hari-hari berjalan seperti biasa. matahari tetap terbit diufuk timur dan tenggelam diufuk barat walaupun seorang anak perempuan yang gini sedang berjalan kaki pulang sekolah tidak peduli akan hal itu. ia hanya peduli mengapa jalan panjang ini tak kunjung usai. tubuhnya yang tinggi dengan rambut panjang terurai indah itu menunjukkan bahwa kali ini ia sangat lelah. panas matahari seperti menusuk-nusuk dan menghalangi langkahnya.
akhirnya anak perempuan bernama Cleona Keshwari itu mampir ke kantin sekolah menengah pertama yang kebetulan memang terbuka untuk umum didepan jalan. kantin tersebut lumayan ramai, tidak hanya dipenuhi anak-anak berseragam putih biru saja namun yang berputih abu-abu pun banyak dan salah satunya Cleo.
baru saja masuk kantin, ia disambut beberapa temannya yaitu Dwi dan yang lain.
"jalan lama banget. kita udah nyampe, udah jajan. lo baru nongol"
cleo mengatur nafas, "ya lo sih anti panas.. gue mah beda" balas Cleo, "jajan apa ya yang enak?".
mata cleo menyusuri beberapa pedagang yang terhampar dikantin. jajanan disana mulai dari yang ringan seperti martabak, cimol, cilok, batagor, somay, telur gulung maupun yang berat seperti nasi uduk, lontong sayur, mie ayam, bakso. semuanya lengkap. namun cleo memang tipe orang yang lebih suka jajanan ringan ketimbang makanan berat. ia pun memilih telur gulung disudut kantin yang kebetulan memang sepi. saat Cleo menghampiri ada seorang anak laki-laki juga ikut menghampiri dan si abang berkata "yah tinggal sedikit nih. gimana dong?".
Cleo menelan ludah saja dan ketika ia ingin pergi lelaki itu menjawab "yaudah buat dia aja" pak", saat Cleo ingin melihat wajahnya , yang ia tangkap hanya hidung yang mancung dan alis lelaki itu yang tebal karena lelaki itu pergi dengan cepat membaur ke keramaian kantin siang itu.
"boleh deh pak, jadi berapa?".
"5rb aja neng".
"oke".
saat Cleo asik menikmati telur gulung yang sudah bercampur dengan saus itu tiba-tiba ada yang merampas telur gulung itu dengan jailnya. siapa lagi kalau bukan Putra
"makan sendirian aja", Putra mengambil satu tusuk dan sisanya direbut lagi oleh Cleo. ia pun duduk disamping Cleo dan melahap semua telur dalam satu suapan.
"dasar bar-bar" desis Cleo.
"gaboleh pelit! mau pulang bareng gak?", Putra menawarkan karena ia tahu bahwa Cleo akan jalan kaki dan naik angkot untuk sampai rumah.
"lo bareng Putra Cle?", tanya Dwi yang biasa satu angkot dengan Cleo.
Cleo melihat Via menyikut tangan Dwi pelan, "yaudah Dwi lokan bisa barengan gue".
"iya dwi, lumayan gue ngirit ojek kalo sama babon ini", jawab Cleo sambil melirik Putra yang sudah memasang wajah kesal karena dipanggil babon.
Putra mengangguk karena mulutnya sibuk memakan bakso favoritenya.
"balik sekarang yuk?", ajak Putra.
"yahilah ray gue belum habis nih", jawab Dwi.
Putra menarik tangan Cleo, "gue capek ah. pengen numpang tiduran dirumah Cleo. yuk Cle", Putra tetap menarik tangan Cleo.
"maaf ya gengs".
Dwi dan Via hanya bisa mengerti kalau Putra sudah mulai menarik-narik Cleo untuk mengikutinya karena ia sudah berteman dengan Cleo sejak SMP.
saat sampai dirumah Cleo, benar saja Putra langsung tiduran disofa ruang tamu. Cleo memberikan segelas air putih dingin sambil memasang wajah masamnya.
"lu kenapa Cle?".
"lu mah kebiasaan main asal tarik-tarik aja. guekan gak enak sama yang lain. mana tadi lagi rame".
Putra meminum seteguk airnya dan tersenyum lalu mengacak-ngacak rambut Cleo, "sorry sorry. besok-besok gak gitu lagi deh", ujar Putra berusaha selembut mungkin.
"bohong lu mah. kapan hari juga begitu, batagor gue belum habis".
"tapikan habis itu lo gue traktir makan" jawab Putra dan Cleo yang masih kesal lalu melayangkan pukulan ke bahu Putra, "iya iya maaf. udah apa kan sakit".
"ya lagian lo nyebelin banget tau ngga".
Putra pun tiduran lagi, "iya iya Cleoooo nggak gitu lagi. dah ah gue mau tidur", ia memejamkan mata dan tertidur dengan cepat.
Cleo dan Putra sudah berteman semenjak SMP karena mereka satu sekolah. sebenarnya Putra tidak mengambil sekolah yang sama ketika SMA namun ia pindah ke sekolah Cleo belum lama ini. dan ia selalu membuntuti kemanapun Cleo berada. awalnya teman-teman Cleo sempat kesal dengan sifat pemaksanya Putra kepada Cleo namun mereka sudah mulai terbiasa karena Cleo selalu menjelaskan bahwa Cleo tidak bisa meninggalkan Putra karena Putra belum punya teman dekat disekolah baru ini.
dan yang paling penting itu bahwa Cleo tau Putra hidup di Jakarta hanya seorang diri dengan kebutuhan hidup yang selalu dipenuhi keluarganya namun anak laki-laki itu sangat kesepian. itu mengapa ia bisa sedekat itu dengan Cleo walaupun ia memiliki banyak teman selain Cleo.
sore pun tiba dan Cleo baru saja selesai mandi ketika Putra sudah bangun.
"temenin gue basket yuk?", ajak Ray yang langsung diiyakan oleh Cleo.
mereka sampai dilapangan basket tempat Ray biasa bermain. Ray masih mengenakan seragam sekolahnya dan itu hal biasa. sedangkan teman-temannya yang lain memakai kostum basket dan sepatu basket yang benar.
Cleo duduk dibangku penonton yang tidak jauh dari lapangan. lapangan hari ini lumayan ramai. sebelum Cleo duduk dikelas 2 SMA, sebenarnya ia pun bermain basket namun harus terhenti karena kaka perempuannya sangat amat tidak suka kalau Cleo bermain basket. Cleo dan Reva memang sangat akur sebagai adik kaka. Reva tidak ingin Cleo menjadi lebih tomboy lagi sebagai perempuan. dengan segala macam usaha Reva, Cleo pun menuruti apa kata kaka yang paling ia sayangi itu.
sore pada satu tahun sebelumnya itu Cleo menghampiri pelatih basketnya dan memberitahu niatnya untuk mundur. Kak Lucki hanya bisa menyemangati anak didiknya walau ia tahu ada gurat kesedihan diwajah Cleo.
sama pada saat Cleo menonton Putra dan teman-temannya basket, ia masih suka iri. namun tiba-tiba bola basket itu mengarah ke Cleo dan tepat mengenai kepalanya. ia pun langsung memegang kepalanya dan ambruk seketika gelap.
tidak lama setelah itu, Cleo membuka matanya dan ia agak terkejut karena sepertinya ia tiduran dan kepalanya berada diatas paha seseorang. yang jelas itu bukan Putra karena ia melihat Putra masih asik lari mendrible bola. seketika Cleo membuka matanya lebar-lebar dan menatap wajah asing diatasnya.
saat ia menelusuri wajah itu, Cleo merasakan debaran jantungnya tidak karuan. wajah itu tergolong lelaki tampan dimata Cleo dengan alis tebal, hidung mancung dan bibirnya yang merah. rahang lelaki itu tegas. mata Cleo pun bertemu dengan mata lelaki itu. sepersekian detik waktu terhenti dimata Cleo.
"kamu baik-baik aja?", ucapan itu menyadarkan Cleo bahwa sekarang ia sedang tertidur dipaha lelaki tampan itu, ia segera bangun dan merasa pusing.
"nggak apa-apa kok" tapi Cleo memegang kepalanya. lelaki itu spontan mengusap kepala Cleo dan menatap wajah Cleo yang sekarang memerah.
"pusing banget ya? muka kamu merah soalnya".
Cleo buru-buru menghindar dan menyender dibangku. tatapannya kosong dan fikirannya nggak karuan karena wajah lelaki itu barusan menatapnya dengan pekat.
"serius gapapa?".
Cleo mengangguk dengan cepat.
"baguslah soalnya tadi kamu pingsannya lama banget".
"oh ya? seberapa lama?".
"sejam maybe".
Cleo pun panik dan buru-buru melihat jam tapi sekarang masih jam 5 sore. harusnya kalau memang sejam, sekarang itu jam 6 kurang tapi kok ...
"hahaha" lelaki itu tertawa, "nggak kok. yakali deh kalo emang sejam ya harusnya sekarang udah gelap neng".
Cleo pun lega, "hmm thankyou".
"buat?".
"udah minjemin paha buat gue pingsan sejam".
cowo itu berdeham tidak nyaman, "oke sama sama. sorry juga ngga keburu nangkep bola jadi kena kamu deh".
ada jeda beberapa lama, "by the way kita itu satu sekolah ya?" tanya cowo itu.
Cleo mencoba mengingat wajahnya tapi karena Cleo bukan pemerhati orang-orang disekolah ia pun tidak ingat wajah tampan ini. "gue ngga tau hehe".
"hmm parah. kamu nggak inget siapa yang ngalah demi telor gulung itu, baru juga tadi siang", cowo itu tersenyum melihat wajah Cleo yang memerah lagi.
"oh itu lo hehe sorry gue ngga terlalu tegas liat wajah lo tadi. thankyou lagi deh".
"you're welcome. by the way aku Kenzie Krisna Haidar. kamu panggil aku Ken atau Kenzie aja kalo nggak kepanjangan", mereka pun bersalaman dan Cleo menyebutkan namanya juga. setelah mereka bersalaman Kenzie dipanggil teman-temannya dan lanjut bermain lagi.
Putra menghampiri dan memeriksa Cleo apakah baik baik saja, "lo nggak apa apakan?", ia melihat-lihat kepala Cleo membuat Cleo tidak nyaman karena entah kenapa ia merasa beberapa kali Kenzie menatap kearahnya. tapi mungkin itu hanya perasaan ge-er Cleo saja.
"nggak apa apa ihh", Cleo melepaskan tangan Putra dari kepalanya.
"yaudah pulang yuk", sambil menarik tangan Cleo ia berpamitan dengan teman-temannya termasuk Kenzie.
Cleo menatap Kenzie dan mereka berdua saling tersenyum tapi karena Putra memegang tangan Cleo jadi ada perasaan tidak enak di Kenzie. mungkin saja perempuan lucu itu pacarnya Putra tapi mana mungkin Putra mengizinkan dia menemani perempuan itu hingga menaruhkan kepala perempuan itu dipahanya sendiri.