Semenjak Cleona menemani Kenzie untuk latihan basket pada hari minggu itu membuat Kenzie semakin sering mengajak Cleona. Sore ini pun sama, Ia menjemput Cleona dirumah dan meminta Cleona untuk mengenakan baju olahraga.
Cleona mengacak-acak lemarinya. Mencari celana basket dulunya yang biasanya hanya ia gunakan untuk tidur saja semenjak ia berhenti bermain basket. Ia sangat semangat walaupun ia tidak ikut bermain bersama teman-teman Kenzie yang memang rata-rata cowok dan kadang bermain sedikit kasar. Kenzie akan mengajaknya untuk man to man ataupun sekedar shooting. Kenzie bilang bahwa itu hanya agar Cleona olahraga walaupun sebenarnya ya ia sangat senang Cleona menikmati permainannya dari luar lapangan.
Mereka berdua sampai dilapangan basket tempat biasa Kenzie main pada sore hari bersama teman-temannya termasuk Putra. Lelaki itu berlari kearah Cleona dan mengajak high five. Putra sudah paham dengan Kenzie dan Cleona yang selalu bersama akhir-akhir ini. Tapi ia sedikit khawatir sekarang karena ada seseorang yang datang yang pernah memiliki rasa suka terhadap Cleona yaitu Bernard.
Bernard sudah sangat lama tidak gabung bersama mereka untuk basket pada sore hari karena sibuknya aktifitas diluar basket jadi ia tidak tahu bahwa beberapa kali Kenzie mengajak Cleona untuk menemaninya. Kenzie pun belum tahu ada apa dengan Bernard dan Cleona dahulu.
Putra membisikkan Cleona, "ada Bernard tuh dateng".
Cleona pun mencari sosok lelaki yang bertubuh agak gemuk dilapangan dan benar saja. Kebetulan Bernard melihat Cleona dan langsung tersenyum dengan mata berbinar. Ketika ia ingin menghampiri Cleona, ia sedikit bingung karena Kenzie menghampiri Cleona terlebih dahulu dan menyerahkan botol minumannya. Ia pun hanya melambai dan tersenyum dari jauh dan dibalas dengan ramah oleh Cleona.
"duh semoga dia nggak baper lagi ya Put", Cleona berharap karena ia tidak mau merusak sorenya yang indah ini dengan kemelowan dari Bernard.
"hahahaha lo berdoa aja deh ya. gue mau main dulu ya", jawab Putera dan menghampiri teman-temannya.
Karena ada lumayan banyak yang main, para lelaki dengan segala macam postur dan karakter bermain basket yang berbeda-beda ini harus rela untuk ganti-gantian karena hanya 10 orang yang akan main dengan sistem team yang kalah akan ganti dengan pemain yang menunggu diluar lapangan.
Cleona menyesap susu uht strawberrynya yang tadi dibelikan oleh Kenzie. Ketika ia menaruh kotak susanya, Bernard pun duduk disampingnya dan menyapanya.
"wah udah lama kita nggak ketemu ya", sapa Bernard dengan sumringah, "apa kabar Cle?", tanyanya yang dijawab oleh senyuman Cleona.
"baik", jawab Cleona singkat, berharap tidak ada pertanyaan lagi karena ia ingin fokus dengan permainan Kenzie di lapangan.
"gimana sekolah, lancar gak jadi anak SMA?", tanya Bernard sembali mendrible bola basketnya. Ia terlihat sangat nyaman sore ini.
Cleona mengangguk, "alhamdulillah".
"bukannya Cleo udah berhenti main basket ya? kok pake celana basket lagi?", Ia memperhatikan kostum celana basket Cleona yang sedikit terlihat sudah lama.
Namun Cleona tidak nyaman dengan tatapan Bernard, ia pun hanya menjawab dengan senyuman. Ia mulai tidak nyaman dengan sikap Bernard yang seperti ini.
Cleona bukan tipe perempuan yang mudah ngeblend dengan cowok-cowok yang terlalu bersikap lembut atau suka menyisipkan rayuan ditengah pembicaraannya. Ia juga tidak nyaman apabila cowok itu selalu tersenyum ketika berbicara dan memperhatikan dirinya terus menerus. Hal ini yang membuat ia tidak pernah nyaman jika berada didekat Bernard.
Ia sama sekali tidak fokus akibat Bernard selalu bertanya ini itu. Sepertinya lelaki yang memiliki wajah tembam itu tidak tau bahwa Cleona datang bersama Kenzie. Karena yang ia lihat Cleona mengobrol dengan Putera dan ia tahu bahwa mereka berdua bersahabat baik.
Game pertama pun dimenangkan oleh team Putera cs. Bernard pun mengencangkan tali sepatunya dan dengan percaya diri menuju ke lapangan untuk mengisi team baru yang akan bermain.
Cleona sangat lega ketika cowok itu pergi dari hadapannya tetapi ia cukup kesal karena tidak bisa memperhatikan Kenzie dengan benar.
Kenzie yang kalah pun kembali ke luar lapangan dan menghampiri Cleona. Wajahnya terlihat sedikit kesal. Sejujurnya ia kesal karena Cleona malah asik ngobrol dengan Bernard. Itu membuat Kenzie tidak enjoy dan alhasil setiap shoot dari Kenzie tidak mencetak point.
Setelah minum, ia mengambil bola basket yang menganggur dan mengajak Cleona untuk main passing diluar lapangan. Sedikit menjauh dari orang-orang yang sedang dipinggir lapangan.
"chest pass ya Cle", perintah Kenzie dan Cleona mengikuti sekuat tenaga. Membuat emosi Kenzie sedikit turun perlahan-lahan karena ekspresi yang dikeluarkan Cleona. Perempuan itu seperti mengeluarkan seluruh tenaganya hanya untuk mengoper bola kepadanya.
"kamu kenal sama Bernard?", tanya Kenzie to the point dan senyuman diwajahnya lenyap.
Cleona mengangguk, "dia dulu kaka kelas aku sama Putera pas di SMP".
"oh. Ngobrol apa aja tadi? kayaknya seru banget".
"hmmm sebenernya bukan ngobrol sih tapi lebih ke interview deh kayaknya", Jawab Cleona sembari berdecak dan tersirat rasa kesal diwajahnya.
"Interview? maksudnya?", Kenzie tidak mengerti maksud Cleona.
Cleona menghentikan lemparannya dan duduk dipinggir pagar dekat mereka bermain passing. Kenzie duduk disampingnya.
"jujur ya. aku nggak nyaman dideket Bernard. Tadi aja dia nanya aku terus padahal aku jawab bener-bener singkat atau senyum aja tapi dia tetep nanya terus. aku jadi gak nyaman aja gitu".
"oh ya? aku fikir kamu juga asik aja ngobrol sama dia", jawab Kenzie mengeluarkan suara datarnya.
Cleona melihat ekspresi wajah Kenzie, "aku cuma nggak enak sama dia. Pertama, dia lebih tua dari aku. Kedua, aku udah tolak dia hampir 3 kali deh kayanya".
"ha? kamu nolak? berarti dia pernah deketin kamu?", ada perasaan kesal didalam jantung Kenzie.
Cleona mengangguk dan mencoba menenangkan Kenzie, "itu kejadian pas udah lulus SMP sih. Udah lama. Cuma semenjak itu aku makin nggak nyaman sama dia karena dia selalu aja usaha tiap sering ketemu aku", Cleona menimbang apakah harus ia menceritakannya kepada Kenzie? karena ia tidak ingin hubungan pertemanan Kenzie dan Bernard rusak karena dirinya.
"aku boleh tau nggak ceritanya? aku ngerasa bingung aja karena gimanapun juga dia teman aku udah lama", tanya Kenzie yang tidak ingin salah faham.
Cleona tersenyum dan ia senang bahwa Kenzie mau tau ceritanya daripada marah nggak jelas, "jadi aku sempet dekat dengan beberapa anak SMA disekolah aku termasuk Bernard. tapi Bernard nembak aku pada suatu hari itu dan karena tau dia itu beda agama, aku langsung nolak dia. tapi dia selalu berfikir karena fisik dia yang gemuk. diakan temannya Putera jadi seringlah aku main sama Putera dan ada dia. Dia selalu baik ke aku. kalau aku respon, pasti ujung-ujungnya dia nembak aku. dan pas terakhir itu aku bener-bener jujur aja kalau ini semua karena agama".
Kenzie mendengarkan dengan baik. Ia pun menolak ajakan temannya untuk next game karena menurutnya ini cerita yang sangat penting terlebih karena ia ingin memahami Cleona dengan menjadi pendengar yang baik.
"jujur ya. Aku nggak pernah memandang orang dari fisik. Nggak perlu ganteng banget tapi bisalah diajak ke kondangan".
Kenzie terkekeh mendengar Cleona menyebutkan kondangan.
"haha tapi serius dan menurutku walaupun Bernard gemuk dia bisa kok diajak kondangan walaupun aku belum pernah kondangan juga sih hahaha", Mereka pun berusaha berhenti tertawa dan Cleona melanjutkan ceritanya lagi, "nah tapi karena beda agama ya aku nggak bisa lanjutin lebih dari teman. dan ketika aku bilang begitu, dia malah jawab, kalau pacarankan bisa putus. Dari situ aku merasa, wah nggak beres nih. Pacaran buat aku bukan moment iseng-iseng aja. aku nggak bisa main-main sama rasa suka aku sama orang".
Kenzie lumayan takjub dengan perkataan Cleona padahal ia ingat bahwa Cleona menyebutkan kejadian itu ketika ia baru lulus SMP tapi Cleona sudah bisa mengutamakan agamanya daripada cinta monyetnya.
"aku bilang ke dia. 'aku pacaran bukan untuk putus. kalau bisa lama dan seterusnya kenapa nggak?' nah dari situ dia akhirnya nyerah buat nembak aku lagi tapi ya gitu deh jadi interview aku terus tiap ketemu", Cleona mengakhiri ceritanya dengan keluhan karena sebal dengan cara modus Bernard yang garing.
Kenzie dapat memahami Cleona tapi ia benar-benar tersentuh dengan pemikiran panjang Cleona, "aku setuju sama kamu. Pacaran itu bukan untuk main-main walaupun..."
"kamu sering main-main hahaha" selak Cleona lalu tertawa meledek Kenzie yang hanya nyengir hingga matanya tidak kelihatan.
"nggak gitu kok seriusann", jawab Kenzie sembari tertawa dan merasa malu, ia pun beranjak dan mengajak Cleona kembali ke dekat lapangan.
Melihat kedekatan Cleona dan Kenzie, Bernard sedikit kecewa bahwa mereka berdua ternyata dekat tetapi ia ingat bahwa Cleona memang bukan perempuan yang tepat karena agamanya yang berbeda. Ia ingat jelas ketika Cleona menjelaskan dengan tegas mengapa ia tidak bisa menjadi pacarnya. Perempuan yang sangat tegas dan berprinsip. Beruntunglah apabila Kenzie bisa mendapatkan Cleona.
***