Chereads / Anak sang pembantu / Chapter 13 - Chapter 13 : Danendra Tidak Mahu Bercerai

Chapter 13 - Chapter 13 : Danendra Tidak Mahu Bercerai

Sepanjang perjalanan Jakarta - Surabaya, Danendra memilih duduk terpisah, membiarkan adik kakak

itu memiliki waktu berdua dan berbagi cerita. la masih memiliki banyak waktu berbicara dengan Asha.Begitu menginjakkan kaki di Bandara Juanda,kedua orang yang memang sudah lama tidak menghirup udara kota Pahlawan itu terlihat canggung. Asha sendiri memilih keluar menuju parkiran, mengambil mobilnya yang menginap di parkiran bandara sejak kemarin.

"Kak Isyana, tunggu di sini, ya," pinta Asha ,berlari sambil menutup kepala dengan tas, mengadang matahari yang menyengat.

Tak lama, Asha sudah muncul dengan mobil Volkwagen Mini kesayangannya dan berhenti tepat di hadapan Danendra dan kakaknya. Terlihat Asha membuka kaca jendela, dan mempersilakan kedua tamunya masuk ke mobil.Danendra yang tertegun menatap Asha yang duduk di belakang setir, memilih memasukkan koper ke

bagasi mobil.

"Isyana, kamu duduk di belakang," pintanya pada Isyana yang sudah bersiap membuka pintu depan, di sebelah Asha .Setelah memastikan semua koper masuk ke dalam bagasi, Danendra langsung berjalan menuju pintu sopir, membukanya dan meminta Asha berpindah ke kursi penumpang di sebelahnya.

"As , pindah ke sebelah!" perintahnya. Langsung memaksa masuk, tanpa menunggu persetujuan Asha .Melihat itu, Asha langsung bergeser, merelakan tempatnya untuk Danendra. la tidak mau berdebat saat ini.

"Selama aku berada di Surabaya, aku tidak mengizinkan istriku membawa mobil sendiri,"ucapnya pelan, memandang sekilas ke arah Isyana yang duduk di kursi belakang.

Sesampainya di rumah, Ibu sudah menunggu mereka dengan senyum tak pernah lepas dari

bibirnya. Asha memilih berjalan menuju ke kamarnya, membiarkan dua orang yang sudah lama tidak pulang itu saling melepas rindu.Asha mencari-cari kunci kamarnya di dalam tasnya tapi tidak ketemu .Asha baru teringat , dia mengunci dari dalam ,kuncinya tertinggal di dalam laci di kantornya.Asha memukul sendiri keningnya dengan tangannya sendiri ,merasakan kebodohannya.

" Ahh..!! Aku di kamar atas saja ,lagipun pakaianku ada sedikit di lemari .Dia terus naik ke lantai atas ,dulunya kamar Danendra . Dia harus mandi, membersihkan diri dan tidur. Dia lelah sekali.

"Astaga, aku pelupa banget deh!!"Marah Asha pada dirinya.

***** Di Lantai Bawah*****

"Bu," panggil Isyana sambil menangis memeluk ibunya.

Danendra yang melihat pemandangan itu.Akhirnya, memilih mengalah, membiarkan ibu dan anaknya itu saling bertukar cerita. Pria itu memilih beristirahat di kamar.

"Hmm, masih sama seperti tiga tahun yang lalu," ucap Danendra pelan, saat masuk ke dalam kamar yang ditempati selama detujuh tahun di Surabaya.

Tanpa permisi, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, memejamkan mata melepas lelah dan kantuknya. Danendra lupa,sekarang kamar itu sudah bukan miliknya lagi .Tiga tahun yang lalu, saat Danendra ke Jakarta, dia sudah menyerahkan kamarnya pada Asha.Asha yang baru saja keluar dari kamar mandi,masih dengan handuk membungkus tubuhnya.Asha mengarah ke lemari mahu memakai pakaian.Dia tidak menyadari kehadiran sang suami . Asha yang setengah bertelanjang tubuh. Asha menoleh kebelakang ,sontak dan kaget melihat Danendra ada di kamarnya.

"Ah ... Tuan!" jerit Asha , langsung berbalik, mendekap handuk di dadanya supaya tidak

melorot, bergegas kembali ke kamar mandi .Danendra yang mendengar suara jeritan Asha pun tidak kalah paniknya, Dia langsung membuka.mata dan mencari asal suara, tetapi matanya langsung tertuju pada Asha yang hampir telanjang.

"Oh, My God!" seru Danendra . Segera berbaring, memejamkan matanya kembali.Dia benaran kelelahan .

Setelah insiden tadi, Asha terpaksa mengintip. Apakah situasi sudah aman terkendali untuknya keluar dan mengambil pakaian ganti.Baru saja ia meraih pakaiannya di dalam lemari, tiba-tiba Danendra sudah berdiri tepat di belakangnya. Begitu berbalik, sontak dia berteriak kembali.

"Astaga, Tuan!" ucapnya panik. Segera berlari kekamar mandi untuk berganti pakaian.

"Ckckckck." Danendra berdecak kesal, baru saja dia akan bertanya sesuatu pada Asha , gadis itu sudah berteriak kaget lagi melihatnya . Ragu-ragu, Asha keluar dari kamar mandi dan menghampiri mantan majikannya itu.

"Ada apa Tuan mencariku?" tanya Asha , berdiri di ujung ranjang, tempat Danendra berbaring.

"Koperku di mana, As ?" tanya Danendra setelah tadi sempat mencari kopernya ke seluruh penjuru

kamar, tetapi tetap tidak menemukannya.Asha terbelalak, ia melupakan sesuatu.

"Tuan, tidur di sini malam ini?" tanya Asha ragu.

"Tidak, tidak hanya malam ini. Selama di Surabaya aku akan tidur di sini," jawab Danendra.

"Hah! Ta-tapi, Tuan ,"Asha terkejut dan ragu melanjutkan kata-katanya.

"Sudahlah, jangan banyak berdebat! Toh, dia pemilik rumah ini. Kalau merasa keberatan, aku tinggal pindah kamar, " ucap Asha dalam hati .

"Baik, Tuan. Aku akan mencari koper Tuan," lanjut Asha menunduk, memilih keluar dan merelakan kamarnya untuk Danendra .

Tengah malam, saat semua orang sudah tertidur, Asha terpaksa masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil pakaian tidur.Dia sengaja tidak masuk ke sana lagi, setelah mengetahui Danendra akan tidur di kamarnya. Dengan mengendap-endap, ia berjalan masuk perlahan supaya tidak membangunkan Danendra.Selama mantan majikannya di Surabaya, dia memilih tidur di kamar lain untuk kenyamanan bersama. Terlalu lama berpisah, membuat rasa sungkan itu semakin besar di dalam hatinya.Apalagi, Asha berencana menuntut cerai Danendra setelah ini.Namun, nasibnya tidak terlalu beruntung, baru saja masuk ke dalam dan menutup kembali pintu kamar pelan, Danendra sudah menyapanya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Danendra tiba-tiba.Laki-laki itu sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil mengecek ponselnya.

"Maaf, Tuan. Aku tidur di kamar lain saja," jawab Asha pelan, takut menghadapi reaksi Danendra .

"Ckckck ... tidur di sini. Apa kata Ibu nanti saat melihatmu tidur di kamar lain," ujar Danendra, meletakkan ponsel di atas meja kecil samping tempattidur.

"Tidur di sini!" Bara menepuk ranjang kosong di sebelahnya.

"Ba ... baik, Tuan." Danendra menurut setelah melihat tatapan tajam Danendra yang tertuju padanya.

Danendra sebenarnya butuh Asha berada di kamar ini, untuk membahas hubungan mereka yang sekarang berada di ujung tanduk. Danendra yakin Asha akan menggugat cerainya. Tadi Danendra sempat mendengar percakapan Asha dengan seseorang di ponsel, menanyakan prosedur pengajuan gugatan perceraian di pengadilan.Asha menelepon Farzan.Farzan satu-satunya yang Asha percayai .Asha tahu Farzan menyukainya, tetapi Asha tahu statusnya menjarakkan pembatasan.

"As , aku sungguh tidak mau bercerai. Bahkan mendengarnya saja aku tidak mau," ucap Danendra membuka pembicaraan.

Danendra sudah pernah bercerai dengan mantan istrinya ,Danisha yang model terkena tujuh tahun yang lalu. Yang mengantarnya menginjakkan kaki ke Surabaya,meninggalkan Jakarta.Rasanya sakit dan sampai sekarang Danendra masih merasakan sakit karena perceraian itu.Danendra dan mantan istrinya berpacaran sejak SMA, tetapi selama kuliah mereka menjalin hubungan jarakjauh. Danendra menyelesaikan kuliahnya di Amerika dan mantan istrinya tetap di Jakarta. Siapa menyangka, selama ditinggalkan mantan istrinya berselingkuh darinya. Bahkan sampai hamil dengan selingkuhannya.

Karna cinta yang terlalu besar, Danendra tetap menerima sang mantan istri setelah kembali ke Jakarta. Menerimanya, yang saat itu menjadi single parent untuk anaknya yang masih kecil.Ayah anaknya pergi dan tidak mau bertanggungjawab.Danendra sebenarnya sudah mau menolak, tetapi lagi-lagi cinta membuat segalanya menjadi tidak masuk akal. Dan akhirnya, ia tetap menikahi sang mantan dengan harapan istrinya akan berubah setelah mereka menikah. Namun baru setahun menikah, Danendra sudah diselingkuhi lagi.

Pukulan terberat untuk Danendra . Bahkan sampai sekarang pun masih ada sisa Cinta untuk sang mantan istri, walau ia menutup rapat semuanya.Dengan berat hati ia menceraikan Danisha sang mantan istri. Setelah berjuang selama setahun untuk tetap mempertahankan rumah tangganya dengan harapan Danisha bisa berubah menjadi istri yang baik.

"As , aku benar-benar tidak mau bercerai," ucap Danendra pelan.