Jika pertemuan adalah sebuah takdir
Apakah rasa adalah sebuah anugrah?
Atau hanya hiasan untuk sebuah pertemuan?
Meski awalnya Nao dan Rei merasa canggung untuk bertemu namun setelah pertemuan kedua mereka sudah mulai terbiasa dan selalu membawakan kesan yang berbeda. Hari demi hari semakin indah untuk dijalani, kesekolah menjadi lebih bersemangat dari biasanya tidak hanya untuk menuntut ilmu namun seperti ada manusia yang selalu dituju.
Tidak terasa class meeting sudah mencapai hari ke 3 dimana pertandingan akan disi oleh kelas X dan kelas XI mulai dari futsal, basket hingga voli. Match pertama diawali oleh kelas X-IPA 6 dan XI-IPS 3 pertandingan yang paling banyak diminati penonton adalah futsal sorak semangat dari lapangan sangat membangkitkan semangat.
"Keren banget si Faldo main futsalnya. Taruhan ayo sama gue siapa yang menang nanti beliin mie ayam Pak De depan" "Haha oke lo megang siapa?" "XI IPS 3 lah gila ada si Ronald jagoan gue kalo lagi futsalan bareng" ucap Reza dan Nino yang saling adu kemenangan.
"Naooooo kangen banget sama lu, lo sibuk banget jadinya gue berdua doang nih sama si kunyuk" ucap Eren yang menghampiri Nao didepan ruang guru. Sudah beberapa hari ini Eren dan Aldo seperti kehilangan induknya karena Nao sedang bertugas jadi tidak sempat menikmati momen class meeting bersama.
"Temen lu tuh mentang-mentang lagi class meeting kerjaanya tebar pesona mulu sama kaka kelas. Ganjen" ucap Aldo dengan muka meledek dan nada yang agak sedikit menyeleneh.
"Idih lo kali tuh yang tebar pesona terusah sama kaka kelas. Tadi aja dikantin lama banget nungguin gengnya si Feby keluar baru mau keluar" balas Eren dengan nada ketus dan mata agak melotot.
Tiba-tiba Nao teringat bahwa belum bercerita tentang perkenalannya dengan akun xxrai dan pertemuan pertama kalinya, Nao tidak langsung ingin bercerita pada saat pertama kali akun tersebut memfollownya karena mengingat bahwa dua sahabatnya itu akan sangat kepo dan mencari tahu lebih dalam dari pada dirinya. Untuk pertama kalinya Nao akan bercerita tentang pertemuannya dengan pemilik akun Instagram xxrai.
"Eh gue mau cerita deh" ucap Nao dengan nada agak sedikit misterius yang membuat kedua sahabatnya menjadi kepo dan langsung mendekat dengan cepat kepala mereka bertigapun langsung seolah ada magnet yang mempersatukannya.
"Tapi lo janji ya ga boleh bocor atau ngide nyari tau sendiri, please please soalnya gue ga mau ribet" ucap Nao lagi untuk meyakinkan kepada mereka agar tidak menjadi detektif mendadak.
"iya ih lama deh lo" jawab Eren dan Aldo dengan mendorong badan Nao.
"Jadi gini.…. hmmmm hahahahah nungguin yaaa"
"Ah lama banget dah rese lu" Aldo dengan nada kesalnya.
"Nih serius, jadi kayak hampir 2 minggu lalu ada akun gajelas follow gue. Lu inget kan yang pas gue pertama rapat OSIS dipanggung? Nah itu. Terus yaudah ga langsung gue follow back karena ya gue ga kenal tapi pas liat followed by nya banyak anak sekolah kita" ungkap Nao, cerita yang Aldo dan Eren tunggu-tunggu.
"Terus terus gimana? Lelet banget lu cerita ah" tanggap Eren.
"Gila udah lama banget dan lu baru cerita?" tanggap Aldo lagi sambil memainkan sedotan bekas es yang ia beli di kantin.
"Iya terus yaudah malemnya gue dm kan di Instagram ya basic lah nanya ini siapa gitu kan. Sama ini lu inget gak yang gue tiba-tiba nanya di grup kelas kenal gak sama akun ini terus si Feby kan bales kasih tau kalo itu anak X-IPA. Terus kemarin gue ketemuan sama dia di sini nih" ucap Nao melanjutkan ceritanya.
"HAH APAA??! Gila lo bener-bener ga cerita terus malah tiba-tiba udah ketemu"
"Kucingg banget lu baru cerita terus tiba-tiba udah ketemu. Ga sekalian lu cerita pas udah jadian hah?!" tanggapan Eren dan Aldo yang terlihat berlebihan ini sangat akan diwajarkan oleh Nao karena sudah diprediksi olehnya mengingat kedua temannya sangat ekspresif dalam segala suasana berbeda dengan Nao yang bisa flat dalam segala suasana.
"Terus-terus gimana? Plis gue kepo abissss" ucap Eren lagi kali ini dengan memukul botol kosong pada kepala Nao.
"Ya gitu, pas mau ketemuan gue deg-degan banget terus jadi makin penasaran manusianya kayak gimana yaa. Gue takut dia zonk banget ngeliat gue" jawab Nao sambil menulis buku catatatan kegiatan class meeting.
"Yaudah nanti gue lanjutin cerita aja pas balik sekolah. Udah bel nih nanti gue diomelin sama si Keef kalo kerjanya ga bener. Dah sana lu berdua husss" ucap Nao dengan nada mengusir kedua temannya.
"Balik sekolah makan mie ayam pak de aja ya sambil cerita" ucap Aldo dan Eren dengan gerakan bangun dari duduknya.
"OK SIPPPPPP!! Whatsapp gue aja yaa" jawab Nao dengan nada agak tinggi.
Suara bel sudah berdering tanda bahwa pertandingan akan segera dimulai kembali, pada hari ke 3 class meeting ini penonton sudah mulai sedikit karena mengingat sudah ada beberapa kelas yang gugur yang menjadikan muridnya malas untuk menonton pertandingan kelas lainnya. Pak Sigit yang hari itu sedang tidak piket ikut turun tangan untuk membangkitkan semangat para peserta dan penonton untuk berpartispasi dalam kegiatan ini.
"AYO ANAK MURID KU YANG GANTENG DAN CANTIK MARI KITA RAMAIKAN LAGI KEGIATAN INI. BAGAIMANA TIDAK MAU MELIHAT COWO YANG GANTENG-GANTENG DAN CANTIK INI. AYO YANG DIATAS TURUN YUK BISA YUK" ucap Pak Sigit untuk kali ini beliau memakai nada para influencer untuk menarik perhatian muridnya.
Pertandingan voli perempuan ini agak sedikit ricuh dikarenakan ada kelas XI-IPS 8 yang bermain curang dengan cara menyenggol lawannya hingga terjatuh dan terluka, kelas X-IPA 3 yang tidak terima karena temannya diperlakukan seperti itu langsung melabrak kaka kelas tersebut.
"Lo kalo main yang supportif dong. Jangan main asal senggol ketemen gue. Lo pikir main gak ada aturannya? HAH?!" ucap Zahra sebagai ketua Voli dari kelas X-IPA 3.
"Temen lu letoy banget gue senggol dikit gak sengaja malah jatoh. Terus salah gue?" jawab Lala kaka kelas yang membuat lawan mainnya terjatuh.
Pertengkaran tidak bisa dihindari cuaca yang sangat terik menjadikan suasana ditengah lapangan semakin memanas membuat emosi menjadi mudah untuk naik. Keef yang merupakan ketua OSIS ikut turun tangan dan langsung menghampiri titik kejadian dari lapangan terdengar suara teriakan satu sama lain.
"Woy udah. Tenang-tenang kalo semua emosi ga akan nyelesaiin masalah. Please dewasa sedikit. Lu pada gak malu diliatin sama murid yang lain?" ucap Keef dengan nada tinggi dan agak sedikit membentak kedua tim.