Keesokkan harinya saat Cleona membuka matanya, ia meraih handphonenya dan senang karena banyak notif dari teman-temannya yang mengucapkannya tepat jam 12 maupun lewat dari jam 12.
Ia tidak pernah berharap banyak asalkan orang-orang disekitarnya memberikan ucapan dan doa untuknya saja sudah cukup.
Saat ia sudah selesai mandi, Mamanya sudah menyiapkan bekal sebagai kado ulang tahun untuk Cleona yang langsung tersipu malu.
Mama memang bukan orang yang akan menunjukkan sisi manis untuk anaknya. Beliau sosok yang melakukan sesuatu tanpa berucap dan Cleona sudah senang akan hal itu.
Kak Reva hari ini akan mengantar jemput Cleona sekolah sebagai kado juga untuk adiknya itu. Saat sudah sampai didepan pagar, Kenzie berhenti dan salam kepada Reva. Cleona sedikit kaget namun Kenzie hanya tersenyum sekilas padanya dan melanjutkan untuk ke parkiran motor.
"cieee", ledek Reva.
"apaan sih kak. udah sana ah, assalamualaikum", Cleona berlari masuk ke dalam sekolahnya.
Cleona senang hari ini karena banyak yang mengucapkan ulang tahun secara langsung walaupun ia tidak menerima kado dari siapapun. Tapi Cleona tetap senang.
Saat Cleona hendak pulang, teman-temannya sedang merencanakan untuk jalan-jalan ke salah satu mall. Namun Cleona tidak bisa ikut karena ia sedang tidak memiliki jatah untuk jalan-jalan. Lagipula ini hari ulang tahunnya, ia akan menghabiskan waktu ... dirumah saja. Ya begitulah ulang tahunnya setiap tahun. Cleona berusaha tetap bersyukur.
Sesampainya dirumah, ia bingung mengapa rumahnya begitu gelap.
"ma.. mamaa", ia berteriak-teriak namun Mamanya tidak muncul. Ia akan menaruh tasnya lebih dulu dikamarnya dan akan keluar untuk menunggu listrik menyala.
Saat ia membuka pintu, seketika listrik dan lampu menyala,
"SURPRISEEEEE!!!!!!", suara teman-temannya mengejutkan Cleona. Dwi, Via, Amel, Lisa, Retno, dan juga Mitha ada dikamarnya. Mereka memberikan kue ulang tahun pertama untuk Cleona. Mereka menyanyikan lagu ulang tahun dengan meriah.
Dwi menyodorkan kue ulang tahun agar Cleona meniup lilinnya. Sebelum meniup lilin, Cleona berdoa dan meniup api kecil itu.
"aaaa terima kasihhh", matanya mulai berbinar, ia tidak tahu mendapatkan kejutan diulang tahunnya yang ke 17tahun.
Semua menyalaminya dan memeluknya, Cleona sangat bahagia hingga ia menitikkan air matanya.
"ih cengeng banget sih cuma dikasih begini doang haha", ujar Amel saat memeluknya.
"ih kalian ngagetin tau. katanya pada mau ke mall. kok bisa cepet banget udah disini".
"kitakan terbang. Lu gatau gue punya sayap", ujar Mitha asal dan mereka tertawa.
Setelah itu mereka semua berkumpul diruang tv dan Mama ternyata sudah menyiapkan makanan karena ia tahu bahwa teman-teman anak bungsunya itu akan kemari memberikan kejutan.
"waaahhh enak banget nih tante kayanya", ujar Lisa saat melihat makanan-makanan yang ada.
"ayo dong dimakan", ajak mama sembari memberikan piring satu persatu, "terima kasih ya sudah memberikan kejutan untuk Cleona".
Semua menjawab dengan antusias dan mulai mengambil makanan dengan rasa bahagia. Bahagia karena makanan mama Cleona terkenal enak. Mereka tahu karena saat Cleona bawa bekal, perempuan itu pasti selalu sharing dan makanannya selalu lezat. Mereka menikmati makanan bersama-sama diteras sembari ngobrol dan bercanda seperti biasa.
"oh ya apa kabar Kenzie?", tanya Dwi.
Cleona sedikit tersedak, "hmm nggak tahu deh".
"loh kok begitu? emangnya kalian udah nggak berhubungan?", Dwi bingung.
Amel mengedipkan matanya ke arah Dwi, perempuan itu memang sulit membaca situasi, "habis dari sini kita kemana nih?", tanya Amel mencoba mengalihkan pembicaraan agar raut wajah Cleona berubah segar lagi.
Dwi langsung antusias, "ke mall yang tadi kita pura-pura mau pergi aja".
"oh jadi kalian tadi cuma pura-pura?", tanya Cleona merasa sebal.
"hahaha kamu sih lemot banget. yakali deh kamu ulang tahun kita jalan-jalan",Via terkekeh.
"yah aku nggak ikut deh. Dirumah aja", ujar Cleona.
"yah masa yang ulang tahun nggak ikut sih", ucap Retno, "udah ikut aja. Ngga usah khawatir, gue yang traktir".
Dwi menaruh piringnya dan mendekati Retno, "wah mba Retno lagi baik nih", goda Dwi.
Retno menggeser duduknya, "cuma yang ultah aja. lu mah bayar sendiri".
Semuanya tertawa saat Dwi memberengut dan kembali memakan makanannya. Cleona pun tertawa, ia sangat bersyukur memiliki teman-teman yang selalu baik dan menyayanginya dengan tulus.
***
Langit sudah gelap, Kenzie duduk diteras rumah seseorang. Menunggu kehadirannya dengan rasa gugup yang teramat menyiksanya setiap menitnya. Salah dirinya yang tidak mau menghubungi orang itu karena ia ingin memulainya secara langsung.
Beberapa kali Ibu dari orang itu bertanya apakah tidak apa Kenzie menunggu diteras. Ia juga memberikan minuman dan cemilan. Kenzie tidak masalah. Yang jadi masalah hanya ia gugup. Justru ia berharap waktu berjalan lambat. Ia tidak pernah sekhawatir ini.
Suara tawa beberapa anak perempuan dan suara motor semakin dekat. Kenzie berdiri dan merapihkan penampilannya. Ia menarik nafas panjang.
Pintu pager terbuka dan masuklah orang yang Kenzie tunggu-tunggu.
"hai", sapa Kenzie.
Cleona membeku didepan pager saat yang ia tangkap sosok lelaki itu adalah Kenzie. Sudah beberapa hari mereka tidak berkomunikasi dan tiba-tiba tepat dihari ulang tahunnya Kenzie menyapanya diteras rumahnya. Ada apa ini?
***