Sudah 3 hari Cleona menghindar dari Kenzie disekolah maupun tidak membalas pesannya. Sekalipun membalas itu karena Kenzie beralasan menanyakan pelajaran atau Putera. Ia bingung sebenarnya ada apa dengan Cleona.
Kenzie sedang berkumpul bersama anak-anak basket disekolahnya. Kebetulan Putera akhirnya masuk sekolah setelah 2 hari kemarin ia sakit. Kenzie menghampirinya.
"gimana put? udah sehat?", tanya Kenzie.
"udah. tenang aja".
"gue mau nanya deh sama lo. Cleona ada cerita tentang gue nggak?", Kenzie to the point.
Putera menggeleng, "nggak bro. kenapa emang? berantem ya kalian?".
Kenzie juga bergeleng, "nggak. tapi tiba-tiba aja dia ngehindar banget. gue panggil cuma senyum atau dia kayak pura-pura nggak denger gitu".
"emang budek dia mah".
"ya nggalah. serius deh Put. Beda banget".
"hmmm lo kelamaan kali terus dia bosen deh dikira lo PHP kayak yang dulu-dulu", ujar Putera mengingat Cleona sering patah hati.
Kenzie berfikir sejenak. Ia sudah memiliki rencana sebenarnya setelah bercerita mengenai masa lalunya, ia ingin menyatakan cintanya pada saat Cleona ulang tahun dan itu terjadi hari minggu besok namun hubungannya malah semakin menjauh.
"gue nggak begitulah put. duh gimana ya?", ujar Kenzie dengan gusar.
"Yaudah Ken nanti gue coba ngomong sama Cleona ya", Putra menepuk bahu Kenzie. Ia senang bahwa kegusaran Kenzie berarti menunjukkan bahwa ia memikirnya sahabatnya ini. Namun ia juga tidak mengerti mengapa Cleona menghindari Kenzie. Cleona bukan tipe perempuan yang melakukan sesuatu tanpa sebab.
"Duh put... bisa nggak jangan ngomongin Kenzie dulu?", ketus Cleona saat ia mendengar Putera menyebut nama cowok yang membuatnya kesal selama 3 hari ini.
Mereka berdua ada di teras rumah Cleona. Putera menenggak habis minumannya karena haus, "ya emang kenapa sih? lo nggak biasanya kaya begini. aneh ah".
"gue yang aneh atau dia yang brengsek? udahlah gue nggak mau kemakan rayuan gombal".
Putera terkejut mendengar omongan Cleona, "ha? apaan sih Cle? kok lo bicara begitu? berarti lo memendam sesuatukan? iyakan?", desak Putera dengan tatapannya yang menyudutkan Cleona.
Mau tidak mau Cleona menceritakan kejadian saat ditoilet dan bagaimana perasaannya itu.
"gue takut Put. Kalau emang gue cuma pelampiasan buat Kenzie yaudahlah gue harus stop sebelum semakin berlanjut. Gue ngga mau jatuh dilubang yang sama".
"yaudah Cle tapi pasti kebenaran bakalan memperjelas kok nantinya. Lo sabar aja dulu", Putera mencoba menenangkan Cleona.
Bukan maksud Putera untuk tidak bisa dipercaya oleh Cleona namun ia merasa itu semua yang dikatakan Jennifer sepertinya tidak benar. Memang benar kalau anak-anak basket disekolahnya terkenal dengan gayanya yang cool, playboy karena mereka memiliki wajah tampan dan juga karisma disekolah namun tidak dengan Kenzie.
Putera tahu betul bagaimana Kenzie selalu menjaga sikapnya bahkan untuk merokok saja Kenzie selalu menolak. Kenzie juga bukan orang yang betah berlama-lama nongkrong sehabis basket maupun sehabis pulang sekolah.
Putera sudah sampai dirumah Kenzie dan ia menceritakan semuanya ke Kenzie.
"jadi semua karena Jennifer. Gila ya itu perempuan. Dia yang gak bener, gue yang disalahin. Gue awalnya emang suka sama dia, dan gue juga pernah hampir aja kemakan pancingan dia. tapi gue nggak mau, gue ngga mau sembarangan nyium perempuan tanpa hubungan dan setelah gue tau track recordnya dia dari temen-temen. gue emang langsung jauhin dia Put", Kenzie mengingat bagaimana Jennifer merayunya dan ia langsung ngeri mengingat hal itu.
"iya makanya gue rasa nggak mungkin lo mau sama cewek kaya dia. Tapi mungkin karena itu dia jadi nggak mau ngeliat lo pacaran sama perempuan lain".
Kenzie sangat bingung, "duh gue harus gimana dong?", ia merasa sedih karena masa lalunya ia akan kehilangan perempuan baik.
"lo harus usaha buat ngejelasin semua sama Cleona. tapi lo harus sabar, dia memang orangnya agak keras tapi kalau lo bisa yakinin dia, pasti dia bakalan percaya lagi sama lo".
"thankyou ya put", Kenzie bersalaman dengan Putera. Ia bersyukur masih ada yang bisa membantunya mengetahui ada apa dengan Cleona.