Sore hari yang ditunggu-tunggu oleh Kenzie. Berkumpul dengan orang-orang yang satu hobby memang sangat asyik. Bercerita pertandingan basket dan mengira-ngira siapa MVPnya. Berkeringat dan merasa sehat pada saat yang bersamaan. Sudah beberapa tahun yang dia fikirkan hanya basket dan basket. Kebetulan ia pun masuk salah satu tim basket diwilayah rumahnya yang memberikan harapan untuk bermain ke tingkat yang lebih hebat.
"mau basket lagi kamu?", suara sang ayah memecahkan lamunan Kenzie yang sembari mengikat tali sepatunya.
Kenzie mengangguk dengan rasa malas karena ia tahu apa selanjutnya yang akan dibahas. Ayah mulai berceloteh mengenai kewajiban-kewajiban belajar sebagai prioritas dan bla bla bla.
Mereka berdua memang tidak terlalu akur untuk seukuran Ayah dan anak. Selalu berbeda pendapat. Atau lebih tepatnya Ayahnya selalu marah ketika Kenzie melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengannya dan salah satunya yaitu basket. Padahal Kenzie memberikan banyak prestasi dari basket. Entah itu sertifikat, hadiah, piala maupun mendali tetapi semua pujian dan rasa bangga tidak pernah ia rasakan dari keluarganya.
Diluar sana semua orang mengeluh-eluhkan cara bermain Kenzie dan memujinya. Bahkan pelatihnya merasa bangga bisa mendidik seorang anak yang tadinya bukan apa-apa menjadi orang yang dapat diandalkan di tim. Dimata Ayahnya semua itu tidaj berarti apa-apa.
"iya yah nanti Ken belajar habis main basket", ujar Kenzie menghela nafas menahan emosi di dadanya. Ia tetap meraih tangan Ayahnya dan menciumnya. ketika ia keluar, ia mendengar Ayahnya bergumam.
"basket terus, tidak berguna".
***
inilah ajaibnya lapangan basket beserta bolanya bagi Kenzie. Dia seperti tidak memiliki beban. bola basket ditangannya seperti tidak akan pernah lepas ketika ia berlari. ia berhasil melewati orang yang menjaganya dan mulus mencetak poin. Teman-teman satu teamnya mengajak high five dan tertawa.
"bukan main", ucap Putra berdecak kagum.
sore ini yang datang lumayan banyak sehingga mereka bisa bermain 5v5 walaupin setengah lapangan karena mereka harus sharing dengan anak-anak sepak bola.
Lapangan ini memang hanya lapangan komplek namun semua anak basket wilayah sini selalu bermain disini sehingga menjadikan lapangan ini sangat populer dan kebetulan setiap satu tahun sekali mereka memiliki lomba dan yang menggelar adalah anak-anak dari komplek perumahan ini.
Reino mencoba memblock lay up dari Kenzie namun gagal dan ia melakukan Foul sehingga Kenzie mendapatkan free throw dari tengah lapangan. Kenzie mendrible beberapa kali dan seperti melakukan putaran sedikit dibolanya ketika ia menggenggam bola itu namun meleset dari ring dan semua mata tertuju kemana bola itu pergi dan ...
seorang perempuan yang sedang asyik duduk dibangku tidak jauh dari lapangan ambruk karena kepalanya terkena bola basket yang dilempar Kenzie.
"Cleooooo...", teriak Putra panik dan langsung berlari ke arah perempuan itu dan Kenzie dan beberapa temannya juga ikut menyusul.
mata perempuan itu terpejam. Putra mengecek kepala perempuan itu dengan usapan tangannya apakah ada benjolan dikepalanya dan sepertinya tidak ada.
"kayanya dia pingsan deh Ken", ujar Putra.
Baru pertama kali Kenzie melihat perempuan pingsan karena kena bola yang seharusnya tidak sekencang itu.
"kok bisa pingsan Put?" suara Kenzie mengesankan bahwa ia tidak percaya.
"duh anaknya emang gini, lemah. lu jagain deh ya. bisa bisa abis gue sama emaknye", jelas Putra menarik Kenzie untuk duduk dan menaruh kepala perempuan itu dipangkuan Kenzie.
"lu kipas-kipas deh atau tiup-tiup juga gapapa biar cepet sadar".
Sedikit cemas dan kaku Kenzie mau tidak mau harus bertanggung jawab. Ia duduk dengan sedikit tegang dan memperhatikan mata perempuan itu. Sedikit ia tiup-tiup wajahnya entah apa gunanya. bulu mata perempuan itu sangat panjang, hidungnya yang mungil dan bibirnya yang penuh dan.. Kenzie segera mengalihkan penglihatannya dan melihat kearah basket. Jangan sampai berfikir yang aneh-aneh Ken. Ia berfikir mungkin ini efek terlalu lama tidak dekat dengan perempuan manapun selain lewat dunia maya.
Ada gerakan dari kepala perempuan itu dan dia pun sudah bangun.
Perkenalan singkat dilapangan tadi lumayan membekas dibenak Kenzie ketika ia pulang kerumah. Sejujurnya ia memang sering melihat perempuan itu dilapangan basket itu maupun di sekolah. Kenzie sedikit terkejut karena perempuan itu tidak ingat bahwa dia mengalah untuk membeli telur gulung padahal mereka sedekat itu. Atau setidaknya mereka satu sekolah dan Kenzie lumayan populer dikalangan satu angkatan maupun juniornya karena basket tetapi perempuan itu tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia familiar dengan wajah Kenzie.
Kenzie masuk kedalam rumah dan bergegas untuk mandi dan shalat sehabis itu. Seselesainya, ia pergi ke dapur untuk makan dan bertemu Ayahnya. Ia pun mengurungkan niatnya untuk mengambil makanan. Mencoba menghindari Ayahnya tetapi terlambat. Celotehan Ayahnya sudah terdengar kembali.
"mau jadi apa kamu main basket doang? orang nggak berguna? Ayah bayarin sekolah mahal-mahal tapi kamu kerjaannya setiap sore cuma main basket".
"tapikan Ken juga belajar pa nanti".
"iya tapi untuk apa kamu main sama orang-orang yang kelihatan lusuh disana? keringetan nggakk jelas".
"ini sehat yah. Kenziekan laki-laki ya harus olahraga".
"ya seminggu sekali juga bisa".
"nggak bisa yah. Kenzie badannya bakalan ngga enak kalo begitu".
"halah kamu ngelawan aja kalau Ayah bilangin. bukannya didengerin dan dijalanin".
"iya yah maaf", Kenzie masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamar. rasa lapar yang tadi menggandrungi perutnya sekarang sudah hilang ditelan omelan sang Ayah yang selalu meremehkan basketnya.
Ayahnya hanya melihat dari sudut pandangnya yang jauh dari kata benar. Ayahnya tidak tahu bahwa yang bermain dilapangan basket adalah orang-orang yang sudah bekerja, yang kuliah dibidangnya atau bahkan yang sudah sering memenangkan pertandingan. Menurut Ayahnya penampilan merupakan hal yang pertama.
Kenzie hendak menutup jendela kamarnya dan ia terhenti karena langit malam ini begitu cerah dan ditaburi banyak bintang.
"pasti nanti Ken bisa sukses bersama basket. Ayah pasti bangga suatu saat nanti".
***
Pagi datang seperti biasa. Setelah menaruh tasnya dibangku biasa Kenzie duduki. Ia langsung berlari menuju lapangan sekolah. Tempat ternyaman bagi Kenzie. ia berhigh five ria dengan teman-teman yang sama-sama bermain basket maupun hanya sekedar menonton saja.
Game pagi itu pun dimulai. banyak suara riuh ketika dirinya mencetak score. Kenzie lumayan popular dikalangan siswa-siswi terutama perempuan. selain karena fisik yang sangat macho, apalagi kalau bukan basket. pagi-pagi begini ia sudah mengundang banyak perhatian khususnya dari cewek cewek yang lewat. bahkan ada yang terang-terangan nonton dipinggir lapangan. mungkin lapangan itu adalah salah satu hiburan bagi anak-anak sekolah yang baru datang.
Sekolah mereka memang punya rutinitas menutup gerbang namun memberikan waktu 15menit untuk anak-anak yang masih main-main atau menyiapkan kelas. tetapi bagi anak terlambat datang hukumannya tidak main-main.
Terkadang hal ini sebagai hiburan karena hukumannya memalukan. ada yang harus nyanyi dibawah tiang bendera. ada yang harus lari keliling lapangan. ada yang harus melepas sepatu hingga istirahat. Beratnya pun sesuai berapa menit anak itu terlambat. dan pagi ini hiburan pun dimulai dengan anak anak terlambat yang harus jalan jongkok hingga ke kelasnya masing-masing atau setidaknya hingga melewati lapangan dan tidam terlihat lagi oleh matanya Pak Sudrajat.
Mata Kenzie menangkap sosok yang sudah beberapa hari ia tidak lihat. yaitu perempuan lucu bernama Cleona.
Rambut perempuan itu panjang dan hitam sangat indah. tubuhnya langsing dan hmmm aduhai lah ya haha ada perasaan geli dihati Kenzie apalagi melihat perempuan itu berjalan jongkok.
"gue pernah bro jalan begitu sampe kelas gara-gara Pak Sudrajat bener bener perhatiin gue. keram dong. lu taukan kelas gue dilantai 2 dan dipojok", cerita Farhan sambil tertawa dan diikuti tawa anak-anak yang lain termasuk Kenzie tanpa melepaskan tatapannya kearah Cleona.
"ada-ada aja lu bro".
***
Keesokkan hari ketika Kenzie berada diruang lab komputer dan sudah menyelesaikan tugasnya. Ia pun diperbolehkan untuk membuka internet dan bermain internet. Iseng-iseng ia membuka twitter dan ia mendapati bahwa ada account dengan nama familiar hinggap difollowersnya. Cleona hmmm ia langsung mengklik tanda follow back. ia tersenyum dan meng-log out twitternya.
***