Chereads / Anak sang pembantu / Chapter 5 - Chapter 5: Pernikahan Asha dan Danendra

Chapter 5 - Chapter 5: Pernikahan Asha dan Danendra

***Di kediaman Danendra**

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba.

Asha sudah mengenakan gaun pengantin sambil memegang buket.Bersiap menuju ke tempat dimana Asha akan mengucapkan janji suci pernikahannya dengan sang majikan.Sejak menyetujui menikah dengan Danendra,tiada lagi perbicaraan lagi diantara keduanya.Danendra sibok di kantor dan Asha masih tetap ke sekolah seperti biasa.Hanya Ibu Rani yang sibok kesana kemari ditemani sopir , Om Rudy yang baru diupah oleh Tuan Danendra ,mencari gaun dan penata rias untuk putrinya.

Begitu Asha keluar dari kamarnya,Danendra tersenyum puas memandang dari kejauhan.Dari upik abu ,Asha menjelma menjadi gadis cantik.Sama sekali tidak seperti bayangannya,gadis polos,gadis kecil berseragam putih abu-abu yang berhias keringat dan debu.Yang dengkil dengan rambut panjang yang berantakan dan lungu.

" Gadis kecil ini cantik juga setelah didandani," ucap batin Danendra .

"Pilihan ku memang selalu tepat."batin Danendra berkata lagi.

Jangan ditanya bagaimana gugupnya perasaan Asha.Biasanya,ia hanya menatap sang majikan dari kejauhan,tetapi hari ini berdiri berdampingan.Bersebelahan dengan lengan saling menempel satu sama lain, bahkan Asha bisa memeluk lengan Danendra dengan leluasa.Jantungnya berdetak kencang dan tak beraturan.Wajah kaki dan tubuhnya tidak berekspresi.Beruntung Danendra selalu menenangkan.Bahkan,berkali - kali pria itu harus membantunya merapikan ujung gaun yang selalu terinjak oleh sepatu hak tingginya kerana terlalu panik.

"Tuan..tidak perlu,"ucap Asha merasa sungkan,saat Danendra berjongkok merapikan ujung gaun pengantinnya.

Danendra hanya tersenyum, menatap tanpa bersuara.Memperhatikan gadis yang sebentar lagi akan menjadi nyonya Danendra Isam Aldari.Gadis kecil pilihannya sendiri.Danendra tidak mau memikirkan terlalu jauh,hanya menjalani apa yang ada di depan matanya saat ini.

Adegen yang paling menegangkan pun tiba.Saat Asha diminta menyematkan cincin di jari manis Danendra.Tangan Asha dingin dan dan gemetaran.Selama ini Asha tidak pernah menyentuh Danendra.Sekadar menatap terlalu lama pun Asha tidak memiliki keberanian,Asha tahu statusnya.Setiap kali bertemu Danendra,Asha lebih banyak menundukkan kepala untuk menjaga sopannya sebagai anak dari seorang pembantu.Asha tahu beda tinggi dan rendah. Terlihat Danendra memanggil Asha berulang kali menyadarkan gadis kecil itu dari lamunan.Sedari tadi semua yang hadir menunggu Asha menyematkan cincin penanda hubungan suami isteri di antara mereka.

"As !! As!!"panggil Danendra menyodorkan tangannya yang menggantung ke hadapan Asha.Pertanda Danendra resmi menjadi suami dari Asha Biantara.

Dengan ragu,Asha meraih tangan Danendra.Tangan bergemetaran,Asha memasangkan cincinnya itu dengan bersusah payah.Ia harus mencoba berkali-kali untuk menyematkan cincin putih di jari Danendra.

"Tenang As!! Aku tidak memarahi mu,aku suamimu,As!"bisik Danendra saat melihat wajah tegang Asha ketika menyentuh tangannya.Danendra bisa merasakan betapa dinginnya telapak tangan sang istri saat ini.

Setelah cincin itu tersemat,Asha bisa tersenyum lega.Namun rasa gugup itu datang lagi ,saat Danendra dipersila untuk menciumnya.

"Aduh! Bagaimana ini?"Asha membatin.

Danendra tersenyum tanpa beban,berbanding Asha yang memaksa bibirnya merekah sempurna.Gadis kecil bergaun putih itu menatap ke arah Bu Rani terus menerus,seolah meminta sang ibunya menyelamatkannya.Tangannya menggenggam erat buket,berusaha membuang rasa gugup dan menenangkan jantungnya yang berdetak kencang.Berdiri begini dekat dengan Danendra,Asha bisa mencium perfume mahal majikannya yang memabukkan sekaligus menenangkan.Danendra mendaratkan ciuman di kening Asha tanpa aba -aba atau penduluan terlebih dulu.Begitu cepat dan tiba-tiba,sontak membuat Asha memejamkan mata rapat-rapatnya sampai kerutan muncul di kedua sudut matanya.

" Buka matamu,As!"perintah Danendra saat ia berhasil menyelesaikan tugasnya mencium Asha.Tersenyum,Danendra menatap sang istri yang masih memejamkan mata.

"Hah! Sudah..?"tanya Asha menatap Danendra lalu menunduk kembali. Danendra yang melihat kelakuan Asha hanya bida menyungging senyum.Di usia dewasanya tidak terfikir akan menikah dua kalinya dengan gadis belia yang masih lugu,polos dan tidak paham apa-apa.

"Menggemaskan !! " batin Danendra berkata ,karena ia menikah dengan gadis belia .Dan semakin cepat acara nikahnya bermaksud ia harus segera ke Jakarta.Setelah semua proses pernikahan selesai dijalani ,terlihat Danendra mengandeng istrinya keluar dari tempat acara.Tidak ada resepsi,apalagi pesta ,hanya lafaz nikah yang sah disis hukum.

"Kenapa tanganmu dingin sekali ,As?"tanya Danendra membuka pintu mobil untuk istrinya.

"Maaf ,Tuan.Aku masih takut dan gugup," jawab Asha polos lalu menunduk kepalanya ,memaling ke arah luar .

" Mulai sekarang kamu harus terbiasa denganku.Aku tidak ingin mengecewakan ibumu.Em…mulai sekarang dia juga ibuku." Ucap Danendra menyusul duduk di tempat duduk belakang bersebelahan dengan Asha.Sepanjang perjalanan ,keduanya membisu.Danendra sibuk dengan ponselnya.Asha hanya mendagu memandang ke luar yang udah gelap.

"As, ini malam kamu tidur di kamarku," ucap Danendra memecah di dalam keheningan kenderaan Alphard.Om Rudi meneruskan pemanduannya.

" saya perlu menyiapkan kerja sekolahku dulu,Tuan."Asha menjelaskan.

Danendra hanya fokus ke ponselnya.

Asha melirik ke arah Danendra yang duduk si sebelahnya .Danendra sepertinya tidak mendengari apa yang dibicarakannya.

"Udah!!!! Biarin!!" Gertak batin Asha.

***Kediaman Danendra*

Saat tiba di rumah,Asha langsung masuk ke kamarnya.Mencari keberadaan ibunya yang sudah kembali terlebih dulu.

"Bu,kenapa nanggis," tanya Asha saat melihat ibunya menanggis di sisi ranjang sambil menitik air mata.

" Bukannya ibu bilang akan bahagia aku menikah?"lanjut Asha

"Tidak apa-apa.Ibu hanya merindukan kakakmu.Dia tidak bisa pulang menghadiri pernikahanmu."jelas Bu Rani masih terisik.

" Maafkan ibu ,jika keputusan pernikahan ini membuatmu derita dan memusnahkan impian dan cita-citamu."Jelas Ibu Rani lagi.Sang ibu meluahkan yang terbuku di hati.Asha lalu memeluk ibunya lalu membelai lembut belakang ibunya.

"Tidak apa -apa,Bu .Lagi pula tidak ada yang istimewa dengan pernikahanku.Kami bernikah bukan kerana cinta tapi karena keadaan.Dan aku tidak bisa menolak Tuan Dan yang sudah baik pada keluarga kita." Jawab Asha, menghapus air mata yang jatuh di pipi ibunya yang mulai berkerut.

"As,ingin sekali ibu ceritakan kisah silam Tuan Dan kepadamu,tapi aku tidak bisa takut dirimu kecewa ,As! Biarlah Tuan Dan sendiri menceritakan masa silamnya padamu ,Nak,"kata Ibu Rani serba salah.seorang majikannya yang sangat menghormatinya dan menyayanginya ,manakala Asha anak kandungannya.Dia tidak ingin keadaan memburuk ,lalu membiarkan Maha Esa menjalankan rencananya.

" Bu,bisa tolong lepaskan gaunku.Aku sudah tidak nyaman mengenakannya," pinta Asha.

"Nanti saja As, tidak enak dengan Tuan Dan.Siapa tahu dia membutuhkanmu dengan gaun ini,"tolak Ibu Rani.

"Ya , Bu!" Sahut Asha menurut

" Nak , kamu sudah menikah dengan Tuan Dan.Mulai sekarang kamu harus mendengarkan semua perkataannya.Dia suamimu.Jangan mengecewakannya.Itu sama saja kamu mengecewakan ibu.Kamu tahu kan…bagaimana jasanya untuk keluarga kita.Untukmu dan kakak Isyana," nasehat Ibu Rani.

" Ya , Bu!"sahut Asha

" Temui suamimu,mungkin dia juga sedang mencarimu sekarang," pinta Ibu Rani

Asha mengangguk dan segera keluar.Asha sempat terkejut saat membuka pintu dan mendapati Danendra sudah menunggu di hadapan pintu.

" Maaf ,Tuan,"ucap Asha menunduk.

" Ibu ada di dalam?" Tanya Danendra.Menjulurkan kepala, mengintip ke dalam kamar Ibu Rani yang sekarang sudah menjadi ibu mertuanya.

" Ibu di dalam.Mau aku panggilkan,Tuan ? Tanya Asha.

Danendra menggangguk, " Tolong,Ya."

"Bentaran ,Tuan, Bolehkah aku melepaskan gaun ini?"tanya Asha .Ia terasa kekok .

" Ya,semua acaranya udah selesai kok.Kamu rimas?"balas Danendra sambil tersenyum melihat ulah Asha .

"Terima kasih ,Tuan.Aku ingin menpersiapkan kerja sekolahku ,setelah itu akan ke kamar ."jelas Asha .Dia tidak mau Danendra beranggapan yang tidak benar.Lalu Asha memanggil ibunya ,Ibu Rani.

Tak lama,terlihat Ibu Rani keluar dari kamarnya menemui majikan yang berdiri menunggu.

" Kita bicara di ruang kerjaku," ucap Danendra langsung meminta Ibu Rani mengikutinya.

"Sebentar,Tuan.Aku bantu Asha lepaskan gaunnya dulu,ya."pinta Ibu Rani mengundur diri lalu masuk ke kamar kembali.

Danendra hanya mengganguk kepala lalu berlalu pergi ke ruang kerjanya. Setelah membantu putrinya membuka gaun nikah nya lalu menyusul Danendra ke ruang kerjanya.Setelah membersihkan diri ,Asha yang cukup tahu diri,memilih masuk ke kamar.Meluruskan kaki, menghilangkan penat setelah harian ini perasaannya naik seperti rollercoaster.Asha menpersiapkan kerja sekolahnya di dikirim teman sekelas di wassup group.Ia tidak mahu berdiri di balkoni kelas.