**Kediaman Bu Rani di Surabaya**
Asha berlari masuk ke dalam rumah, membiarkan mobilnya terparkir asal di halaman rumah.Asha berlari mendapatkan ibunya.Asha takut perkara buruk terjadi.Asha harap ibunya baik -baik.
"Bu !!" Panggil Asha terburu -buru.
Ceklek. Pintu kamar terbentang sempurna ,tampak Bu Rani sedang berbaring menahan sakitnya.
"Ibu….kenapa?"tanyanya pada pembantu yang diperkerjakan khusus untuk mengurus sang ibu.
"Sesak napas ,Non,"jawab sang pembantu.
"Asma ibu kambuh lagi," ucap Asha mengelus lembut punggung ibunya.
" Ibu tidak apa-apa, Nak.Ibu hanya merindukan kakakmu.Sudah hampir empat tahun kakakmu tidak pulang,"sahut Bu Rani lemah.
"Sebentar, aku coba menghubungi kak Isyana,"ucap Asha mengeluarkan ponsel di dalam tas.
Beberapa kali Asha menghubungi ,tidak ada satu pun tersambung.
"Bu,nanti coba aku cari nomor kantor kak Isyana.Di sini, nomor ponsel kak Isyana tidak tersambung,"jelas Asha berusaha menenangkan sang ibu. Asha bergegas keluar dari kamar,mencari nomor perusahaaan Danendra.Ka-kanya bekerja di sana.Asha berharap bisa mencari sang kakak di sana. Panggilan Asha tersambung ke customer service perusahaan.
" D.I.A GROUP SDN. BHD,selamat siang.Ada yang bisa di bantu ?"sapa gadis yang menerima telepon dari seberang.
"Maaf,Mbak…apa bisa bicara dengan ibu Isyana Biantara?"tanya Asha.
" Maaf,Bu.Dari mana,ya?"tanya gadis di seberang telefon.
" Saya adiknya,Asha.Saya ada keperluan dengan ibu Isyana,"jawab Asha.
" Ibu Isyana bekerja di divisi mana,Mbak?tanya gadis dari seberang.
"Saya kurang tahu,Mbak,"sahut Asha.
"Sebentar ,Ya,"hening sejenak.Asha menunggu.
Tak lama kemudian,suara gadis terdengar kembali dari seberang.
"Maaf ,Mbak.Ibu Isyana sedang rapat.Mungkin bisa menghubunginya nanti.
"Oke,terima kasih,Mbak,"sahut Asha.
Setelah gagal menghubungi kakaknya,Asha kembali menemui ibunya yang sedang sakit di dalam kamar.
"Bu, kak Isyana sedang rapat,Bu,"jelas Asha.
"Kakmu sudah lama tidak menghubungi ibu.Ibu sangat mengkhawatirkannya.setiap ibu hubungi selalu tidak bisa.Apa dia menganti nomor ponselnya?keluh Ibu Rani.
"Aku akan coba menghubungi Kak Isyana.Kalau sampai tidak bisa ,aku akan menyusul kak Isyana ke Jakarta dan mengajaknya pulang menjenguk ibu.Ibu jangan khawatir?"ucap Asha berusaha menenangkan ibunya.
Setelah dua hari,Asha tetap tidak bisa menghubungi sang kakak.Sedang Kondisi fisik ibunya semakin menurun.Setiap hari hanya memanggil nama sang kakak.Rindu yang menumpuk selama empat tahun ini,membuat hari -hari ibu Rani hanya memikirkan Isyana. Malam itu memijat sang ibu di kamar,Asha pun berpamitan untuk menyusul kakaknya ke Jakarta.Hanya berbekal alamat kantor Danendra di google,Asha memberanikan diri menyusul kakanya.Kota yang selama ini hanya didengarnya dari cerita orang,dilihat dari televisi.Jakarta seakan jauh,tak terjangkau dan di awang -awang bagi Asha.
"Bu ,besok aku ke Jakarta.Aku janji akan membawa pulang Kak Isyana untuk ibu,"ucap Asha.
"Ya ,Nak.Mudah -mudahan kamu bisa segera bertemu dengan kakakmu,"kata sang ibu.
"Kamu tidak menghubungi Tuan Dan?Ini nomor pensel Danendra,ibu tahu kamu mengantikan nomor ponselmu,"kata ibunya lalu memberi secarik kertas tertulis nomor ponsel Danendra.Sebenarnya Bu Rani tidak mau membahas tentang mantan majikannya yang kini menantunya.Selama tiga tahun ini,Bu Rani melihat sendiri bagaimana hubungan Danendra dan Asha yang tidak berjalan sempurna kayak suami istri.
"Tidak ,ibu.Tuan Dan pasti sibuk sekali," sahut Asha,menunduk untuk menutupi kecewanya pada sang suami.Setelah itu ,Asha menghubungi Farzan.
"Selamat siang,Mas,Farzan.Apa bisa aku minta rehat dua hari?Aku ingin ke Jakarta mencari kakakku.Kondisi fisik ibuku sangat buruk."Asha menjelaskan semuanya tekala Farzan menjawab panggilannya.
"Kamu yakin sendirian ke Jakarta?Mau aku temani?"Tanya Farzan yang khawatir Asha keseorangan ke Jakarta.Asha belum pernah ke kota metropolitian itu.
" Tidak apa -apa ,Mas.Aku bisa kok.Nanti aku pulang dari Jakarta aku langsung ke kantor ,Ya,"jelas Asha menenangkan Farzan.
" Baiklah ,As .Kalau butuh keperluan hubungi aku ,ya," kata Farzan lagi.
" Ya ,Mas.Mohon kabar ke Pak Ardiyanto,aku permisi ia,"balas Asha lalu mematikan ponsel .
" selamat siang Betty,"Asha meghubungi karyawan tokonya.
"Ya ,Nyonya,"balas Karyawan bernama Betty.
"Aku ada urusan ke Jakarta selama dua hati,Uruskan toko dan kirimkan data dan pesanan ke dalam emailku,"kata Asha.
"Baiklah ,Nyonya.Moga dipermudahkan perjalanan ,Nyonya."doa Betty buat majikannya.
** Di Jakarta**
Asha turun dari taksi,tepat di depan kantor D.I.A GROUP SDN. BHD. logo besar di legar atas.Asha sempat terkagum-kagum dengan gedung belasan lantai milik suaminya.
"Ternyata dia bukan orang sembarangan,"batin Asha mengomel.
Saat melangkah masuk ke dalam gedung,kekagumannya kian bertambah.Interior gedung itu sangat bagus dan berkelas.Asha mengedar pandangan,mencari tempat bertanya.
"Permisi,Mbak.Saya bisa bertemu dengan ibu Isyana Biantara,saya adiknya?"Asha berkata saat sudah berdiri di depan meja.
"Maaf,dengan siapa ya,Mbak?"tanya seorang gadis tersenyum.Merespon pertanyaan Asha.
"Asha,Nama saya Asha Biantara,Mbak,"Asha memperkenalkan diri.
"Tunggu sebentar ,ya.Mbak bisa menunggu di sana,"jawab sang gadis,menujuk ke arah sofa yang disediakan untuk para tamu menunggu.
Mau tidak mau Asha harus melangkah kaki dan duduk menunggu.Terlihat ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya,mengirim pesan untuk ibunya dan Farzan.
Bu,aku sudah di Jakarta.Menunggu kak Isyana. Pesanan teks Asha terkirim.
Farzan,Aku sudah di Jakarta.pesan teks terkirim lagi.
Saat menyimpan ponselnya, mata Asha tertumpu pada sosok tampan dan berwibawa yang baru saja masuk ke gedung,melewati tempatnya duduk menunggu.Laki-laki yang wajahnya tidak asing untuk Asha.Selama delapan tahun ia tinggal bersama.
Deg—
"Tuan Dan"ucap Asha pelan tidak hampir kedengaran.
Laki-laki itu sedang berjalan masuk ke dalam tergesa-gesa.Bahkan pandangannya fokus ke depan,tidak terpengaruh dengan ramainya orang di sekitar.Terlihat seorang laki-laki muda berjalan di sampingnya.Tidak ada sedikit niat Asha untuk menyapa.Mungkin rasa sakit diabaikan selama tiga tahun ini,Asha memilih untuk tidak mencari tahu atau memupuk perasaan lebih pada suaminya.Asha cukup tahu diri,siapa dirinya yang hanya anak seorang pembantu.Dan siapa sang suami,pemilik gedung dan perusahaan tempat berdiri saat ini. Satu jam menunggu,Asha akhirnya mencari informasi kembali pada gadis-gadis yang terlihat sibuk menerima panggilan yang masuk ke perusahaan.
"Maaf ,Mbak.Bagaimana?"tanya Asha.
"Ya ,ampun,saya lupa,maaf-maaf.Banyak pekerjaan jadi lupa," sahut sang gadis.Meminta maaf dengan kedua tangan mengatup di depan dada.Ada rasa bersalah bergelayut di mana gadis itu.
"Tunggu sebentar,Mbak," lanjutnya lagi.
Kembali Asha harus menunggu.Jangan ditanya bagaimana perasaannya.Setengah jam menunggu,berdiri di depan meja customer service.Setelah berhasil mendapat informasi,ia harus menelan kekecewaan kembali.
"Maaf ?mbak,Ibu Isyana sedang tidak sehat.Sehabis makan siang tadi,sudah tidak kembali ke kantor.
" Mbak,saya memiliki nomor ponsel yang lama,tetapi sekarang sudah tidak bisa dihubungi,"jelas Asha lagi.
Mbak,kalau alamatnya..,apa bisa saya mendapatkan alamatnya.Saya benar -benar harus bertemu dengan Ibu Isyana ,saya adiknya."jelas Asha.Terlihat Asha mengeluarkan tanda pengenal dari dompet dan menyodorkan.
"Maaf,Mbak.Saya tidak bisa memberi informasi tentang karyawan di sini,"tolaknya.
"Besok,Mbak bisa kembali lagi,"usul sang gadis lagi, menyodorkan kembali tanda pengenal kepada Asha.
Asha sudah terduduk lemas.Asha menghabiskan banyak waktu untuk menunggu,tetapi tidak mendapat apa-apa.Kalau harus menunggu besok lagi,Asha khawatir Kondisi ibunya di Surabaya. Ini saja Asha terpaksa meninggalkan sang ibu sendirian.Kalau bukan demi membawa pulang kakaknya,Asha tidak mau mengambil keputusan ini.Asha menyeluk poket celana jean ketatnya lalu mengeluarkan secarik kertas yang ibu berikan..
Apakah itu?