Demon God --salah satu dari sedikit makhluk yang berhasil mencapai God Level Organism-- tengah duduk di atas takhta Kerajaan Iblis. Makhluk-makhluk yang berdiri di samping kiri dan kanan adalah Seven Deadly Sins yang juga dikenal sebagai Tujuh Raja Iblis. Masing-masing memiliki kekuatan yang sanggup untuk membuat sebuah kota hancur hanya dalam satu kali serangan.
Tepat di hadapan mereka, berada beberapa tangga di bawah takhta kerajaan, ratusan Acient Demon berbaris rapi memenuhi aula, saling berhadapan menghadap sebuah karpet merah yang digelar dari pintu masuk hingga ke dasar tangga. Tepat di belakang Acient Demon, ribuan Demon Lord berjajar rapi lengkap dengan peralatan tempur mereka masing-masing.
Hanya dengan melihat pasukan utama kerajaan iblis saja sudah lebih dari cukup untuk menilai bahwa seluruh ras tidak akan mampu melawan sekalipun jika mereka menggabungkan kekuatan. Oleh karena itu, tak heran jika tiga perempat bagian dunia telah dikuasai oleh Demon God.
Kini seluruh makhluk hidup tak akan punya semangat untuk memberontak lagi, tinggal menunggu hari yang dijanjikan dan kami akan berperang melawan Heaven Kingdom.
Begitulah isi pikiran seluruh iblis yang berada di bawah kepemimpinan Demon God. Namun, kenyataan di hadapannya benar-benar membuat prediksi mereka melenceng jauh.
Seorang gadis yang berusia sekitar dua puluh tahunan berdiri di atas karpet merah dengan gagah berani. Dia mengacungkan pedang suci miliknya tepat ke arah makhluk tertinggi di tempat tersebut.
"Untuk berpikir bahwa seorang manusia lemah sepertimu berani mengangkat senjata pada dewa kami yang agung, aku tak pernah menyangka hari seperti ini akan datang." Salah satu dari Tujuh Raja Iblis --Wrath-- mengangkat suara.
Walau posisinya sekarang sangat tidak menguntungkan, walau dia tahu kesempatan untuk menang adalah nol, mengapa anak manusia ini tetap datang ke tempatku dengan pasukan yang lemah?
Demon God berpikir dalam diam, berusaha memahami isi pikiran makhluk hidup yang berdiri di hadapannya tanpa rasa takut.
"Oh Tuanku, izinkan hambamu ini untuk memberikan hukuman pada makhluk rendahan itu."
Wrath kembali angkat bicara. Namun, Demon God mengangkat tangan kirinya kali ini sebagai tanda bahwa dia sama sekali tak mengizinkan hal tersebut.
Setelah dia kembali menurunkan tangannya, sosok tertinggi itu kemudian bicara dengan nada yang dalam.
"Parameter kekuatan dan prioritas senjatamu sangat rendah, pedangmu bahkan tak akan sanggup menggores kulitku. Aku bertanya-tanya, apa yang membuat tubuhmu dipenuhi keberanian walau kesempatanmu untuk menang adalah nol? Kau bahkan sanggup menahan aura dari setiap iblis yang berada di sini."
Ras iblis memiliki sebuah bakat unik untuk mengintimidasi ras lain. Bisa dibilang ini adalah sebuah skill khusus para iblis yang akan membuat siapa pun merasakan kengerian luar biasa. Setiap tingkatan iblis memiliki efek yang berbeda-beda. Seharusnya, satu Demon King saja sudah lebih dari cukup untuk membuat manusia di depannya mati karena rasa takut.
"Jangan remehkan manusia, bajingan! Kau akan membayar atas kematian saudara-saudaraku!" Gadis itu membentak dengan suara yang tinggi.
Berbeda dengan ras humanoid, dragonoid, dan demihuman, ras iblis tidak diciptakan dengan hati dan perasaan. Mereka adalah makhluk yang diciptakan hanya dengan nafsu. Oleh karena itu, bahkan Demon God sekalipun tak akan mengerti apa artinya saudara dan balas dendam. Dia hanya memiringkan kepala kebingungan.
"Bukankah wajar jika ada yang mati? Semua yang hidup pasti akan mati."
"Iblis tidak akan pernah mengerti tentang kasih sayang dan penderitaan. Sekarang turunlah ke sini, aku menantangmu untuk duel!"
Seluruh iblis --termasuk Seven Deadly Sins-- tertegun mendengar pernyataan gadis lemah itu. Bagaimana tidak, makhluk lemah yang akan mati hanya dalam waktu beberapa detik jika melawan raja iblis, dengan angkuh menantang Demon God yang bahkan kekuatannya jauh di atas semua raja iblis. Dilihat dari manapun hasil akhirnya sudah jelas, gadis itu pasti akan mati hanya dengan sekali serangan.
Berbeda dengan iblis peringkat rendah, para iblis level tinggi memiliki kepandaian yang bahkan jauh di atas manusia. Selain itu, hawa nafsunya membuat Demon God penasaran dengan sesuatu seperti 'kasih sayang dan penderitaan' yang sanggup membuat manusia di hadapannya bertingkah sangat ceroboh.
Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, Demon God mulai bangkit dari kursi takhta dan berjalan santai menuruni tangga. Seluruh iblis memperhatikannya dalam diam, menatap raja tertinggi yang kini mulai melewati mereka.
"Baiklah aku menerima tantanganmu. Aku akan membiarkanmu menyerang satu kali dengan segenap kemampuanmu. Jika kau berhasil menggoresku, aku akan menarik seluruh pasukanku. Namun, jika aku tidak terluka, kau harus menjadi budakku dan menjawab setiap pertanyaan yang aku ajukan."
Bahkan jika itu adalah sebuah perjanjian, tak ada yang akan percaya bahwa iblis akan menepati janji. Demon God juga tidak berencana untuk menepatinya. Lagipula tidak ada kesempatan untuk gadis itu dapat menggoresnya. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Baiklah, aku akan mulai." Itu adalah jawaban yang cepat.
Kau tahu? Memiliki kesempatan untuk menyerang lebih dulu adalah sebuah keberuntungan yang mutlak. Tampaknya gadis itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini walaupun dia tahu kemungkinan untuk Demon God menepati janjinya adalah mustahil.
Seluruh iblis tersenyum dengan raut wajah yang mengerikan. Mereka tahu bahwa mustahil manusia lemah seperti itu sanggup untuk melukai tuan mereka. Namun, berbeda dengan para iblis, Demon God merasa sangat penasaran dengan tingkah laku Sang Pahlawan.
Di saat raja tertinggi itu jatuh dalam pemikirannya, gadis tersebut mulai melangkah mendekati Demon God. Dia menjatuhkan pedang suci miliknya ke lantai seraya menempelkan kedua telapak tangannya tepat di perut makhluk setinggi tiga meter itu. Telapak tangannya kini mulai memerah dan mengeluarkan asap layaknya potongan daging yang sedang dipanggang. Hal ini karena efek kerusakan akibat tingginya suhu tubuh Demon God.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Karena tidak mengerti akan situasinya, Demon God bertanya dengan harapan bahwa gadis itu akan menjawab. Namun, sesuai yang diduga, dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan musuhnya dan memilih untuk langsung membacakan mantra.
"Wahai malaikat kematian yang menjaga dan mengikat gerbang takdir tiga dunia, aku, jelmaan dari kekuatan Hestia Sang Dewi Cahaya, memerintahkan-Mu untuk merobek dan menghancurkan takdir pengikat tiga dunia. Membuka Gerbang Ketuhanan, sihir ilusi terlarang : Reverse!"
Itu adalah jenis sihir ilusi sehingga mustahil mengakibatkan kerusakan secara fisik. Jadi, Demon God tidak begitu peduli dengan perapalan yang dilakukan oleh Sang Pahlawan.
Sihir ilusi adalah salah satu dari sekian banyak cabang sihir yang ada di dunia. Karena efeknya tidak mengakibatkan luka fisik, dia menganggap bahwa jenis sihir ilusi adalah sihir yang sangat lemah. Apalagi mengetahui kenyataan bahwa ras iblis memiliki resistensi mutlak terhadap serangan mental. Namun, tampaknya kecerobohannya telah membawa malapetaka.
Seluruh ruangan itu seakan menjadi bangun dua dimensi sebelum akhirnya pecah berkeping-keping dan hancur tak bersisa, mengantarkan Demon God ke dunia tanpa adanya cahaya.
-------
Riwayat penyuntingan :
• Minggu, 06 Januari 2019