"Awas...!" teriak Alana yang kemudian dengan sigap menarik tubuh perempuan paruh baya yang hendak tertabrak mobil itu ke tepi jalan.
Alhasil Alana dan perempuan itu pun terjatuh bersama di tepi jalan, nafas mereka berdua pun terdengar terengah-engah karena syok.
"Ibu tidak apa-apa kan?" tanya Alana khawatir.
Perempuan paruh baya itu mengangguk dengan nafas yang masih tersengal karena dia benar-benar syok.
"Terimakasih kamu sudah menyelamatkan Oma, Oma berhutang budi padamu," ujar perempuan paruh baya yang penampilannya masih terlihat sangat modern dan elegan itu.
Alana hanya mengangguk seraya tersenyum, lalu membantu perempuan itu berdiri.
"Kamu sangat cantik, nama kamu siapa Sayang?" tanya perempuan itu.
"Nama saya Alana," balas Alana tersipu malu.
"Nama yang sangat cantik, setara dengan orangnya. Panggil saja saya Oma Riana," ujar Oma Riana memperkenalkan diri.
Lagi-lagi Alana hanya mengangguk dan tersenyum ramah pada Oma Riana.
"Kalau Oma lihat, sepertinya kamu bukan gadis ibu kota, benarkah?"
"Iya Oma, saya dari desa yang ada di kota Batu," aku Alana sedikit sedih mengingat kejadian sial yang baru saja ia alami.
Alana kecopetan beberapa jam yang lalu saat dirinya hendak turun dari bus, Alana baru saja menginjakkan kakinya di ibu kota namun ia sudah mendapat kesialan, jadilah Alana berjalan tanpa arah dan tujuan sesuai kehendak hati dan justru ia bertemu Oma Riana yang hendak tertabrak mobil.
"Apa kamu ke sini dengan tangan kosong?" tanya Oma Riana penuh selidik karena melihat Alana tidak membawa barang bawaan apapun.
Alana tersenyum simpul, gadis cantik 25 tahun itu sebenarnya sungkan menceritakan kejadian yang baru saja ia alami pada orang yang baru saja dikenalnya, apalagi Alana tahu orang yang sedang berhadapan dengan dirinya adalah orang elite, Alana takut justru dituduh meminta imbalan atau apapun itu.
"Tidak Oma, oh ya kenapa Oma bisa berjalan sendirian seperti tadi? Maaf, apa Oma tidak punya anak atau cucu?" tanya Alana yang tampak mengalihkan pembicaraan.
"Oma sudah tidak punya anak, sudah meninggal. Hanya punya satu cucu, biasanya Oma kemana-mana dengan sopir pribadi, tapi tadi dia buru-buru izin ke rumah sakit karena istrinya melahirkan, jadilah Oma keluyuran sendiri seperti ini. Untung saja ada kamu Sayang, terimakasih," papar Oma Riana yang sambil tersenyum pada Alana dan berterimakasih.
"Iya Oma, sama-sama."
"Alana, lebih baik kamu ikut Oma sekarang, Oma tahu kamu pasti habis kecopetan bukan? Tidak mungkin kamu jauh-jauh dari kota Batu tidak membawa satu barang apapun," selidik Oma Riana.
Alana mengangguk pelan.
"Kalau begitu ayo ikut Oma pulang, hidup di jalanan ibu kota itu sangatlah tidak aman."
"Iya Oma, terimakasih."
Oma Riana kemudian mengotak-atik gawainya dan memesan taksi online, perempuan berusia 65 tahun yang masih terlihat sangat awet muda itu lalu bergantian menggandeng tangan Alana masuk ke dalam taksi yang ia pesan. Entah kenapa ia begitu langsung terpesona dengan kecantikan alami yang dimiliki oleh Alana. Oma Riana ingin mengajak Alana ke rumahnya dan memberi surprise pada cucu satu-satunya, Ken Agatha, aktor tampan yang karirnya sedang naik daun saat ini.
Sesampainya di rumah Oma Riana, sepasang mata Alana membulat begitu sempurna karena takjub dengan rumah bergaya eropa mewah dengan lantai yang dilapisi serba marmer mahal. Alana tidak menyangka bisa menginjakkan kakinya di rumah super luxury tersebut, mengingat rumahnya di kampung seperti rumah petak yang bangunanya sudah hampir rapuh.
Semakin ia masuk ke dalam, maka semakin takjub lah dia dengan kemegahan yang dimiliki rumah yang didominasi serba putih itu, mata Alana sampai tak berhenti menelusuri satu persatu barang-barang mewah yang ada di rumah super luas dengan empat lantai milik Oma Riana tersebut.
"Oma tidak akan keberatan jika kamu tinggal di sini Sayang, itu sebagai balas budi Oma pada kamu," ujar Oma Riana saat mengajak Alana duduk di meja makan serba putih bergaya klasik tersebut.
"Tapi, saya tidak mau merepotkan Oma," tolak Alana sopan.
"Tidak Sayang, turuti saja perkataan Oma," tegasnya.
Alana hanya mengangguk dengan sedikit ragu, dalam hati ia sangat senang bisa tinggal di rumah super megah dengan cuma-cuma, namun di sisi lain ia juga sedih karena sebenarnya tujuannya di Jakarta adalah bertemu dengan kenalan kakaknya yang merupakan leader di salah satu management artis yang menaungi beberapa artis ternama. Ya, Alana sangat ingin menjadi artis terkenal.
"Nanti Oma kenalkan dengan cucu Oma, dia artis terkenal. Kamu pasti sering melihatnya di televisi!" hibur Oma yang sedikit mengetahui kecemasan dalam diri Alana.
"Benarkah Oma? Siapa dia?" tanya Alana tak sabar.
"Ken Agatha, kamu pasti mengenalnya kan?"
Alana berubah mengangguk dengan sangat girang, ia sangat mengidolakan Ken Agatha, aktor tampan berusia 27 tahun yang sukses membintangi beberapa judul sinetron dan juga film layar lebar.
"Benarkah? Aku sangat mengidolakannya Oma, aku bahkan suka mengoleksi beberapa foto-fotonya di kamarku," aku Alana malu-malu.
Oma Riana mengangguk sambil tertawa mendengarnya, ia senang kalau Alana mengidolakan cucunya karena ia memiliki sebuah rencana untuk cucunya itu.
"Baiklah, sambil menunggu Ken pulang, ayo kita makan dulu." Ajak Oma Riana yang sambil mengambilkan nasi untuk Alana.
Alana mengangguk sambil tak berhenti mencubiti pahanya sendiri tanpa sepengetahuan Oma Riana, Alana takut ini semua hanyalah mimpi, namun gadis cantik itu ternyata mengalami rasa sakit yang sebenarnya.
"Berarti ini bukan mimpi," batin Alana senang.
Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Alana duduk di meja makan semewah itu dengan hidangan makanan lengkap yang super enak, ditambah Oma Riana janji akan memperkenalkannya dengan cucunya yang merupakan artis yang sangat ia kagumi. Alana bahkan tidak perlu desak-desakan dengan Kenike atau sebutan nama penggemar Ken.
"Apa kamu suka dengan makanannya, Alana?" tanya Oma Riana yang sedari tadi memperhatikan Alana.
"Iya Oma, terimakasih atas hidangan yang super lezat ini," balas Alana dengan senyumannya yang cantik.
Oma Riana juga mengangguk-angguk senang, dan di tengah keasikan Alana menikmati makan siang bersama Oma Riana, datanglah Ken yang langsung membuat Alana seketika melupakan makanannya dan melongo takjub melihat idolanya yang ternyata begitu tampan terpampang nyata sedang berdiri di depannya.
"Siapa dia Oma? aku tidak suka ada orang asing di rumah ini, apalagi penampilannya... so bad," ujar Ken angkuh.
Seketika Alana mendadak seperti patung, berdiri kaku di tempat. Euforia kegembiraan bertemu idolanya berubah menjadi suatu hal yang sangat menyakitkan. Alana menggigit bibir berusaha menahan air mata yang sudah penuh di pelupuk mata, ia kecewa.
"Ken, jaga bicaramu! Dia bukan orang asing, dia malaikat yang telah menyelamatkan nyawa Oma," bela Oma Riana.