"Onti Ana," celoteh Hayana langsung mengulurkan tangannya pada Isyana yang sedang berjalan menuju teras. Isyana hanya mencium sekilas pipi Hayana.
"Onty capek, Sayang. Nanti baru gendong Hayana, ya,"ucap Isyana, melangkah masuk ke dalan rumah.
Isyana belum menyiapkan hati melihat pemandangan yang akan mencabik-cabik perasaannya sebentar lagi. Jadi Isyana memilih masuk ke dalam, menangis di dalam kamar sepuasnya.Asha yang baru turun dari mobil memilih diam ditempat, berdiri sambil menatap pada gadis kecil yang sedang berada dalam gendongan pengasuhnya. Asha tidak tahu harus berbuat apa.Isyana , kakaknya sudah melenggang masuk kedalam rumah tanpa mengajaknya. Bahkan tanpabicara sepatah kata pun. Sejak mengetahui Danendra akan datang dan menjemput mereka, Isyana mendadak diam dan tidak mau bicara padanya.
"Ayo, As ," ajak Danendra , setelah melihat Asha yang ragu dan canggung berdiri mematung Mendengar ajakan Danendra, Asha pun berjalan mengekor di belakang.
"Hai, Hayana, kangen Daddy?" tanya Danendra pada putri kesayangannya saat jarak mereka semakin dekat. Kedua tangan Danendra, sudah terulur mengambil alih Hayana dari tangan sang pengasuh.
"Angen," sahut Hayana sambil tertawa. Tangan mungilnya sedang menarik dan mengacak rambut hitam Danendra .
"Daddy kangen. Muach!" Danendra mencium pipi gembul putrinya, yang sekarang tertawa geli.
"Hayana , lihat Daddy bawa siapa?" tanya Danendra,membawa putrinya mendekat pada Asha .Mata Hayana menyipit, menatap Asha tanpa berkedip. Kedua tangan mungil itu sedang memeluk erat leher Danendra.
"Ini Mommy. Hayana mau bertemu Mommy,kan?" tanya Danendra, mengenalkan Asha pada putrinya
"Ma ... mi .... " Hayana mengulang kata yang diucapkan Danendra, sambil malu-malu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Danendra. Terlihat Hayana mengintip Asha diam-diam, sambil tertunduk.Asha terkejut, saat mengetahui Danendra mengenalkan dirinya sebagai Mommy pada anak kakaknya. la tidak pernah tahu bagaimana cerita ini berawal, tetapi ia tidak pernah berpikir kalau selama ini Danendra akan mengenalkan dirinya sebagai Mommy dari Hayana.
"Lalu, anak ini memanggil Kak Isyana apa," batin Asha bertanya.
"Kenapa malu? Bukannya mau bertemu Mommy," bujuk Danendra supaya Hayana mau menatap Asha.
"Ma ... mi." Hayana kembali memanggil, sesuai dengan apa yang baru saja diucapkan Danendra.
Hayana tetap memeluk erat leher Danendra , tetapi pandangannya malu-malu. Bersembunyi dan
menatap Asha .
"Mau digendong Mommy?" tawar Danendra pada Hayana yang masih saja menyembunyikan wajahnya malu-malu sambil mengintip ke arah Asha.
"Ya, sudah. Ayo kita ajak Mommy masuk, ya,"ucap Danendra, sambil melihat ke arah Asha yang
masih saja mematung.
"Ayo, As," ajak Danendra . Langsung meraih tangan Asha tanpa permisi, menggengam dan mengajak istrinya masuk ke dalam rumah.
Deg——
Bersentuhan pertama kali dengan suaminya, setelah tiga tahun terpisah. Jantung Asha berdetak kencang. Kalau Danendra bisa merasakan, telapak tangannya mendingin saat ini. Namun, laki-
laki itu terlihat biasa saja. Tidak ada kegugupan atau rasa aneh bersentuhan tangan dengannya. Danendra tetap menggenggam tangannya, sambil menggendong Hayana dengan tangan yang lain.Danendra baru melepaskan genggaman tangannya saat mereka sudah berada di ruang keluarga, tempat di mana mainan Hayana berkumpul dan berserakan di mana-mana.
Deg—
Lagi-lagi Asha dibuat terkejut, saat melihat foto pernikahan mereka terpajang di dinding rumah
Danendra.Asha menatap Danendra yang sedang menurunkan Hayana. Laki-laki itu terlihat normal, tidak adayang aneh. Hayana yang sedang berdiri langsung memeluk kaki pengasuhnya, sambil mengintip ke arah Asha.Danendra tersenyum melihat kelakuan Hayana.
"Hayana mau digendong Mommy?" tanya Danendra, berjongkok supaya bisa menyejajarkan
tingginya dengan Hayana. Melihat sikap pemalu Hayana, akhirnya Danendra menuntun putrinya
mendekat pada Asha .
"Mommy, Hayana mau digendong," ucap Danendra ,saat tubuh mungil Hayana sudah berada didekat kaki Asha .
Asha terkejut, tetapi kemudian langsung tersenyum. Membungkuk, meraih tubuh mungil Hayana dan menggendongnya. Hayana yang masih malu-malu langsung menyembunyikan wajahnya di leher Danendra . Kedua tangannya bergelayut manja pada Asha.
"Hayana suka?" tanya Danendra, menatap putrinya yang sedang berada di gendongan Asha.
"Shuka," jawab Hayana tersenyum malu-malu.
"Mommy Hayana mana?" tanya Danendra kembali, menunggu jawaban Hayana.
"Ini !"Hayana menjawab sambil menepuk bahu Asha. Lagi-lagi gadis kecil itu malu-malu, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Asha.
"Bukan di sana?" tanya Danendra menunjuk foto pernikahannya dengan Asha.
Hayana menggeleng.
"Ini Mami," ucapnya. menyandarkan kepalanya di pundak Asha .Sejak merasakan gendongan Asha, Hayana sudah tidak mau turun lagi. Hayana bahkan hampir tertidur, kalau Danendra tidak meraih kembali tubuh Hayana dan menyerahkan pada pengasuhnya.
"Sus, tolong bawa Hayana tidur, sepertinya dia sudah mengantuk lagi. Danendra membawa Asha menuju kamar, lebih tepatnya kamar mereka.
"As , kita perlu bicara serius," ucap Danendra membuka pembicaraan, saat mereka sudah berada di kamar tidur Danendara.
Deg
"Bahkan di kamar tidurnya, ada foto pernikahan kami."Asha menatap foto itu, tidak bisa berkata-kata.
"As , dengan atau tanpamu di sini, kamu tetap Nyonya rumah ini," ucap Danendra.Asha tertunduk.
"Hayana membutuhkanmu. Dia hanya tahu,kalau kamu Mommy-nya dan aku Daddy-nya."jelas Danendra .
"Bagaimana dengan Kak Isyana?" tanya Asha . Asha merasa kasihan dengan kakaknya. Hayana
adalah putri kakaknya, tetapi Isyana tidak bisa mengakui putrinya sendiri.
"Ini demi kebaikan Hayana. Aku berjanji ... suatu saat Hayana akan mengetahui siapa ibu kandungnya. Kalau memang sudah waktunya, kita akan mengatakan yang sebenarnya pada Hayana," jelas Danendra .
"Kasihan ... Kak Isyana," ucap Asha pelan. Membayangkan bagaimana perasaan kakaknya yang tidak bisa mengakui anak yang dilahirkannya dengan bertarung nyawa. Anak yang selama sembilan bulan berbagi kehidupan, berbagi napas, berbagi senyuman, berbagi tangisan dengannya.
"Maaf, aku hanya bisa membantu putrinya, tetapi tidak dengan ibunya." Danendra berkata.
Asha hanya menggangguk paham.
"Tuan tidak membantu ibunya tetapi mengurus kebutuhan, keinginan dan kehidupan ibu dan anak ini. Berarti mereka sangat penting bagimu,Tuan,"ucap Asha mengarah ke Danendra .
" Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat ,menyaksikan mereka dalam kehidupan tuan,"lanjut Asha dengan yakin.Danendra tertegun dengan penyataan Asha sebentar tadi.Danendra tahu ada maksud di dalam penyataan Asha.
"Hayana . Aku memberinya nama itu. Nama itu adalah gabungan dari kedua nama ibunya.Namamu Asha dan nama, Isyana menjadi HAYANA .Aribell nama diberikan Isyana untuk putrinya . Suatu saat dia akan menerima kalian sebagai ibunya, tetapi tidak sekarang. Untuk saat ini, biarkan dia tumbuh seperti anak lainnya."jelas Danendra.
"As ," panggil Danendra .
"Setelah kamu bertemu Hayana , apakah kamu tetap mau menceraikanku?" tanya Danendra tiba-tiba.
Asha menatap Danendra .
"Aku ... aku ...."Asha terbata belum menyiapkan jawaban. Semuanya be-
gitu mengejutkan.Asha cuma menganggukkan kepalanya .Di rias wajah Danendra ,kelihatan kecewa.
Tiba-tiba ponsel Asha berdering pojok meja ,Danendra sempat melihat nama sang penelepon.
" Breng*** si Farzan.Kenapa menelepon istriku?gerutu hati Danendra.
Di masa yang sama , pintu kamar terbuka.
"Ma ... mi!!" teriak Hayana,berlari masuk ke dalam kamar. Terlihat di belakang Hayana, sang pengasuh sedang mengejarnya.
"Mami, gendong!" pinta Hayana, mengulurkan kedua tangan ke atas.Kepalanya menengadah, menatap Asha penuh harap.
Asha tersenyum, meraih tubuh gadis kecil untuk naik ke dalam gendongannya.Disebelah tangannya memegang ponselnya menjawab panggilan .
" Sore ,Far ," sapa Asha lembut ,terlihat Danendra menatapnya dengan tajam sekali .Asha paham renungan tajammya .
"Kecemburuan,"bisik batin Asha.
" Sore ,As .Semuanya baik -baik ?Ada apa yang bisa dibantu ? Tanya Farzan dari seberang,
" Terima kasih ,Far.Aku baik baik .Sekarang aku sedang rapat,nanti jika lapang ,aku meneleponmu ,Far.Maaf ,aku permisi ya," kata Asha lalu mematikan ponselnya .
"Mau bobok ... mami ... bobok Cini ... mami,"celoteh Hayana, memeluk erat Asha .
Asha membaringkan Hayana berantara dia dan Danendra.Danendra menukar posisi ke sebelah Asha .
" As , aku tidak suka pria lain meneleponmu .Aku kecemburuan ,istriku," ucap Danendra berbisik di telinga Asha .Danendra memberanikan diri memeluk Asha dari belakang ,tetapi dengan cepat Asha mengalihkan tangan sang suami .