Dorr!!
Suara itu mengagetkan Nao yang sedang mengantri makanan di kantin rasanya sangat kesal karena dikagetkan dengan begitu kencang di keramaian.
"Aduhh! Siapa sih nih" gumam Nao di dalam hati yang kala itu tidak langsung menoleh kebelakang.
"Hallo" tidak lama kemudian suara sapaan yang tepat dibelakang telinga Nao merasuk kedalam gendang telinganya dan kedalam otaknya. Nao langsung berpikir cepat suara yang sangat lembut yang selalu ia dambakan.
"Eh ternyata lo, ngagetin aja gue kira siapa" Nao langsung memutar kepalanya kebelakang dengan ekspresi terkejutnya dan langsung melontarkan kalimat dengan spontan.
Ternyata Rei manusia yang tiba-tiba mengagetkannya rasa sebal dan amarah yang awalnya muncul hilang begitu saja ketika mengetahui yang membuatnya kaget adalah laki-laki yang ia kagumin.
"Kemana aja baru keliatan. Sibuk banget ya ibu OSIS satu ini haha" percakapan dimulai dengan penuh basa-basi yang diselimuti rasa penasaran.
"Iya, hari terakhir kan soalnya jadi banyak yang harus disiapin. Capek banget" Nao membalas dengan pandangan masih mengarah ke warung karena pesanannya tidak kunjung siap.
"Gue tunggu disana ya, kalo pesanan lu udah siapp. Makan bareng" ujar Rei dengan menunjuk kesalah satu spot makan di kantin.
Rei memilih tempat duduk tepat dibawah pohon rindang yang tidak terlalu banyak dijamah oleh murid lainnya dan suasana yang lebih sejuk sambil membawa semangkuk bakso dan es jeruk.
"Pesanan Nasi goreng ga pake hati telurnya di dadar sudah siap!" ucap ibu kantin penuh dengan semangat dan nada bicara yang agak sedikit berteriak.
"Saya bu" Nao yang sudah menunggu lama langsung sigap mengambil makanannya. Nao langsung menghampiri Rei yang sudah hampir 5 menit menunggunya.
"Ih udah abis aja makanannya" ucap Nao sambil menaruh makanannya dimeja dan menarik bangku.
"Lu lama sih" jawab Rei sambil menyantap bakso kesukaanya di sekolah.
Akhirnya mereka berdua bercengkrama dengan menyantap makanannya masing-masing membangun keakraban dari setiap tawa yang keluar dari candaan, mungkin class meeting akan segera berakhir tetapi untuk hubungan Nao dan Rei baru saja dimulai.
Setiap cerita yang mereka sampaikan diselipkan dengan gelak tawa yang tak henti-hentinya, mereka seperti dua sejoli yang sudah lama sama-sama mencari dan akhirnya disatukan di sebuah meja. Tidak hanya perut yang kenyang karena diisi oleh makanan yang mereka sudah pesan, hati dan perasaan mereka pun juga ikut kenyang karena asupan cerita dan tawa yang sudah mereka buat.
Khususnya Rei yang sangat susah untuk bisa akrab dengan lawan jenisnya kini seperti dipatahkan oleh Nao. Kedekatan mereka mengalir begitu saja tanpa direncana atau bahkan dibuat skenario yang tertata.
"Hmm…. Gue duluan ya. Udah di calling nih sama kak Keefe ada breafing sebentar." ucap Nao dengan mengulurkan tangannya dengan gerakan tos.
"See youuu again" balas Rei yang juga mengulurkan tangannya.
* * *
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan dari pintu. Laki-laki tua dengan perawakan tinggi dan badan yang berisi serta kacamata dengan ciri khas warna topi serta jaket oranye nya terlihat didepan gerbang rumah Eren. Rumah yang kala itu hanya berisi Eren seorang diri sehingga dikunci rapat-rapat semua pintu dan gerbangnya.
"Assalamualaikum, Neng"
"Selamat sore!"
Laki-laki tua itu terus memberi salam berharap ada balasan dari dalam rumah. Sudah sekitar 15 menit ia didepan gerbang rumah Eren.
"Duh! Siapa sih ya,," Eren mengintip dari jendela kamarnya yang berada di lantai 2. Namun, Eren tidak segera turun ia mengecek ponselnya dan melihat semua notifikasi rasa cemas menghampiri takut maling dalam pikirannya lalu terdapat pesan dari salah satu ecommerce kesayangannya "Toko oren"
"Pesanan anda sedang diantar oleh kurir ke alamat kamu" begitu pesan yang tertera pada layar ponsel.
"Ah! Lupa kalo pesen barang di toko oren" Eren menepuk jidatnya dengan pelan. Ketakutan yang tadi tiba-tiba menghampirinya langsung hilang.
Eren langsung turun kebawah dengan perasaan gembira karena paketnya sudah datang. Diambilnya semua kunci yang digantung tepat didepan kamar Ibu dan Ayahnya.
"Sebentar ya pak!" teriak Eren dari dalam rumah yang mungkin tidak terdengar oleh bapak kurir.
Ceklek ceklek ceklek
Suara kunci membuka pintu. Eren langsung berlari kecil menghampiri bapak kurir yang sedari tadi menunggunya didepan gerbang.
"Maaf ya pak! Kenapa bapak nggak telpon saya dulu?" ucap Eren dengan wajah tersenyum dan tangannya yang mengambil kotak yang lumayan besar.
"Maaf ya nengg, hape bapak tadi kecebur di got" ucap bapak kurir dengan nada lirih. Wajahnya seolah sangat mennggambarkan kejadian sial itu.
Eren melihatnya penuh dengan rasa iba.
"Ya ampun pak! Terus gimana, mati total pak?" tanggap Eren.
"Iya neng,, saya nggak tau deh besok nganter paket gimana buat nelpon ke customer" jawab bapak kurir pelan.
Terjadi percakapan yang lumayan lama antara Eren dan bapak kurir, sekitar 15 menit.
"Oh neng sekolah di SMA HARAPAN KITA?"
"Anak saya juga sekolah disitu neng,, tapi pake beasiswa soalnya saya mah nggak mampu buat biayain sendiri" bapak kurir terus berbicara Eren yang sudah mulai bosan dengan percakapannya langsung terkaget mendengar pekataan itu.
"Oh?! iya? Nama anaknya siapa pak. Siapa tau saya kenal dengan anak bapak" jawab Eren dengan wajah yang masih terkaget.
"Lila" jawab bapak kurir.
"Oh! Lila kharisma, pak?"
"Betul neng, neng kenal emang?"
Eren langsung mencoba mengingat wajah dari seorang teman bernama Lila Kharisma. Dibayangkannya semua murid kelas X dan setelah berpikir tidak lama kemudian Eren langsung teringat oleh wajahnya.
"Oh!! Iya saya kenal pak" jawab Eren.
Percakapanpun selesai karena cuaca yang mendung dang hujan gerimis mulai menjatuhi bumi. Dilambaikan tangan Eren kepada bapak kurir tersebut.
"Makasih ya pak,, maaf nunggu lama tadi. Salam buat Lila ya pak" jawab Eren yang sambil menghadap kebelakang.
"Baik neng" suara bapak kurir yang terbawa oleh angin.
Eren langsung masuk kerumah dan mengunci pintu, terdengar lagi suara klakson mobil yang sudah tidak asing baginya.
Tin tin tin
Suara klakson yang berkali-kali membuat Eren sedikit kesal.
"Ren tolong bukain pintu dong"
"Iyaa,, sabar' jawab Eren dari dalam rumah.
Eren langsung membukakan gerbang dan terlihat kaka laki-lakinya yang baru pulang kerja.
"Ih, bawa apaan lo pulang kerja?" ucap Eren.
"Takoyaki sama terriyaki" ucap kakanya.
"Buat gue ya!" Eren langsung membuka pintu mobil belakang, diambilnya dua kotak makan serta minuman dingin kesukaanya.
"Ehhh! Ehh! Buat gue satuu!" ujar kakanya yang sedang merapihkan dalam mobil.
Tanpa menghiraukan ucapan kakanya Eren langsung masuk kedalam rumah dan menaruh sebagian makanan untuk kakanya.
"Paket apaan tuh de, gede banget kardusnya" ucap kakanya yang baru saja masuk kedalam rumah.
"Kepo!" jawab Eren dengan wajah meledek dan tanpa basa-basi langsung naik keatas karena sudah tidak sabar untu membuka paketnya.