Chereads / love is the hardest / Chapter 4 - 4. menikmati keheningan

Chapter 4 - 4. menikmati keheningan

Hujan ditengah hari dan ditambah ketika pelajaran sejarah berlangsung benar-benar ujian bagi murid-murid sekolah menengah atas ini. Pak Septa masih asyik berdongeng didepan kelas namun yang menariknya, ia tidak pernah peduli apakah ada yang memperhatikan atau tidak. Asal tidak berisik dan juga tidur tiduran diatas meja.

Namun jangan sedih ketika masa ujian tiba. Beliau salah satu guru yang sangat ketat dalam memberikan soal. Bagi sebagian murid mereka ingin menelan buku sejarah, berharap semua cerita mengenai indonesia beserta kerajaan-kerajaan, bagaimana indonesia merdeka dan lainnya membekas seperti mereka mengalami sendiri. Semua soal benar-benar hafalan dan deskripsi. Disitulah keahlian-keahlian yang tidak diinginkan dari contek-mencontek bermunculan.

Cleona berusaha menahan kepalanya dengan tangannya. Ia memandang keluar jendela karena kebetulan ia duduk didekat jendela. Semilir angin memainkan anak-anak rambutnya. Dan ia mulai memikirkan bagaimana caranya ia pulang nanti kalau hujan begini.

Mungkin pulang sekolah nanti ia akan meminta Putra untuk mengantarnya pulang.

---

Bel sekolah sudah terdengar, setelah berdoa bersama dan merapihkan semua barang bawaannya Cleona pun bergegas ke arah kelas Putra tetapi dari kejauhan ia melihat bahwa Putra sedang ada diseberang lapangan, dibawah kanopi bersama teman-temannya yang kebanyakan anak basket maupun futsal. Hujan sudah tidak begitu deras. Cleona harus mengitari koridor karena kalau menyebrang, seragamnya bisa basah karena hari ini ia lupa membawa jaket.

Cleona berjalaj menghampiri Putra dan menyolek bahu Putra.

"eh Cle. kenapa?".

"lo abis ini mau kemana? gue nggak ada temen bareng nih hehe", nada suara Cleona lebih rendah dan Putra sudah mengerti maksud sahabatnya itu.

"yaudah tunggu sini. gue ambil tas dulu ya. hujan-hujanan gapapa?".

"gerimis doanglah", Cleona tidak bisa menunda jam pulang karena tugas untuk besok full dan baru setengah yang ia kerjakan.

Cleona duduk disalah satu bangku yang tidak jauh dari teman-teman Putra nongkrong. Tiba-tiba wajah yang membuat Cleona menjadi gugup duduk disampingnya dengan santai sambil meminum soda. Ditengah cuaca seperti ini Kenzie asik menikmati minuman soda itu.

Putra berlari kearah Cleona membuat Cleona terkejut karena melihat wajah Putra yang sangat panik.

"kenapa? kok lari?", Cleo berdiri melihat ke arah Putra.

"duh bokap gue mau dateng ke rumah nenek gue dan gue udah seminggu nggak pulang. gue harus pulang buru-buru sebelum nenek gue ngadu yang aneh aneh", jelas Putra tapi ia tahu bahwa Cleona akan kesulitan pulang.

"oh yaudah gapapa kok. lo duluan aja Put", ujar Cleona tidak masalah. Ia tahu bagaimana kondisi keluarga Putra.

Putra mengajak Cleona untuk high five dan ia juga pamit kepada Kenzie yang ternyata sedang mendengarkan obrolan mereka dan juga kepada teman-temannya.

Sesudah Putra berlari ngibrit kearah keluar. Cleona meraih tasnya yang ada disamping Kenzie.

"terus pulang sama siapa?", tiba-tiba pertanyaan itu terdengar dari Kenzie. Cleona lupa bahwa ada laki-laki itu didekatnya.

"sendiri".

"yaudah sama aku aja. mau?".

Cleona baru pertama kali diajak pulang bareng secara terang-terangan oleh cowok yang bukan temannya. Pada zaman ini, ketika pulang sekolah dijemput atau bareng cowok yang memang bukan sahabat, itu sama saja seperti ....

"nggak usah makasih. gue bisa sendiri kok", tolak Cleona berusaha tersenyum walaupun ia merasa sangat kikuk.

"oke deh".

Jawaban yang terlalu singkat dan cepat kalau memang cowok itu serius mau mengantar. Jadi terdengar seperti basa-basi saja. Baiklah Cleona berbalik dan berjalan menyusuri koridor sekolah.

Cleona menguncir rambutnya dan duduk ditempat yang tidak jauh dari gerbang sekolah. Kondisi sekolah memang masih ramai karena rata-rata menunggu hujan redah maupun jemputan mobil. Harusnya Cleona tadi langsung pulang sehingga hujan tidak turun dengan deras lagi. Ia paling benci menunggu seperti ini.

Ia iseng dan membuka handphonenya untuk melihat twitter. mengetahui bahwa Kenzie sudah mem-follback twitternya. Ia menyesal menolak tawaran Kenzie. Padahal itu kesempatan emas untuk berkenalan dengan cowok itu.

Entah setan nekat darimana yang membisikkan Cleona untuk mengirim mention ke Kenzie.

@KenzieKH tawarannya masih berlaku tak? šŸ˜Š

Cleona menunggu jawaban tapi rasanya percuma. Mungkin saja memang cowok itu tidak melihat twitternya karena hingga beberapa menit pun tidak ada balasan.

Sebuah motor dengan laki-laki yang sudah mengenakan jas hujan berhenti didepan koridor dimana Cleona sedang duduk.

"masih dong", suara itu keluar dari balik helm dan ketika helm itu lepas dari kepala cowok itu ternyata Kenzie yang sedang tersenyum, "yuk".

Cleona merasakan darahnya mengalir begitu deras dan membuat kakinya terasa lemas.

"maksudnya?", suara Cleona sedikit tergagap.

"tadikan lo mention gue. jadi gue langsung siap-siap pulang deh. atau tadi gue cuma mimpi ya", Kenzie pura-pura berfikir.

"oh iya... eh nggak kok emang gue yang mention".

Ada keheningan yang mendadak muncul seperti menggoda kedua anak muda dibawah atap sekolah yang masih diguyur hujan.

"tapi ini deras loh. kita tunggu disini dulu aja ya? soalnya gue cuma bawa 1 jas hujan", Kenzie khawatir apabila diteruskan yang ada mereka malah basah kuyup karena hujan ini.

"okay. By the way, emang gapapa anter kerumah?", Cleona coba berbasa-basi ria, satu hal yang tidak ia suka.

Kenzie tersenyum mendengar cara omong Cleona yang sedikit terlibat, "gapapalah namanya juga nganter cewe. kalo nganter laki baru gue tinggal dijalan".

Permulaan yang baik bagi Cleona. Walaupun mereka lebih banyak dihinggapi keheningan karena ini sangat mendadak bagi Cleona maupun bagi Kenzie. Mereka mencoba membuka percakapan tapi tetap saja terpenggal-penggal. Tetapi keduanya nyaman akan hal ini.

Akhirnya hujan pun sudah mulai redah. Awan-awan hitam mulsi bergeser perlahan. Menarik air-air hujan pergi entah kemana. Cleona menyadari hal tersebut dan memecah keheningan.

"hmmm sudah redah nih".

"yaudah langsung pulang yuk?", ajak Kenzie yang meraih helmnya. Ketika ia melihat Cleona berdiri menunggunya tanpa jaket. Ia merogoh tasnya dan mengambil sweater yang memang ia simpan karena dirinya sudah memakai jas hujan.

Kenzie memberikan sweater berwarna hitam ke Cleona, "pake aja. pasti dingin".

Cleona meraihnya, "thankyou ya".

Setelah motor Kenzie berhenti tepat didepan rumah Cleona. Cleona pun turun dari motor. Dengab cepat ia mengeluarkan handphone miliknya dan memberikannya kepada Kenzie.

"minta nomor lo boleh? buat balikin sweater maybe?", tanya Cleona mantap. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan lagi dan akhirnya malah canggung. Ia ingin memulai dengan baik.

Kenzie meraih handphone itu dan langsung memijit keypad sesuai nomornya, "langsung sms gue aja. gue balik dulu ya".

"thankyou ya Kenzie".

***