Riiiiggg…riiinggg..!!
Deringan bel sirene sekolah, menandai berakhirnya pembelajaran hari ini,Asha memasukkan buku ke dalam tas ransel nya lalu keburu-buru kehabisan .Gadis manis ,rambut berkepang dua mempercepat langkah menuju pemberhentian bus .Ashatidak mahu ketinggalan bus.Asha ingin segera pulang ke rumah untuk membantu ibunya melakukan kerja rumah.
Asha Biantara gadis cantik dan sederhana berusia delapan belas tahun.Ayahnya meninggal dunia ketika dia berumur 10 tahun.Ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga ditimpa kemalangan korban tabrak lari. Ibunya harus bekerja keras menghidupi dan membiayai sekolahnya sang kakak ,Isyana.
Beruntung, ibunya bertemu dengan majikan yang baik.Mereka diizinkan tinggal di kediaman majikan .Sebuah bilik kecil di belakang rumah sudah cukup buat Ibu Rani dan putrinya menumpang teduh karena anak sulungnya ,Isyana hanya menetap beberapa bulan dan Setelahnya, Isyana melanjutkan kuliah ke Jakarta.Walaupun majikannya menyarankan mereka tinggal di bilik kosong di kediaman mewah itu ,tetapi Ibu Rani menolak.Ibu Rani paham statusnya hanyalah assisten rumah tangga.
Walaupun Tuan Danendra beberapa kali memujuknya dengan putri nya tinggal di kediamannya,kamar bawah lantai satu tapi Ibu Rani sering menolak.Majikannya terlalu baik.
Lima belas menit ,bus datang,penumpang bedesak -desak memasuki bus.Asha sudah terbiasa dengan hal itu.Oleh kerana ,penumpang terlalu sesak, Asha hanya berdiri .Pakaian seragam putih abu-abunya dibasahi keringat.
Perjalanan dari sekolah ke kediaman tidaklah terlalu jauh tapi karena bus yang sering berhenti mengambil dan menurunkan penumpangnya membuatkan kelambatan.Asha tersenyum sendirian melihat segala macam manusia di dalam bas.Setelah sampai di persimpangan ,Asha menekan loceng tanda berhenti di tepi jalan .Asha perlu berjalan kaki untuk masuk ke kediaman Tuan Danendra.
Vrooommm..!!!
Porshe sport mobil bergeser ke bagian dalam halaman mewah dan tersergam indah di kota Surabaya.Keluar seorang pria tampan dan mampan berjas kelabu abu -abu, lalu masuk ke dalam rumah.Danendra yang baru pulang dari kantor, masuk ke dalam rumah.Danendra mencari keberadaan Ibu Rani.Ibu Rani di dapur sedang menyiapkan makan malam.
Semingguan ini Danendra berfikir sedalamnya,sampai akhirnya memutuskan akan menjadikan assisten rumah tangganya Ibu Rani yang sudah dianggapnya seperti ibunya sendiri selama detujuh tahun tinggal di Surabaya sebagai ibu mertuanya.Danendra tidak punya jalan lain kerana Danendra khawatir Ibu Rani akan menolak bantuannya.Danendra bisa membiayai kebutuhan Ibu Rani dan putrinya tapi hubungannya itu akan terputus.
Akan tetapi dengan menikahi salah satu putrinya Bu Rani, dengan sendirinya statusnya menjadi anak menantu.Selamanya,Danendrabisa menjaga Ibu Rani.
"Aku akan menikahi salah satu putri ibu,"ucap Danendra kepada Ibu Rani.Danendra baru saja balik dari kantor yang masih mengenakan satelan jasnya lalu minum seteguk air .
Ibu Rani kaget ,tidak bisa berkata apa-apa mendengar ayat -ayat majikannya itu.Baru saja Danendra mengabari dirinya akan segera kembali ke Jakarta.Rasa iba itu masih belum hilang sepenuhnya ,tapi sudah dikagetkan dengan berita kedua.Ibu Rani memberanikan diri bersuara berhadapan dengan majikannya.
"Tuannn…tidak perlu seperti ini." Tolak Ibu Rani.
Ibu Rani tidak bisa menerima permintaan sang majikan yang terlalu berlebihan.Apalagi pernikahan itu bukan main-main,menyangkut masalah hati dan ikatan seumur hidup.Ibu Rani takut bagaimana tanggapan putrinya nanti.Bagi seorang ibu tak yang lebih berharga dari melihat kedua putrinya hidup bahagia bukan dengan hanya pembalasan hutang .Itu namanya kepaksaan.Ibu Rani manggut -mangut sejenak.Danendra menarik kedua punggung tangan Ibu Rani lalu menyakinkannya.
"Bu , aku akan menjaga ibu dan putri-putrimu,"ucap Danendra menyakinkan Ibu Rani.
Ibu Rani kaget sontak seketika.Ia masih mangut nggak berganjak.
"Selama ini,saya ikhlas bekerja dengan tuan.Lagipula,tuan banyak membantu saya dan kedua putri saya.Kami berhutang dengan tuan"ucap Ibu Rani dengan wajah menunduk lalu melepaskan perlahan tangan Danendra.
" Aku tahu itu,Bu,"balas Danendra
Selama bekerja dengan Danendra ,majikannya itu sudah berbuat banyak pada Ibu Rani dan kedua putrinya.Selain putrinya diijinkan tinggal di kediaman Danendra .Pendidikannya ,termasuk wang saku serta keperluan lain langsung dibiayai oleh Danendra.
Di tengah perbicaraan antara Danendra dan Ibu Rani,Asha putri bongsunya masuk.Gadis manis itu baru pulang dari sekolah,masih mengenakan seragam putih abu-abunya lengkap dengan tas ransel di punggungnya.Peluh masih membasahi punggung seragam putihnya.Belom lagi aroma debu dan jalanan yang menempel ditubuhnya.Ia harus berlari mengejar bus lalu berdesak -desak dengan penumpang yang lain di dalamnya.Sudah kebiasaan Asha ,setiap kali sampai di rumah Asha akan mencari ibunya di kediaman Tuan Danendra.Asha tahu tugas ibunya .Seketika kakinya masuk ke dalam rumah ia melihat Tuan Danendra.
"Tuan ..," sapa Asha menunduk ketika berhadapan dengan majikan ibunya itu.Merapikan rambutnya yang dikepang dua.Ia tidak mendengar pembicaraan ibunya dengan sang majikan.Tanpa merasa malu Asha terus berlari anak ke arah ibunya lalu mendakap memeluk mengucupi kedua pipi ibunya tidak peduli majikan ibunya yang masih berada disitu menyaksikan ibu dan putrinya.
"As, kangen ibu," jelas Asha memeluk ibunya kembali.Ibu Rani membalas pelukan ibunya, lalu menepuk lembut belakang Asha yang manja itu.
"Sudah gadis,masih tidak malu ,kan Tuan Dan masih disitu.sudahhh..sudah..,"jelas Bu Rani lalu melepaskan pelukan ,menjentik manja hidung Asha lembut.Sementara Danendra yang masih sontak di situ.
"Jika aku suamimu ,adakah dia memeluk seperti memperlakukan kepada ibunya?"rintih batin Danendra.
"Aku akan menikahinya dalam minggu ini.Setelahnya…aku akan kembali ke Jakarta ."Danendra mengatakan langsung dihadapan ibu dan anak itu dengan tegas dan yakin.Tangannya mengarah ke arah Asha.Sontak kaget Asha langsung mengangkat kepalanya terkejut.Menatap sekilas ke arah majikan ibunya itu,kemudian menundukkan kepalanya lagi.
"Apakah aku tidak salah dengar?Menikah dengan Tuan Dan?Ahhh!!! Gila!!"ucap batin Asha menenangkan dirinya.Tangan Asha meremas ujung seragam sekolahnya.Berharap ia salah dengar atau Tuan Dan salah bicara.Malang tidak! Kembali Danendra menegaskan.Tak tersangka Danendra dan Asha saling bertatapan.Terasa detak degup jantung Asha.
"Aku akan menikahi Asha ,Bu ,"jelas Danendra sekali lagi malah diperjelas dengan nama calon perempuan yang akan dinikahinya.
Ini bukan pertanyaan,lebih ke penyataan.Tidak ada kesempatan untuk setuju dan ataupun menolak.Danendra sudah menyatakan pendapatnya.Danendra hanya sedang menunggu kata setuju dari mulut Bu Rani atau cukup persetujuan dari Asha.Asha melirik ke ibunya yang sama kaget dengan dirinya.
"Tuan..,"panggil Ibu Rani.
"Kita bicarakan lagi nanti,"potong Danendra.Danendra mengarah bola mata nya ke arah Asha.
" Aku akan menikahimu,ASHA BIANTARA," Danendra memperjelaskan lagi.Ia segera melepaskan jasnya , menyerahkan pada Asha yang berdiri mematung.
Asha dan Ibu Rani tersentap disitu .Seakan percaya,seakan tidak. Lamunan Asha terhenti apabila Tuan Danendra menyerahkan jas kepadanya.Terlihat Asha buru -buru menerima jas yang disodorkan padanya.Asha masih binggung dan bertanya-tanya.Apa maksud dari semua pernyataan majikan ibunya itu.Asha bahkan belum menamatkan bangku SMA yang tinggal 6 bulan akan tamat .Masih banyak cita-cita dan impian yang dirangkai di otaknya.Tetapi kata-kata majikannya , menghancurkan semua impiannya.Tidak terasa air matanya mengalir.
" Ini serius ? Ini nyata?"tanya Asha dalam hatinya.
Asha seakan tidak percaya penyataan majikan ibunya .Tuan yang sangat ia dihormatinya tiba-tiba menyatakan pendapat .Bohong jika dikatakan tidak kaget.Sumpah !Pikiran Asha berantakan ,mungkin jika ketika ini ia memegang sesuatu ,boleh dipastikan terlepas dari tangan. Asha memberanikan diri melirik ke arah sang majikan ibunya.
Oppppps!!!
Mata mereka bertatapan , jantung Asha berdetak laju.
"Sang hati ,kenapamu bedetak deras sekali?"tanya batin Asha.
Ibu Rani diam seribu bahasa lalu menyambung rutin kerja didapurnya.