"Jelasin ke gue kronologinya gimana. Ketua dari tim temuin gue di ruang rapat OSIS sekarang" ucap Keef lagi sebagai bentuk usaha dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan ini.
Suasana dilapanganpun menjadi sunyi setelah adanya keributan dan kemarahan Keef terhadap kedua tim sebagai panitia acara Nao langsung bergegas menghampiri Leo yang merupakan koordinator acara untuk segera mengganti rundown yang ada.
Saat Nao sedang berlari kecil untuk menghampiri Leo yang berada didekat perpustakaan ada suara yang memanggil namanya pelan namun sangat terdengar lembut namun tidak ia hiraukan karena kepanikan yang sedang melanda semua panitia agar kegiatan tetap berjalan semestinya.
"Le jadinya gimana acara selanjutnya? Apa yang bakal kita lakuin?" ucap semua panitia kegiatan. Leo sebagai ketua koordinator kala itu sangat kebingungan karena kejadian ini sangat diluar ekpektasinya. Leo meminta waktu sebentar untuk berpikir karena ingin bertukar pikiran dengan Keef untuk saat ini tidak memungkinkan mengingat Keef sedang melerai kedua tim tersebut.
Setelah beberapa menit untuk berpikir Leo memutuskan untuk me-skip pertandingan Voli perempuan di hari ini mengingat jika Leo mengambil keputusan untuk mengeliminasi kedua tim tanpa konfirmasi dari Keef hanya akan memperpanjang kericuhan suasana.
Nao dan anggota OSIS lainnya langsung bergegas kembali pada posisi masing-masing. Saat diperjalanan menujur ruang guru Nao mengingat siapa yang tadi memanggilnya saat ia sedang berlari.
"Ah paling anak iseng yang manggil' gumam Nao didalam hatinya.
Suara telpon berbunyi dari ponsel Nao namun Nao belum tersadar karena masih sibuk mengurusi jadwal kegiatan yang mendadak harus diubah. Dering suara telpon dan getaran tidak henti-hentinya membuat Nao tersadar ada panggilan masuk kedalam ponselnya.
*Aldo is calling you* terlihat pada layar notifikasi bahwa Aldo yang menelpon Nao dan lansung diangkat olehnya.
"Iya hallo ada apa do?" "Balik sekolah ya di tempat mie ayam pak de. Gue, Eren sama Salma cabut duluan lewat belakang ya hehe" jawab Aldo yang kala itu mengabari bahwa dirinya Eren dan Salma melarikan diri.
* * *
"Lo kenapa pada cabut dah?" ucap Nao yang baru saja datang dengan membawa tas serta botol minumnya.
"Bosen gue males juga, anak-anak kelas lain juga pada cabut tuh" jawab Eren yang sedang duduk dengan kepala diatas meja yang dialasi oleh tasnya.
Aldo yang kala itu sedang memesan makanan dengan memainkan ponselnya tiba-tiba mukanya berubah alisnya menyeringit seperti ada pertanyaan yang akan ia lontarkan.
"Loh Nao tadi ada apaan disekolah kok grup rame banget dah?" tanya Aldo dengan mimik muka heran.
"Itu loh kenal Lala gak sih anak kelas 11 IPS berapa gitu gue lupa" jawab Nao
"Oh iya, kenapa dia emang?" semua mata tertuju kepada Nao yang seolah-olah menjadi sumber informasi dari pertanyaan sederhana itu. Aldo yang sedang memesan makanan langsung terburu-buru menghampiri dan duduk diantara teman-temannya.
"Iya tadi kan Voli perempuan lawan kelas X IPA 3 sama XI IPS terus ya gitu anak kelas sebelasnya mainnya kasar sampe ada anak kelas sepuluh yang jatoh terus gak terima deh temen-temennya" jawab Nao dengan menjelaskan sedikit kronologi kejadian tadi.
Mie Ayam dan es jeruk sudah datang menjadi jeda diantara obrolan mereka, tidak lupa untuk menuangkan saus sambal serta Eren yang selalu mengambil sawi milik Aldo karena ia tidak suka.
"Terus-terus gimana?" ujar Eren yang sedang repot mengambil sawi di mangkuk Aldo.
"Yaudah akhirnya Keef turun tangan buat mendamaikan keduanya. Gue sama anggota OSIS yang lain langsung nyamperin Leo buat nanyain gimana kegiatannya… gitu deh ribet pusing kepala gue" ujar Nao yang menyantap mie ayam dengan cepat.
Tidak terasa class meeting sudah dipenghujung acara. Pertandingan demi pertandingan telah dilewati, hanya tinggal futsal final kelas X-IPA 1 dengan X-IPA 4 sebagai penutup dari kegiatan. Semua murid diwajibkan berada di lapangan karena akan ada pidato dari kepala sekolah dan ada penampilan tari seni daerah yang dipersembahkan oleh ekskul tari daerah di SMA HARAPAN KITA.
"Yok pasti bisa yok lawan kelas unggulan. Biar kita ga pinter di mata pelajaran seenggaknya olahraga kita unggul" celetuk Abel diikuti tawa seisi kelas.
Di sudut lain, beberapa murid sedang melakukan selfie dan merekam untuk kebutuhan asupan stories Instagram pada akunnya masing-masing.
"Ih jelek banget gue nya please awas aja kalo lo upload yang itu"
"Gendutttt! Hapus-hapus" percakapan yang sangat jelas terdengar dari luar kelas. Vera dan genk nya yang sangat update dalam situasi apapun.
"Semangat kelas ku. Keep spirit" ketik Nanda pada caption insta storiesnya.
"Eh liat deh anak kelas X-4 bawa banner gede banget"
"Nyanyiin yel-yelnya juga kenceng banget lagi" ujar Daniel yang sedari tadi memperhatikan kelas lawannya. Tidak mau kalah Daniel langsung berteriak dan mengajak teman kelasnya untuk membuat yel-yel yang membangkitkan semangat.
Sementara Rei sedang asyik memainkan ponselnya melihat explore Instagram dan diselingi menonton YouTube.
"Liat sini, liat sini" Adam dengan kamera DSLRnya yang mengarah ke wajah Rei yang sedang duduk dibawah pohon.
"Apaansi lu! Tuh fotoin aja Pak Sigit haha" tanggap Rei dengan nada bercandanya yang lembut.
Jam menunjukan pukul 09.00 WIB yang dimana pertandingan akan segera dimulai. Nao yang biasanya hanya duduk didepan ruang guru memantau pertandingan kali ini karena kelasnya yang memasuki babak final ia ikut turut menjadi penonton.
Teriakan yel-yel kelasnya yang sangat bersemangat menjadikan pertandingan sangat seru. Seketika Nao tersadar bahwa kali ini kelasnya bertanding dengan kelas Rei, mata Nao yang kala itu hanya fokus kepada teman kelasnya yang akan bermain sekarang seolah mengelilingi penjuru lapangan seperti ada yang ia cari. Rei sosok yang ia cari.
"Dorr bengong aja lu. Nih es teh nya" ucap Eren
"Eh kemaren lu cerita soal akun Instagram misterius itu tapi kepotong. Terus gimana lagi sih?" ucap Eren lagi dengan nada serta wajah yang penasaran.
"Eh iya ya gue belom selesai cerita. Iya terus akhirnya gue ketemuan sama dia terus jadi sering chat deh. Terus yang nyebelinnya ternyata doi nge follow gue tuh karena kepencet" ucap Nao melanjutkan ceritanya yang kemarin.
"HAH?!! Kepencet? Kok ngeselin alesannya" Eren yang kaget mendengar alasan itu langsung melihat Nao dengan muka heran.
"Iya tapi yaudah lah ya. Dia baik banget, ganteng lagi. Suaranya itu lembut banget" ucap Nao lagi menghiraukan gentakan suara Eren yang kaget.
"Cieeee,, lagi jatuh cinta dong sekarang ya?!"
"Hahaha biasa aja sih" jawab Nao dengan muka tersipu malu.
Suara pluit sudah ditiup oleh wasit menandakan pertandingan dimulai. Pertandingan berjalan dengan lancar dan sangat seru, guru-guru pun ikut menonton pertandingan final ini sebagai bentuk mendukung kegiatan OSIS.
"Jago-jago sekali ya pak anak murid kita"
"Iya bu, andai aja kalo sekolah punya dana yang cukup untuk bikin kesatuan bola pasti kita sangat unggul di kegiatan olah raga ini"