Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I'M Spider-Man

Aprian_Afrizal_8226
42
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 42 chs / week.
--
NOT RATINGS
634
Views
Synopsis
Disebuah kota yang tenang, rintik hujan yang lebat menghantam sebuah kaca mobil dengan ritme yang tidak teratur, menciptakan suara gemericik yang mengiringi suasana malam yang dingin. Arka, seorang pria berusia 21 tahun, mengendarai mobilnya dengan penadangan yang kabur karena Lelah setelah bekerja seharian. Matanya sesekali melirik ke layar ponsel yang terus berbunyi di sampingnya, pesan-pesan masuk tak berhenti, mengihiasi layar. Namun, sesuatu terjadi dalam sepersiak detik, semuanya berubah. Cahaya terang dari lampu truck besar muncul dari sisi kanan, terlalu dekat untuk dihindari. Dan seketika dentuman besar serta keras menggema di telinganya, dan dunia disekelilingnya seketika menjadi buram dan berubah menjadi gelap.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1

~Pov ???~

Disebuah kota yang tenang, rintik hujan yang lebat menghantam sebuah kaca mobil dengan ritme yang tidak teratur, menciptakan suara gemericik yang mengiringi suasana malam yang dingin. Arka, seorang pria berusia 21 tahun, mengendarai mobilnya dengan penadangan yang kabur karena Lelah setelah bekerja seharian.

Matanya sesekali melirik ke layar ponsel yang terus berbunyi di sampingnya, pesan-pesan masuk tak berhenti, mengihiasi layar.

"Tungguh sebentar, aku hampir sampai" gumam arka sambil meraih ponselnya, mengalihkan pandnagannya dari jalan. Namun, sesuatu terjadi dalam sepersiak detik, semuanya berubah. Cahaya terang dari lampu truck besar muncul dari sisi kanan, terlalu dekat untuk dihindari.

Dan seketika dentuman besar serta keras menggema di telinganya, dan dunia disekelilingnya seketika menjadi buram dan berubah menjadi gelap.

[~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~]

Ketika arka membuka matanya, ia tidak lagi berada di dalam mobil atau dunia yang ia kenal. Disekelilingnya hanya ada warna putih yang membentang tak berujung. Tidak ada lantai, dinding, atau langit- hanya putih kosong, seperti berada di Tengah kehampaan.

"Apa ini?dimana aku?" arka bergumam, suaranya menggema tanpa arah. Rasa panik mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Ia menyentuh tubuhnya; semuanya terasa nyata, tetapi seasananya begitu aneh.

"Tenanglah, anak muda"

Suara berat dan tenang bergema membuat arka tersentak. Ia dengan gugup menoleh dan melihat seorang pria berjanggut lebat Tengah duduk bersila di kejauhan. Pria itu mengenakan jubah putih sederhana, auranya memancarkan ketenangan yang tidak bisa dijelaskan. Matanya yang teduh seakan mampu menebus jiwa arka.

"Siapa kamu? Dan Dimana ini" tanya arka dengan nada gugup.

Pria berjanggut itu menatapnya sejenak sebelum tersenyum tipis. "Kamu bisa memanggilku dewa atau sesuatu yang kamu suka, walaupun aku lebih tinggi dari itu. Dan ini adalah tempat antara kehidupan dan kematian"

Arka mundur selangkah. "Tunggu… jadi aku sudah mati?"

Dewa itu mengangguk perlahan. "Ya, kecelakaan itu merenggut nyawamu. Namun, ada sesuatu yang harus aku jelaskan kepadamu"

Mendengar kata-kata itu membuat arka terpaku. Pikiran tentang keluarganya, teman-temannya, dan masa depan yang belum sempat ia jalani berkelebat di benaknya. Ia menggenggam rambutnya dnegan kedua tanngannya. Mencoba memahami situasi ini.

"Nak, dengarkan aku" suara dewa kembali memecah kepanikan. "kematianmu bukanlah hal yang seharunya terjadi saat ini. Ada kesalahan di sistem yang membuat jiwamu terlepas sebelum waktunya"

Arka mengangkat wajahnya, menatap dewa dengan kebinggung di wajahnya. "kesalahan? Maksudmu, aku mati karena kecelakaan… yang tidak seharusnya terjadi?"

Dewa mengangguk. "benar. dan karena itu, aku bertanggung jawab atas kejadian ini. Sebagai kompensasi, aku akan memberikanmu kesempatan kedua"

Arka menelan ludah, perasaannya campur aduk antara lega dan bingung. "kesempatan kedua? Maksudnya aku akan di hidupkan lagi?"

"Tepat sekali" jawab dewa sambil mengulurkan tangan. Tiba-tiba, sebuah meja kecil muncul di hadapan keduanya, lengkap dnegan roda roulette besar yang berputar pelan. Di permukaan roulette itu terdapat berbagai pilihan, dari dunia fantasi, era futuristic, hingga kehidupan biasa.

"Kamu akan dihidupkan kembali didunia baru yang akan ditentukan oleh roulette ini" jelas dewa. "namun, karena aku merasa bertanggung jawab penuh, aku juga akan memberikanmu tiga permintaan untuk membantumu memulai hidup baru"

Mendengar itu arka mengerutkan dahi. "tiga permintaan? Apa aku bisa meminta apa saja?"

Dewa menggangguk sebagai jawaban. "selama tidak melanggar aturan universal, ya. Pikirkan baik-baik apa yang kamu inginkan"

Arka menghela napas Panjang. Mencoba mecerna semua ini sekali lagi. baginya, semua ini masih terasa seperti mimpi aneh. Namun, tatapan seirus dewa membuatnya yakin bahwa ini adalah kenyataan yang harus ia hadapi. Ia melangkah mendekati meja roulette itu, memperhatikan berbagai dunia yang berputar di permukaannya.

"sebelum aku memutar ini, apa aku bisa bertanya sesuatu?" arka bertanya dengan ragu.

"Tentu saja" jawab dengan senyuman hangat.

"kenapa harus ada roulette? Kenapa aku tidak bisa kembali ke dunia yang aku tinggalkan?"

Mendengar itu dewa menghela napas. "keseimbangan dunia tidak memungkinkan jiwa yang sudah terlepas untuk kembali ke tempat asalnya. Namun, aku bisa menjamin bahwa dunia yang kamu tuju akan menjadi awal yang lebih baik bagimu"

Arka menggigir bibirnya, tetapi akhirnya menggangguk. "baiklah. Aku akan memutarnya"

Dengan dewa yang memberikan isyarat, arka mulai memutar rod aitu dan roda roulette itu mulai berputar dengan cepat. Arka memperhatikan dengan seksama, berharap mendapatkan sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk dijalani. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, rod aitu mulai melambat dan berhenti disebuah segmen yang bertuliskan. "Dunia Marvel"

"Dunia Marvel?" gumam arka dengan nada sedikit antusias.

Dewa tersenyum lebar. "dunia Dimana pahlawan super dan penjahat berkeliaran. Itu sesuatu yang bagus, dunia itu juga mirip dengan dunia lamamu. Namun aku akan mengubah beberapa hal di dunia itu agar sesuai dnegan keberadaaanmu"

"Mengubah apa?" tanya arka, sedikit khawatir

"pertama, kamu akan berada di luar radar para entitas besar seperti para celestial atau thanos. Aku tidak ingin kamu langsung terbunuh oleh kekuatan yang tidak bisa kamu lawan. Kedua, kamu akan memiliki kesempatan untuk memulai dari nol sebagai seseorang yang unik di dunia itu, dan tidak ada yang akan tahu bahwa kamu bukan berasal dari sana"

Arka mengangguk pelan, memahami bahwa hal itu diperlukan. "Oke… kurasa itu cukup masuk akal"

"sekarang, pikirkan tiga permintaanmu" lanjut dewa.

Arka terdiam, merenungkan apa yang harus ia minta. Ia tahu bahwa tiga permintaan ini akan menentukan masa depannya di dunia baru itu. Setelah beberapa saat, ia akhirnya angkat bicara.

"permintaan pertama, aku ingin memiliki tubuh yang kuat dan sehat serta regenerasi seperti Wolverine maupun Deadpool"

Dewa mengangguk. "itu permintaan yang bijaksana. Diterima"

"permintaan kedua, aku ingin memiliki kemampuan unntuk mempelajari dan menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan dengan cepat"

Sekali lagi, dew aitu menggangguk. "Diterima. Lalu, permintaan terakhirmu?"

Arka berpikir sejenak, mencoba memastikan permintaan terakhirnya adalah sesuatu yang benar-benar penting. "permintaan terakhir, aku ingin memiliki akses ke sumber daya yang cukup untuk memulai kehidupan baru di sana, dan aku ingin menjadi spider-man"

dewa terdiam sejenak, mengatami arka dnegan pandnagan penuh pertimbangan. Dan setelah beberapa detik, ia mengangguk perlahan.

"Itu permintaan yang menarik" kata dewa dengan senyum samar. "aku akan mengatur agar kamu menjadi spider-man saat kamu berusia 15 tahun, setelah kamu mengunjugi institute penelitian milik norman Osborn. Di sana, sebuah kejadian kecil akan mengubah hidupmu selamanya"

Mendengar itu, mata arka berbinar, meskipun ia tetap merasa gugup. "Terima kasih… aku rasa itu cukup untuk memulai"

Dewa kemudian tersenyum lebar. "semua permintaanmu diterima. Bersiaplah untuk perjalanan barumu"

Seketika arka merasakan ketenangan yang aneh mengalir di dalam dirinya. Meskipun ia masih gugup dnegan apa yang akan terjadi, tetapi ia merasa siap untuk menghadapi dunia baru itu. Dewa mengulurkan tangan, dan Cahaya putih mulai mengelilingi tubuh arka.

"selamat tinggal, nak. Semoga kehidupan barumu penuh petualangan dan kebahagiaan"

Arka tersenyum samar, sebelum Cahaya itu menyelimuti dirinya sepenuhnya, menghilangkan sosoknya dari ruang putih itu. Di dalam hati ekcilnya, ia tahu bahwa ini adalah awal yang baru, kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih berarti.

Didimensi putih itu, dewa menatap kea rah Dimana arka menghilang. "semoga kali ini, semuanya berjalan baik untuknya… Ahh aku lupa memberitahunya bahwa aku memodifikasi laba-laba yang akan mengigitnya dan bukan cuman satu melainkan dua… ya biarkan itu menjadi kejutan untuknya" gumamnya, sebelum kembali duduk dengan tenang di tempatnya.