Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ADA CINTA DI PUTIH ABU-ABU

Hikma_2011
--
chs / week
--
NOT RATINGS
24.6k
Views
Synopsis
Jenjang sekolah pada tahap SMA dengan menggunakan seragam putih abu-abu bisa disebut sebagai masa yang tidak akan pernah kita lupakan, setiap murid yang berada ditahap ini akan menemukan kesannya sendiri. Kisah cinta seolah bumbu utama disetiap cerita, begitupun dengan Nao kisah cintanya dimulai saat ia memasuki kelas X diawali dengan Instagram bertemu dengan sosok lelaki yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya memberikan kesan disetiap harinya. Nao memiliki dua orang sahabat yang bernama Eren dan Aldo yang akan menemani masa SMAnya. Namun, apakah perjalanan cinta Nao akan berjalan dengan mulus dan berujung indah? Apakah masa putih abu-abunya ini akan memberikan kesan yang sangat bermakna? Cinta, persahabatan serta masa depan yang akan dihadapi Nao dan teman-temannya akan diceritakan disini dan akan memberikan pesan tersendiri untuk setiap pembacanya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 Upacara

Bel berbunyi menandakan waktunya jam sekolah sudah dimulai semua murid bergegas menuju ke lapangan karena hari itu adalah hari Senin dimana kegiatan sekolah diawali dengan upacara bendera. Upacara dimulai pada pukul 07.00 WIB, semua murid berlalu lalang di lapangan sambil menunggu aba-aba untuk upacara dimulai ada yang masih dikelas, kantin atau sekadar bermain, mengobrol di lapangan dan ada yang tergesa-gesa berlari karena baru saja datang. Cuaca hari itu agak terik dan sedikit angin menjadikan beberapa siswa bergumam kepanasan.

Nao adalah murid di SMA HARAPAN KITA yang mempunyai sahabat bernama Eren, pertemanan Eren dan Nao sudah berjalan cukup lama mereka berkenalan pada saat OSPEK sekolah hari pertama dan pertemanan mereka berlanjut sampai saat ini karena ternyata mereka satu kelas di X-IPA 4. Eren mempunyai sifat jahil, lucu, baik, pintar dan pelupa sedangkan Nao mempunyai sifat pendiam, serius dan pintar. Penampilan merekapun seperti anak sekolah pada umumnya namun terkadang Eren suka melanggar peraturan sekolah dengan memakai sepatu warna putih dengan kaos kaki warna warni yang menjadikan Eren agak lebih sedikit dikenal karena keberaniannya dan tentu saja sering ditegur dengan guru.

"Nao lu bawa topi dua ga? Gue ketinggalan nih! Takut dihukum upacara karena enggak pake topi," ucap Eren "Yah! Enggak bawa. Lo sih kebiasaan kalo libur hari minggu malemnya siapin keperluan buat upacara. Udah deh lo di hukum sendirian hahaha," ucap Nao sambil berjalan menuju pintu keluar. Upacara hampir dimulai Eren yang masih kebingungan dengan tidak memakai topi memaksakan diri turun kelapangan sambil harap-harap cemas agar petugas OSIS maupun guru yang berkeliling tidak melihatnya "Duh! Enggk apa-apa deh gue paksain aja turun kebawah. Baris deh di belakangnya Salma kan dia tinggi banget tuh. Ya enggak sal?" ucap Eren.

"Ya deh! Tapi kalo lu ditabok pake buku paket tebel gue enggak ikutan yee," jawab Salma, dan Eren pun berjalan ke bawah bersama dengan Salma.

Nao yang sudah dari tadi baris di lapangan dan menyipitkan matanya karena sinar matahari langsung menyorot badannya keringat yang bercucuran tidak luput dari wajahnya. Senin minggu ini petugas upacaranya dari kelas X-IPA 1 yang dimana adalah kelas unggulan di SMA HARAPAN KITA kelasnya yang di isi oleh murid pintar, classy dan selalu menjadi trand center untuk angkatannya

"Aaa, ada Ivan yang jadi pemegang bendera. Huh! Aturan gue paling depan nih biar bisa liat cowo ganteng dengan jelas," ucap Eren sambil melihat kedepan dan agak sedikit mendongakan kepalanya karena terhalang oleh Salma.

Suara buku tebal yang sangat nyaring dan terdengar hampir dua barisan. "Awww! Sakit banget bu."

"Kamu ini kok upacara enggak pakai topi? Kemana topi kamu?"

"Ituu… Buu hmmm, topi saya ilang bu. tadi mau beli di koprasi tapi koprasinya juga habis bu," ucap Eren dengan nada lirih.

"Halahh alasan saja kamu! Sudah ke depan baris paling depan."

Akhirnya Eren pun baris didepan lebih depan dari Nao sampai upacara selesai. "Sakit banget ditabok pake buku sama bu Reni," ucap Eren sambil mengelus tangannya dengan nada suara naik turun seperti anak kecil bercerita pada Nao.

"Ren lu kenal enggak sama petugas upacara yang tadi?" ucap Nao.

"Yang jadi ketua upacaranya?" balas Eren untuk memastikan.

"Engga sih! Kayaknya kurang famous deh. Anak X-IPA 1 kok enggak famous aneh. Udah deh yuk ke kantin aus nihh!"

Dan mereka berdua pun langsung ke kantin tanpa menyelesaikan pertanyaan Nao mengingat waktu jeda upacara hanya 15 menit.

Sementara itu suasana kelas di X-IPA 1 sangat ramai membicarakan upacara yang tadi dilakukan oleh kelasnya "Lo keren banget dah Rei tadi, mantappp!" ucap Daniel teman sebangku Rei

"Ye bisa aja lu! Mau minta jajan apaansi nanti hahaha." Rei membalas dengan sebuah candaan karena menurutnya ucapan Daniel hanya bualan belaka. Kelas X-IPA 1 pun menjadi sangat berisik karena antusias menceritakan pengalaman menjadi petugas upacara tadi hingga tak terasa waktu jeda lima belas menit menit terbuang hanya untuk bercerita.

Perkenalkan Rei murid kelas X-IPA 1 terkenal sedikit pendiam, pintar dan tidak terlalu terkenal diangkatannya untuk seorang murid yang berada di kelas tersebut. Penampilannya yang terkadang memakai kacamata dan tidak serta tas yang selalu terlihat membawa buku berat menjadikan Rei seperti anak cupu dikalangannya. Rei mempunyai teman yaitu Daniel dan Adam mereka selalu jalan bertiga kemanapun karena kebetulan juga mereka satu komplek perumahan dan biasa disebut oleh temannya tiga serangkai. "Rei tadi kamu bagus sekali penampilannya, yang lain juga," ucap bu Marni guru Matematika pada jam pertama

"Terima kasih bu", ucap Rei.

Tidak terasa jam mulai menunjukan pukul 14.00 WIB yang artinya bel pulang sekolah akan berdering sekitar setengah jam lagi.

"Naoooooo Erneee!" teriak Aldo teman sekelasnya "Apansih! Enggak usah teriak-teriak!" ucap Nao yang menatap Aldi dengan tatapan sinis "Gila! Lu harus tau mie ayam depan lagi ada diskon jadi lima rebu ajaaa. pulang sekolah kesana yee sama si ribet satu ini," ucap Aldo sambil melirik ke Erne

"Seriusss lu? Pas banget gue laperr tadi ga ke kantin pas istirahat, gara-gara nyalin tugasnya bu Rika hufttt!" jawab Eren

"Ayo deh!" Dan Nao pun menyetujui ajakan Aldo.

***

Sementara itu Rei dan dua sekawannya sehabis pulang sekolah langsung bergegas kerumah Adam karena ingin bermain PS4 miliknya, mereka biasa pulang sekolah menggunakan kendaraan umum yaitu angkot dan dikarenakan jarak jalan raya dan sekolah lumayan jauh jadi setiap anak yang pulang menggunakan kendaraan umum harus berjalan dahulu.

"Duh! Antrinyaaa lama banget yee mentang-mentang diskon."

"Iyaa gue dah laper bangettt!"

"Pakk buru dong pak laper nih!" ucap Aldo dan Eren sementara itu Nao berdiri sambil melihat murid lainnya berlalu lalang untuk bergegas pulang dan tidak sengaja mata Nao dan Rei bertemu namun hanya Nao yang sadar bahwa itu petugas upacara tadi sementara Rei tidak melihat jelas dan blur dikarenakan tidak memakai kacamata, rasa penasaran Nao dengan laki-laki ini menjadi semakin besar.

"Eh, Lo! Bengong aja udah jadi nih mie ayam kita let's go makan," ucap Aldo sambil menarik tangan Nao "Lo udah gue pesenin minumnya es jeruk yeee. Abis dari tadi bengong aja enggak jelas," kata Eren sambil menuangkan sambal dan kecap ke dalam mangkuk mie ayamnya. Mie ayam pun disantap oleh mereka dengan diselipkan canda tawa khas anak sekolah, menceritakan kejadian seharian selama disekolah dan sedikit kekesalan terhadap guru yang tadi mengajar dan tidak terasa waktu menjadi sangat cepat berlalu mie ayam dimangkuk sedikit demi sedikit berkurang es batu didalam air jeruk pun ikut larut bersamanya. "Pak dee jadi berapa total semuanya nih?" ucap Aldo dengan nada kecang dicampur dengan suara kepedasannya "Jadi, 25 ribu dekkk," ucap Pak de sambil berteriak didepan gerobak

"Nih, ya pak! Sering-sering diskon pakk biar saya kenyang setiap hari hahahha" ucap Eren dan Aldo berbarengan.