Oma Riana langsung berubah pucat, sepasang kelopak matanya mendadak sayu seakan menahan sakit, sementara tangan kanannya memegang dada kirinya seraya mendesis pelan.
Alana dan Ken buru-buru mendekatinya dengan kepanikan yang begitu mendominan, Oma Riana kemudian tak sadarkan diri, membuat Ken lalu berteriak kalap memanggil suster pribadi Oma Riana.
"Apa yang terjadi?" tanya Alana begitu panik.
"Oma selalu seperti itu jika keinginannya tidak terpenuhi," balas Ken yang masih dengan kepanikan luar biasa.
Alana mendengus kesal, ia jadi benci mengapa harus terjebak dalam situasi seperti ini, ini bukan rencana awalnya. Ada guratan kesedihan yang mendalam di wajah polosnya yang begitu cantik tersebut.
Alana hanya berdiri mematung di samping Oma Riana yang belum sadarkan diri, sementara suster masih sibuk membantu menanganinya sambil menunggu dokter pribadi yang dipanggil Ken datang. Wajah polos Alana tak hentinya memandang wajah Oma Riana yang begitu teduh dan cantik itu, meskipun sudah memasuki usia 65 tahun, Oma Riana masih sangat segar dan terlihat awet muda, hingga Alana tidak pernah menyangka bahwa Oma Riana ternyata memiliki penyakit jantung, suster yang memberitahunya.
Tak lama kemudian Ken datang bersama dokter pribadi keluarga mereka, Ken menyerahkan penanganan Oma Riana pada dokter, lalu menggandeng lembut tangan Riana untuk diajaknya keluar.
"Aku ingin bicara denganmu," bisik Ken pada Alana.
Alana mengangguk dan pasrah mengikuti langkah Ken keluar dari kamar Oma Riana. Ada kecemasan dalam diri Alana, ia takut Ken memaksanya untuk menuruti keinginan omanya, Alana belum siap menikah, meskipun usianya sudah menginjak 25 tahun, tapi keinginan Alana untuk mewujudkan impiannya masih begitu kuat.
"Aku tidak mau Oma kenapa-kenapa," ujar Ken dengan suaranya yang terdengar berat.
Alana masih diam, ia sudah tahu arah pembicaraan Ken, untuk itu dia sangat sedih dan gelisah, Alana jadi ingin sekali kabur dari rumah itu, namun ia juga tidak tega melihat kondisi Oma Riana sekarang.
"Bagaimana kalau kita turuti saja kemauan Oma?" tawar Ken.
Sepasang mata hitam pekat Alana seketika membulat sempurna karena kaget, ia lalu menggeleng pelan.
"Kamu harus mau Alana, aku tidak suka penolakan, tentu saja aku akan membayar mahal jika kamu setuju, hidupmu juga pasti akan sangat berubah, aku seorang aktor terkenal. Bagaimana bisa kamu menolakku? Ah, ini pelecehan bagiku," ujar Ken bersungut-sungut kesal.
"Tapi aku juga punya hak untuk menolaknya Ken, aku memang sangat mengidolakanmu namun tidak seharusnya kamu memaksaku seenakmu seperti ini, aku bahkan baru mengenal keluarga ini beberapa jam yang lalu, tapi kenapa aku sudah terjebak di dalamnya?" balas Alana kesal.
"Terserah," jawab Ken geram seraya berlalu meninggalkan Alana.
Karena dokter memanggilnya dan memberitahu bahwa Oma Riana sudah sadarkan diri meskipun kondisinya masih sangat lemah.
"Aku senang Oma sudah sadar," seru Ken yang masih tampak begitu khawatir.
"Dimana Alana?" tanya Oma Riana dengan suara yang terdengar masih sangat lemah.
Ken tak menjawab, sejujurnya Ken begitu kesal terhadap omanya yang dinilai terlalu berlebihan menyayangi Alana, padahal dengan Viola, model cantik yang sudah satu tahun menjadi kekasihnya saja Oma Riana tidak pernah seperti itu.
Ya, Oma Riana tidak pernah suka dengan Viola, meskipun Viola adalah gambaran kesempurnaan seorang perempuan cantik, namun firasat perempuan yang sudah mengasuh Ken sejak bayi itu mengatakan bahwa Viola bukan perempuan yang baik untuk bisa dijadikan istri, ia hanya menyukai ketenaran dan kesuksesan Ken saat ini. Viola bahkan pernah ditantang Oma Riana untuk disuruh meninggalkan karirnya demi menikah dengan Ken dan Viola tanpa sungkan menolaknya mentah-mentah. Viola sangat mencintai karirnya.
"Apa kamu sudah tidak menyayangi Oma lagi Ken?" tanya perempuan 65 tahun itu dengan suara yang terdengar bergetar.
"Aku sangat menyayangi Oma," balas Ken lirih.
Ken menarik tangan perempuan yang sangat ia sayangi itu lalu menciumnya, Ken sudah menganggap Oma Riana seperti ibunya sendiri karena beliaulah yang memang merawat Ken sejak ia masih berumur tiga bulan, Mama Ken yang merupakan putri satu-satunya Oma Riana meninggal dunia karena sakit, sementara Papanya sudah menikah lagi setahun setelah kepergian mamanya.
"Lalu?" tanya Oma Riana lagi sambil menarik tangannya dari bibir Ken.
Perempuan itu menolak diperlakukan seperti itu oleh cucunya karena beliau sedang kesal, Oma Riana ingin Ken menuruti permintaannya.
Ken diam, ia tidak sanggup menjawabnya.
"Kita sudah sepakat untuk menuruti permintaan Oma," sahut Alana yang membuat Ken begitu terkejut atas kehadiran Alana yang begitu tiba-tiba juga pernyataannya yang berubah menyetujuinya.
Ada senyum bahagia yang seketika mengembang di wajah Oma Riana yang terlihat masih sangat cantik itu, kedua tangannya kemudian diangkatnya lalu meraih tubuh Alana yang mendekat kepadanya, Oma Riana memeluk erat Alana dengan penuh suka cita.
"Terimakasih Alana, kamu memang gadis yang baik," gumam Oma Riana tidak terlalu jelas karena sekarang wajahnya dibenamkan pada rambut panjang Alana.
Alana hanya mengangguk lalu melepas pelukan itu sembari melirik ke arah Ken, sementara Ken tersenyum senang ke arahnya.
"Istirahatlah Oma, jangan memikirkan apa-apa lagi, kesehatan Oma sangatlah penting," tutur Alana dengan senyumannya yang begitu meneduhkan hati siapa saja yang melihatnya.
Oma Riana mengangguk, lalu kembali membuat tubuhnya berbaring di tempat tidur dengan bantuan Alana, perempuan itu begitu lega dan ia pun menuruti permintaan Alana untuk beristirahat, ia memejamkan matanya.
Sedangkan Alana, ia bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar Oma Riana dan melewati Ken begitu saja.
"Tunggu!" teriak Ken setelah ia ikut keluar dan menutup pintu kamar omanya.
Seketika Alana menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah Ken, ia memang harus mengobrol panjang lebar dengan artis idolanya itu terkait keputusannya tadi.
"Alana, terimakasih sudah mau berkorban untuk Oma. Aku berhutang budi padamu," ujar Ken.
Alana hanya mengangguk dan tersenyum tipis kepada Ken, sebenarnya Alana memang sangat keberatan untuk mendadak menikah di usianya yang sekarang, namun ia tidak tega melihat Oma Riana sampai sakit seperti itu, ditambah lagi ia berpikir ini adalah kesempatan emas baginya untuk menjadi seorang istri aktor terkenal seperti Ken, selain reputasinya yang sedang naik daun saat ini, Ken merupakan aktor tertampan yang pernah ia lihat di layar kaca televisinya, ia tidak ingin menyia-nyiakan semuanya.
"Berdandanlah yang cantik, kita akan dinner di cafe nanti malam untuk membahas perjanjian yang aku tawarkan tadi."
Alana mengangguk lagi, namun kali ini ia sedikit malu-malu. Hatinya melonjak kegirangan mendengar Ken akan mengajaknya dinner nanti malam.
"Tapi aku tidak membawa baju satu pun selain yang aku pakai, aku kecopetan saat tiba di Jakarta," jawab Alana.
"Jangan berpikir sulit, kamu adalah calon Nyonya Ken Agatha, semua pelayan di sini akan melayanimu dengan baik termasuk menyediakan semua yang kamu butuhkan."