**Flash Back siang tadi**
**DI KAMAR**
Asha yang duduk di sisi ranjang tersenyum sendirian.Kejadian siang tadi bermain di pikirkannya .
" Tampann!!"batin Asha sambil tersenyum.Ia mengagumi majikan ibunya itu.
"kalau kamu mau membuat ibumu bahagia,cukup menikah denganku secara ikhlas tanpa paksaan."Danendra berkata dengan yakin,menatap Ibu Rani dan Asha bergantian.Danendra sudah bersiap menunggu jawapan Asha.Jawaban akan memenangkanya sekaligus meluluskan rencananya.Lama Danendra menunggu jawaban yang tak kunjung keluar dari bibir Asha.Danendra melepaskan sendok dan garpu di tangannya,beralih menatap Asha yang masih setia mengunci mulutnya.
" Bu ,kalau As menikah…apa…ibu akan bahagia?"tanya Asha terbata -bata ,memecah keheningan di meja makan itu.Ia menatap wajah renta Ibu Rani.Wajah tua yang kelelahan karena harus menguruskannya dan sang kakak seorang diri,sejak ditinggal ayah.
Ibu Rani mematung di situ sambil menatap wajah putrinya.Ibu Rani tidak tahu bagaimana mau menjawab putrinya itu.Biarlah Asha sendiri berpikir karena umurnya sudah delapan belas tahun tahu mana ya atau tidak.Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang ibu.Bibir kecokaletan itu mengatup rapat.Diamnya Ibu Rani adalah jawaban.Asha cukup mengerti apa yang dipikirkan ibunya.
"Baiklah, aku akan menikah denganmu,Tuan."Jawab Asha pelahan lalu menunduk kepalanya.
**Flash Back Off***
Entah bagaimana Danendra bisa menjatuhkan pilihan pada gadis kecil dan sederhana seperti Asha.Gadis belia di hadapannya ,belum mengerti apa-apa menurutnya, tetapi Asha bukanlah gadis polos seperti pemikiran Danendra.Apalagi perlu bernikah dengan duda seperti Danendra.Dari segi usia, Danendra seharusnya memilih Isyana,kakaknya Asha.Putri sulung Ibu Rani itu telah menyelesaikan S1 dan bekerja di perusahaan Danendra.Apalagi usianya sekarang menginjak 24 tahun.Lebih pantas untuk dijadikan seorang istri,tetapi ia jarang bertemu dengan Isyana.
Sejak Ibu Rani dan kedua putrinya pindah ke kediamannya, Isyana hanya sempat tinggal beberapa bulan saja.Setelah itu,Isyana melanjutkan kuliah ke Jakarta.Kalaupun gadis itu menyempatkan pulang ke Surabaya,Danendra hampir tidak pernah bertemu dengan Isyana.Isyana lebih sering keluar dengan teman-temannya.Kalau sedang di rumah ,Isyana lebih memilih diam di kamar.Berbeda dengan adiknya Asha,yang mau membantu tugas sang ibu.Sekarang Isyana bekerja di perusahaan D.I.A GROUP SDN.BHD milik Danendra.Bagi Asha,keputusannya hanya untuk kebahagian ibunya . Ibu Rani masuk ke kamar lalu menganti bajunya,lalu duduk disebelah putrinya.
"Ibu , tahu itu berat bagimu , Sa!" Ucap Bu Rani lalu memeluk putrinya.Asha membalas pelukan ibunya.
" Jika masa kedepanmu terlalu letih dan menyerah ,katakan padaku .Aku mendukung keputusan mu,tapi aku percaya Tuan Dan tidak akan mengecewakanmu, Nak."jelas Bu Rani menenangkan Asha lalu mengecup kening putrinya.
"Bu , aku tahu pernikahanku dengan Tuan Dan hanya diatas kertas hitam putih,karenaTuan tidak mau kehilanganmu ,Bu,Sekarang ibu tidak usah repot tugas di rumah.Ibu hanya istirahat.,"jelas Asha lagi.
" Setelah tamat bangku SMA kita tinggal bersama Tuan Dan di Jakarta ia ,Bu,"ucap Asha lagi.Ibu Rani menatap putrinya lalu membelai lembut rambutnya .
" Nak, kita terlalu banyak berhutang dengannya,"Bu Rani bersuara lagi.
" Tapi…Tapi, jika selepas kamu tamat SMA Tuan Dan tidak menjemputmu,Apakah kamu harus sabar menunggu ?"tanya Ibu Rani .
"Bu,ke depannya tidak usah repot dipikirin,ikut saja rencana Maha Esa,"balas Asha menenangkan ibunya.
Naluri keibuan,Ibu Rani takut suatu hari terjadi hal yang diingini,ia terserah rencana Maha Esa.
" Nak, usah dipikirin ,udah larut, kita tidur aja ya,"Ibu Rani dan Asha pun tidur.Katil Queen size itu sudah cukup buat dia dan putrinya.
Asha berharap setelah menikah, ibunya tidak perlu lagi bekerja.Walaupun sekarang sebenarnya tanpa bekerja pun ,Ibu Rani tetap tetap tinggal di rumah Danendra.namun,Ibu Rani menolak setiap Danendra meminta tubuh renta itu beristirahat karena mencari pekerja baru menggantikannya. Danendra menambah pekerja di rumahnya serta menyediakan supir untuk memudahkan nya .
**Kesokkan Harinya***
Setelah mendengar persetujuan dari Asha kelmarin,Danendra langsung bergerak cepat .Meminta sekretaris menyiapkan sesuatunya.Dalam hitungan hari,Danendra harus menikah dengan Asha dan kembali ke Jakarta.Danendra mahu pernikahannya dirahsiakan .Tidak ada resepsi atau pesta mewah.Danendra hanya menyiapkan sebuah cincin untuk istri kecilnya.Baginya ini hanya pengesahan mereka suami istri.Bahkan Danendra hanya mengenakan salah satu koleksi Jas di lemarinya.
Untuk Asha , Danendra menyerahkan sepenuhnya pada sang calon istrinya.Ia tidak mau terlalu ikut campur.Lagipula ,alasan pernikahan ini,sama -sama tahu dengan jelas.Tidak ada cinta dan seharusnya tidak ada keterpaksaan juga.Jawaban "Ya" dijawab Asha dengan sukarela walaupun dengan alasan di belakangnya. Ibu Rani sendiri sudah menghubungi Isyana meminta sang kakak pulang.Setidaknya Isyana harus hadir di pernikahan adiknya yang sederhananya.
Memang terdengar aneh,ketika adik harus menikah lebih dulu melangkahi kakaknya,tetapi rezeki,maut,jodoh tidak ada yang tahu .Semuanya diatur Yang Kuasa.Bu Rani tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan di saat harus memilih, majikannya malah mengambil sang adik yang berusia belasan tahun.Bagi Asha , tidak yang istimewa dan kesibokkan calon pengantin lain.Asha menjalani kehidupan hariannya seperti biasa.Pakaian nikahnya semua diberesi sang ibu.Asha hanya menurut saja.
Besoknya,hari pernikahannya Asha dengan Danendra.semalaman Asha memikirkan apa yang akan terjadi besok ?Asha juga tidak mahu teman -teman sekolahnya tahu bahawa dia udah nikah.Pikiran Asha kacau,susah tidur. Melihat ibu disebelahnya tertidur,ia mencoba menutup mata dan coba mengosongi otaknya .Asha tidak mau matanya esok seperti panda di hari pernikahannya esok. Tiada kepastian kakaknya,Isyana akan menghadiri pernikahannya.Dia tahu ibunya ,Ibu Rani sedikit frustasi.
Bagi Danendra ,ini kali kedua pernikahannya,pernikahan pertama atas dasar cinta .Ini pernikahan kedua yang tidak ada dasar cinta hanya ingin dirinya status anak mertua.Danendra takut pernikahan kali ini sama dengan pernikahan dulu ,oleh itu ia mahu pernikahan nya secara tertutup .Cukuplah dirinya dan pekerja di rumahnya nya mengetahui dirinya dan Asha menikah.
Sedalam mana cinta,seluas mana kita harus berkorban dan segigih mana kita mengejar ,jika Maha Esa menakdirkan untuk kita maka kepunyaan kita.Jika bukan kepunyaan kita ,maka harus belajar menerimanya .Itu yang dipikir oleh Danendra. Tengah malam Bu Rani terbangun,melihat Asha yang tertidur di sebelahnya.Dengkuran kecil kedengaran ,Ibu Rani memegang foto suami yang di pojok meja kecil di tepi katil .
Ibu Rani berharap majikannya akan memperlakukan Asha seperti dirinya.Walaupun ,ada kesedihan di wajah Ibu Rani karena putri bongsunya,Asha terpaksa menikah muda dengan majikannya ,seorang duda.Perjalanan kedepan gadis kecil putrinya ,Asha masih panjang namun terpaksa akur demi dirinya,sambil memegang foto arwah suaminya tak terasa air mata mengalir menitis di foto arwah suaminya.Ia mendakap foto arwah ke dakapannya.