"Maafkan suamiku, Phi," kata Fiat dengan meletakkan buket bunga. Di kamar rumah sakit Apo, Mile pun segera mengusap air matanya ketika lelaki itu datang. "Dia tidak bermaksud begitu."
"Aku tahu kok. Tidak apa-apa."
"Aku benar-benar mewakilinya untuk minta maaf," kata Fiat sekali lagi. "Terutama soal tak bisa kemari. Dia sekarang sudah balik kerja lagi di perbatasan."
Mengingat semua memori itu, Mile pun menggeleng-geleng. "Ah, sudahlah. Intinya semua sekarang berlalu," katanya. "Ayo pulang ... ayo pulang ... lalu buat dia senyum lagi." Lelaki itu lantas menyalakan mesin, dan segera melaju untuk mendekap sang lelaki tercinta.
Bersambung ....
Pokoknya beda dunia beda cerita. Jangan disama-samakan.
1. Di dunia kerajaan hubungan Mile dan Apo cuma sebatas penari dan pemusik. Enggak kenal. Jadi mereka bukan kekasih. Karena Apo lebih dulu diangkat jadi selir raja.
2. Di dunia manusia hubungan Mile dan Apo dari bos-manajer ke suami-istri. Pasangan sah. Dan kehidupan mereka bener-bener baik kecuali Apo yang kecelakaan karena sempat cemburu dan salah paham.
3. FF ini terinspirasi dari kisah nyata "LADY JANE GREY: 9 Days Queen of England" yang dipenggal mati setelah memimpin Inggris selama 9 hari saja.
Ren belum nonton film-nya. Dan ini cuma screenshot dari video TikTok. Cuman, ada keinginan besar untuk menyatukan jiwa Apo sama gadis muda ini. Ren harap versi Apo bisa melawan ketidak adilan ini. Sayang banget kalau mati gitu aja.