Chereads / ISTRI SEORANG SUPERSTAR / Chapter 4 - SAATNYA MERUBAH PENAMPILAN

Chapter 4 - SAATNYA MERUBAH PENAMPILAN

Alana mengembangkan senyum manisnya, entah kenapa ia senang melihat Ken menjawab selembut itu padanya. Meskipun ia tahu, hubungannya dengan Ken akan berlandaskan kepura-puraan, tapi Alana tidak peduli, saat ini hatinya tengah berbunga-bunga disebut Ken sebagai calon nyonyanya.

"Terimakasih," balas Alana kemudian.

Ken hanya mengangguk, lalu memanggil beberapa pelayan perempuan untuk mengantarkan Alana ke kamarnya, tak lupa Ken juga memerintahkan kepada semua pelayan untuk memperlakukan Alana dengan sangat baik, termasuk memenuhi segala kebutuhan Alana.

Pelayan itu dengan cepat mengangguk penuh hormat pada Ken.

Alana melongo takjub begitu para pelayan menunjukkan sebuah kamar yang akan sementara ia gunakan sebelum menikah dengan Ken, Alana tidak menyangka, malam ini ia akan berubah menjadi seseorang yang sangat berbeda, dinner dengan artis idola juga akan tidur di kamar super luas bernuansa putih abu berdinding kaca tersebut yang tentunya sangat mewah baginya.

Alana sampai tak berhenti tersenyum karena senang, ia jadi tidak sabar untuk pulang kampung sebentar dan mengumumkan pernikahannya dengan sang idola juga kehidupannya saat ini yang dikelilingi oleh kemewahan.

"Selamat beristirahat Nona, kalau butuh bantuan apapun, tolong jangan sungkan memanggil kami," ujar kepala pelayan perempuan.

Alana hanya mengangguk dan masih dengan senyuman kebahagiaan yang tidak bisa lepas dari wajahnya. Pelayan itu kemudian keluar dan meninggalkan Alana.

"Aku rasa kebahagiaan dalam hidupku akan segera dimulai," batin Alana seraya berjingkrak senang di atas kasur yang super empuk itu.

Alana Jenar, gadis yang mulanya hidup dengan segala kesederhanaan dan kesedihan yang tidak pernah ia tampakkan pada siapapun, bahkan di depan ayahnya sendiri. Ibunya sudah meninggal lima tahun yang lalu, saat ini ayahnya sudah menikah lagi dengan seorang perempuan selingkuhannya yang memiliki satu anak perempuan dengan usia terpaut hanya dua tahun diatas Alana, dan satu anak laki-laki seusianya.

Sejak ayahnya menikah, hidup Alana semakin buruk. Ibu dan saudara tirinya tidak pernah menyukainya, bahkan lebih sering menghasut dan membuat dirinya susah, tapi Alana tidak pernah memusingkan hal itu, ia tetap menjadi gadis yang ceria dan terlihat baik-baik saja di depan semua orang.

"Sepertinya aku harus berterimakasih kepada Kak Nita," gumam Alana lagi.

Mengingat kepergiannya ke Jakarta adalah paksaan dari Nita, kakak tirinya, Nita beralasan mendapat telfon dari temannya yang memiliki management artis dan meminta Alana untuk berangkat ke ibu kota, sebenarnya waktu itu Alana sedikit curiga, namun apa salahnya mencoba, pikirnya.

Dan justru Alana mendapat pertolongan Tuhan dengan cara kecopetan dan mengambil semua barang bawaan Alana, termasuk secarik kertas bertuliskan alamat yang diberikan oleh Nita.

Tiba-tiba ketukan pintu membuat lamunan Alana seketika buyar, dan ternyata Ken yang mengetuknya. Ken menyerahkan sebuah iphone 12 kepada Alana sebagai pegangannya.

Alana menerimanya dengan tangan gemetar, lagi-lagi ia tidak menyangka akan memiliki perangkat personal keluaran terbaru yang tidak pernah ia impikan selama ini.

"Pegang yang benar, jangan sampai jatuh," ujar Ken mengingatkan.

Alana hanya mengangguk dengan perasaan yang masih tidak percaya.

"Kamu akan berperan sebagai istriku nantinya, berperanlah yang baik terutama di depan Oma, aku akan sedikit merubah penampilanmu agar kamu pantas bersanding denganku," imbuh Ken.

Lagi-lagi Alana mengangguk, ia tidak tahu harus senang atau tidak dengan kenyataan yang sekarang, hanya berperan atau berpura-pura sebagai istri seorang superstar, entah kenapa tiba-tiba batin Alana berkecamuk, bagaimanapun ia seorang perempuan normal yang tentunya tetap mengedepankan perasaan.

"Apa kamu sudah mandi? Asistenku sudah menunggumu di bawah, ia akan mengajakmu ke salon dan juga mall untuk berbelanja semua kebutuhanmu."

Alana menggeleng, sedari tadi ia hanya sibuk berjingkrak di atas kasur, namun ia berjanji pada Ken untuk segera membersihkan diri dan tidak membuat asistennya menunggu terlalu lama.

Ken mengangguk setuju lalu menyerahkan pakaian baru pada Alana.

"Pakailah ini untuk sementara, tadi kusuruh Manda untuk membelikannya untukmu."

"Terimakasih Ken."

Lagi-lagi Ken mengangguk lalu keluar dari kamar Alana.

***

Ken tampak sedikit terkejut saat melihat Alana turun dari tangga dengan setelan long sleeve tshirt warna putih yang pas badan dan check skirt yang memiliki sedikit belahan di bagian depan yanga didominasi dengan warna biru pastel.

Alana tampak terlihat berbeda di mata Ken, aura kecantikannya semakin terpancar meskipun Alana hanya mengikat rambutnya dengan bgitu sederhana dan poni panjangnya yang tergerai natural serta hanya memakai make up yang begitu tipis. Ken sampai tak berkedip dalam beberapa detik karena terpana.

Bahkan Oma Riana yang saat ini sedang berada di ruang tengah dengan kursi rodanya pun ikut terpana melihat Alana berbeda dari sebelumnya yang hanya memakai kaos v neck biasa dengan rok A line yang sudah lusuh.

"So beautifull," puji Oma Riana.

Alana hanya tersenyum malu, sambil melirik ke arah Ken yang juga melihatnya dengan tatapan yang berbeda.

"Perkenalkan ini Amanda, asistenku," ujar Ken memperkenalkan asistennya pada Alana.

Alana mengulurkan tangannya untuk berkenalan sendiri dengan Amanda, gadis yang sedikit lebih tua dibanding Alana, mungkin hanya terpaut usia dua atau tiga tahun saja. Amanda lalu menjabat ramah calon majikan barunya itu.

Perkenalan usai, Amanda segera membawa Alana masuk ke mobil alphard hitam dan mengajaknya ke mall, ia harus secepatnya menyulap Alana menjadi lebih berbeda, apalagi Ken memberi waktu hanya beberapa jam saja.

"Apa kamu sudah lama bekerja dengan Ken?" tanya Alana basa-basi pada Amanda saat mereka sedang dalam perjalanan menuju mall.

"Iya Mbak, kurang lebih lima tahun sejak pertama kali Mas Ken memulai karirnya."

"Panggil saja saya Alana.

Amanda mengangguk lalu tersenyum hingga membentuk lesung pipit di pipinya.

"Kamu sangat beruntung bisa menjadi calon istri Mas Ken, perempuan secantik Viola saja tidak bisa membuat hatinya hingga begitu mantap untuk menikah, Mas Ken orang baik, kamu pasti bahagia bersamanya, Alana," ujar Amanda.

Alana justru tersenyum getir mendengar nama Viola disebut oleh Amanda, Alana jadi penasaran, secantik apakah kekasih Ken? Bagaimanapun setelah ini ia akan menjadi istri Ken, meskipun hanya pura-pura, hati Alana memberontak ingin tahu tentang Viola dan bahkan bertemu dengannya.

"Apakah Viola memang benar-benar sangat cantik, Manda?" tanya Alana dengan perasaan gamang.

Amanda mengangguk mantap, lalu mengambil ponselnya dan beberapa detik mengotak-atiknya, setelahnya ia menunjukkan sebuah foto perempuan berwajah oriental dengan lekuk tubuh sempurna sambil tersenyum dengan begitu elegan.

"Dia seorang model terkenal, Mas Ken dan Viola sudah berpacaran selama setahun belakangan, tapi bukankah Mas Ken sudah memutuskan hubungan dengannya dan memilih menikahimu Alana?"

Alana membeku, hanya menyunggingkan senyuman dingin pada Amanda lalu kemudian mengangguk dengan begitu terpaksa.