Pada bab ini perpisahan menjadi sebuah keharusan dari setiap pertemuan yang ada, ada perpisahan yang lebih berat dari sekedar hanya karena bertengkar. Perpisahan karena harus menjalani kehidupan yang baru, tanpa kita, di benua yang berbeda, pada kebiasaan yang berbeda, pada budaya yang berbeda.
Perpisahan menjadi kata terakhir dari setiap pertemuan, jika waktu bisa diulang mungkin akan banyak kesalahan yang bisa untuk diperbaiki. Jika pertemuan tanpa harus ada kata perpisahan mungkin semua orang akan rela mengantre untuk itu.
Tapi kita ini apa? Selain hanya bisa pasrah pada setiap perjalanan hidup yang harus dilalui. Kita ini apa selain mengikuti alur cerita yang sebenarnya.
Daniel masih terdiam dengan perkataan Eren tadi siang, merenungkan betapa hampanya kehidupan ini tanpa dirinya. Setiap hari gelak tawanya menjadi sumbu dari setiap kebahagiaan dan semangat yang menyala, bagaimana jika tawa itu tidak pernah ia dengar lagi?