Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Aku Tidak Mau Obsesi Pemeran Utama

🇮🇩machaicecream
--
chs / week
--
NOT RATINGS
29.4k
Views
Synopsis
Senika Chester adalah seorang Lady "Mawar Biru" yang paling dicintai sekekaisaran. Ia memiliki segalanya; mulai dari kecantikan, kekuatan, kehormatan, hingga kekasih impian para gadis. Hidupnya diberkahi berwarna-warni kasih sayang yang tiada hentinya berdatangan. Namun apa jadinya bila Luke Carlyle, putra mahkota sekaligus tunangannya, ternyata adalah seorang psikopat gila yang begitu terobsesi dengannya? Dalam kisah aslinya, Senika meninggal akibat bunuh diri secara tragis. *** Sementara itu, Arsy Berliana adalah seorang gadis penyendiri yang hidupnya hampa ibarat monokrom hitam-putih. Ia merasa kesepian dan tidak memiliki siapapun. Karena suatu alasan, Arsy dinyatakan meninggal akibat terjatuh dari atap gedung lantai 5. Saat membuka mata, tiba-tiba saja Arsy masuk ke tubuh Senika Chester, tokoh utama wanita dalam serial novel thriller "Bloody Roses". Bagaimana cara Arsy mengubah takdir Senika? Bisakah ia membuat semua orang hidup bahagia?
VIEW MORE

Chapter 1 - Sebuah Kisah

Sebenarnya apa itu cinta?

Cinta adalah sesuatu yang tak terlihat, namun bisa dirasakan.

Cinta adalah kehangatan.

Cinta adalah ... sesuatu yang membuatmu bahagia.

Hampir seluruh umat manusia di bumi ini menyukai berbagai macam bentuk cinta. Mulai dari cinta kepada Tuhan, makhluk-Nya, sesama manusia, teman, keluarga, hingga kekasih yang kau dambakan.

Namun, aku merupakan salah satu manusia yang termasuk dalam pengecualian.

Senika Chester ialah nama lengkapku. Orang bilang aku memiliki segalanya; mulai dari rupa cantik nan anggun, gelar sebagai putri bangsawan terhormat, hidup dalam kekayaan melimpah, sampai dicintai oleh semua orang.

Tentu saja, tidak benar-benar semuanya. Ada segelintir golongan yang membenciku. Akan tetapi, yang menyukaiku jauh lebih banyak.

Sejak kecil, aku tumbuh dengan limpahan kasih sayang dari kedua orang tuaku, Duke dan Duchess Chester. Aku dilayani sepenuh hati oleh orang-orang di sekitarku. Aku juga dikelilingi para sahabat yang baik kepadaku.

Hidupku pun lengkap dengan kehadiran seorang pria yang kucinta. Ya, pria itu adalah Luke Carlyle, Putra Mahkota sekaligus tunanganku satu-satunya.

Kata orang, Putra Mahkota Luke itu pria yang sempurna. Ia memiliki paras rupawan, kecerdasan intelektual, status tinggi sebagai penerus kekaisaran, hingga keahlian berpedang yang tiada duanya. Dalam pasar pernikahan, ia adalah sosok idola bagi para wanita, baik itu dari kalangan sosialita maupun rakyat jelata.

Lalu aku pun muncul di pergaulan kelas atas. Sejak debut pertamaku, popularitasku melambung tinggi sebagai "Mawar Biru Kekaisaran". Kemudian, entah bagaimana aku bisa bertunangan dengan Luke Carlyle, sang Putra Mahkota.

Sebagaimana orang lain, Luke juga begitu menyayangiku. Tidak, perasaannya tidaklah sama seperti milik orang lain. Ia sangat mencintaiku, melebihi cintanya terhadap dirinya sendiri.

Namun suatu hari ....

"Apa yang baru saja .... "

Mayat yang terpisah dari kepalanya bergelimpangan. Darah berceceran dimana-mana. Puluhan barang yang harusnya tertata di lorong berantakan bagai kapal pecah.

Dan di tengah kekacauan itu, seorang lelaki tampan berdiri tegap dengan tubuh bersimbah darah.

"Senika."

Pikiranku kosong, aku terdiam seribu bahasa. Suasana hening menyelimuti kami sampai kira-kira sepuluh detik kemudian.

"Terimakasih telah menyelamatkanku. T-tapi- "

"Kau tahu, Senika?" tutur pria berambut pirang itu, "Aku merasa kacau saat mendengarmu melarikan diri."

Deg!

Jantungku ibarat terhantam oleh ucapannya.

"Luke."

"Dan melihat sampah-sampah kotor ini hampir merenggut kehormatanmu, aku seketika kehilangan akal sehatku. Aku bahkan tidak hanya bernafsu memenggal kepala mereka semua, akan tetapi aku juga ingin menghancurkan kediaman ini beserta seluruh keturunannya!"

Amarah Luke berkobar memanas. Bahkan sepasang bola matanya yang melotot hampir keluar dari tempatnya. Baik kedua mata maupun wajahnya sama-sama memerah bagaikan setan merah yang sudah siap meluluhlantakkan segalanya.

Aku menelan ludah. Bibirku semakin kelu dan membisu.

"Aku tidak tahan lagi. Kau harus kukurung seumur hidup!"

"Huh?!"

"Ya, minggu depan kita akan menikah. Aku tak peduli apapun lagi. Aku akan segera mengekangmu selamanya!"

Luke tiba-tiba saja menyambar lenganku. Cengkramannya membuat perih pergelangan tanganku. Bahkan, jemarinya tetap mengunci saat kami memasuki istana kekaisaran. Luke baru saja melepasnya ketika kami berada di kamar Putri Mahkota.

"Kau tidak boleh keluar sejengkal pun dari sini sampai hari di mana kita menikah tiba. Ingat itu, Senika!"

"Luke, jangan. Kumohon!"

"Tidak!"

"Tolong, Luke!"

"Bertanggung jawablah, Senika! Kau sudah terlanjur membuatku menggila."

"Luke!"

Bam!

Pria kacau itu membanting pintu dengan ekspresi dingin.

***

"Apa yang harus kulakukan?"

Senika meringkuk dibawah selimut. Ia memproses berbagai macam hal dalam satu waktu. Ia memang mencintai Luke. Namun, cintanya berubah menjadi rasa takut ketika ia mendapati sisinya yang mengerikan. Luke Carlyle, selama ini pria itu bukan hanya mencintai Senika, akan tetapi dirinya juga terobsesi padanya.

Belum lama ini, Senika mengetahui fakta itu dari caranya memajang setiap potretnya di berbagai kesempatan, mengoleksi barang-barang yang disentuh Senika, hingga bukti catatan harian aneh yang tertulis di buku khususnya. Ia menyembunyikan wajah aslinya dibalik topeng terbaik sebagai pria yang sempurna.

Lalu Senika menemukan rahasia gelap Luke lainnya, bahwa ia menghancurkan secara keji orang-orang yang pernah mengganggu Senika. Ia juga diam-diam melukai dan mengancam sahabat tersayang Senika. Kemudian, yang paling mengerikan adalah Luke lah dalang utama dibalik tragedi pembunuhan kakak kembarnya, Serena Chester

Lantas, semua kenyataan yang terkuak ini menyebabkan Senika terguncang tak karuan. Karena itu, ia berusaha keras meloloskan diri dari cengkraman Luke.

Selain Luke, ada banyak lelaki yang menginginkan Senika. Namun, itu bukanlah sesuatu yang bagus. Sebab, hasrat mereka menyebabkan Senika menelan berbagai teror yang membuat hidupnya tidak tenang.

Bahkan, nyaris saja ia kehilangan kesuciannya-seandainya Luke terlambat semenit saja saat menyelamatkannya.

"Hahahaha."

Senika yang merasa depresi tertawa sendiri sembari menangis. Ia memusatkan seluruh pikirannya pada kecemasan yang tak berujung.

Dicintai itu memang terasa indah. Namun semakin berlebih cinta itu, semakin ia menggelapkan hati dan meracuni diri.

Aku memang dicintai oleh semua orang.

Namun, mengapa segalanya berakhir menjadi seperti ini?

Cinta itu ibarat penyakit yang terus menggerogoti.

Mereka terus menggangguku, yang hanya menginginkan setitik kedamaian.

Bisakah mereka berhenti memburuku?

Tuhan, tolong aku!

Aku hanyalah seorang gadis rapuh yang mengharapkan kedamaian.

Bolehkah aku meraih kedamaian itu?

Bisakah aku menggapai kebahagiaan tanpa mengorbankan?

Orang bilang cinta itu membuatmu bahagia.

Tapi pada kenyataannya, cinta itu membuatmu menderita.

Cinta hanyalah menimbulkan perpecahan. Hubunganku berakhir hancur berkeping-keping.

Cinta membuat mereka yang berharga untukku mengalami penderitaan. Tidak ada seorangpun yang mampu berlari dari kejinya obsesi.

Cinta menyebabkan satu-satunya saudara perempuanku meninggal. Ia membenciku lebih dari siapapun di dunia ini.

Cinta mengubah pria yang paling yang kusayangi menjadi gila. Ketulusannya yang menggetarkan hatiku berkembang menggelap, meremukkan perasaanku.

Hanya karena potongan cinta, aku merenggut begitu banyak kehidupan.

Cukup sudah! Aku benci cinta.

Aku tidak mau lagi dicintai!

Untuk apa cinta itu kalau pada akhirnya membawaku pada kehancuran?

Untuk apa hidupku berlangsung bila keberadaanku saja mengundang malapetaka?

Lebih baik aku menghilang saja dari dunia ini.

Tanpaku, orang-orang akan jauh lebih bahagia.

Senika pun menulis sepucuk surat terakhir yang akan diberikannya ke Luke. Ia juga membubuhkan bunga mawar biru sebagai hadiah terakhir di sisa hidupnya. Keduanya diletakkan bersama di meja samping tempat tidur.

Senika bersiap. Setelah persiapan selesai, Senika berdiri di tepi jendela besar setinggi satu meter.

"Ayah, Ibu, maafkan aku. Biarlah aku berkorban demi semuanya," kata Senika, mendongak ke arah langit dengan mata tertutup.

"Selamat tinggal!"

Gadis itu pun menerjunkan dirinya dari ketinggian.

Bruk!

***