Satu bulan berlalu sejak Evans Harrison memulai petualangan heroiknya menjadi Spider-man, seiring berjalannya waktu. Nama Spider-man menjadi topik hangat di seluruh kota sejak dirinya beraksi sebagai Vigilante.
Angka kejahatan di New York menurun drastis. Banyak warga yang mendukungnya, menganggapnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, tidak sedikit pula yang meragukannya. Kritik terbesarnya datang dari mereka yang percaya bahwa spider-man melanggar etika moral seorang pahlawan super.
"Pahlawan seharusnya tidak sebrutal itu" ujar salah satu pengamat dalam wawancara televisi. "dia lebih mirip algojo daripada penyelamat"
Namun, bagi evans. Opini-opini itu tidak penting. Ia tetap berpatroli setiap malam, menghadapi penjahat dengan gayanya yang khas. tidak seperti peter parker yang selalu menahan diri. Evans memilih pendekatan yang jauh lebih keras.
Evans telah menjadi simbol yang memecah belah opini publik. Di satu sisi, banyak warga merasa aman dengan kehadirannya. Mereka tahu bahwa penjahat akan berpikir dua kali sebelum beraksi. Namun, di sisi lain, kritik terus berdatangan, menyoroti metodenya yang dianggap terlalu brutal.
Di rumah, di kereta bawah tanah, dan di toko-toko, orang-orang membahas Spider-Man. Namanya ada di mana-mana. Bahkan, beberapa media mulai mengangkat kisahnya sebagai headline utama. Meski begitu, Evans tetap tenang. Ia tahu bahwa setiap langkahnya adalah bagian dari rencana yang lebih besar.
Pada suatu malam, saat berayun melewati pusat kota, Evans melihat sekumpulan anak muda mengenakan kaus dengan logo laba-laba mirip dengan suitnya. Ia tersenyum kecil, menyadari bahwa pengaruhnya telah melampaui apa yang ia bayangkan.
Ia tidak akan ragu untuk mematahkan tulang penjahat jika diperlukan. Baginya, mereka yang memilih jalan kejahatan tidak layak diberi belas kasihan. Dan mala mini, evans yang sedang berayun melewati Gedung-gedung tinggi, memutar siaran radio dan mendengarkannya dengan seksama. Suara JJ.Jameson memenuhi telinganya, dengan nada marahnya yang khas.
"SPIDER-MAN! Si vigilante yang mengklaim dirinya seorang pahlawan. Apa yang dia lakukan? Mematahkan tulang-tulang penjahat dan meninggalkan mereka bergelantungan seperti sampah di di jalann? Ini bukan perilaku seorang pahlawan sejati! Kota ini tidak membutuhkan monster seperti dia!"
Evans terkekeh kecil mendengar narasi yang penuh kebencian itu. "orang ini benar-benar tidak perna Lelah mengoceh" gumamnya. Ia kemudian berbicara kepada ares. "ares, bagaimana menurutmu jika kita membuat surat kabar sendiri untuk bersaing dengannya?"
Ares menjawab dengan nadanya yang khas. "Langkah strategis, tetapi membutuhkan waktu dan sumber daya. Apakah tujuan utama anda adalah mengubah opini publik?"
Evans tersenyum di balik topengnya. "Iya namun tidak hanya itu. Kadang, memainkan psikologi orang-orang itu menarik. Lagipula citra adalah segalanya, bukan?"
"anda terdengar seperti seorang penjahat yang licik, namun itu merupakan Langkah yang bagus, apakah anda memiliki kandidat untuk memimpin Perusahaan ini? Ataukan anda sendiri yang akan memimpinnya?" tanya ares.
Evas mengangguk. "tentu saja, kita akan merekrut seseorang yang berpengalaman di industry media. Tapi dia hanya akan menjadi wajah di depan. Segala Keputusan penting akan kita kendalikan dari belakang layar. Aku akan membuat daftar kandidatnya nanti"
"menarik, saya akan membantu anda mengatur rencana ini lebih rinci jika diperlukan" balas ares.
Percakapan itu berhenti ketika ares mendeteksi aktivitas mencurigakan di dekat jembatan Brooklyn. Evans segera mengubah arah, meluncur menuju Lokasi dengan kecepatan penuh. Tidak butuh waktu lama hingga evans tiba di Lokasi.
Ia menemukan sekelompok geng sedang bertransaksi senjata illegal. Dia kemudan mendarat di atas tiang lampu, mengamati mereka sejenak sebelum turun dengan cepat. Dalam hitungan detik, evans sudah menghancurkan senjata mereka dan menjatuhkan beberapa anggota geng ke tanah.
Seorang pria besar mencoba melawan, tetapi evans menangkap tinjunya dengan mudah. "kamu harus lebih baik dari itu… apa kamu kurang makan?" ejek evans sebelum melempar pria it uke arah tembok.
Pertarungan berlangsung singkat, tetapi dampaknya sangat besar. dalam waktu kurang dari 5 menit, seluruh anggota geng itu telah di lumpuhkan.
Sambil membersihkan tangannya, evans berkata. "ares, laporkan Lokasi ini ke polisi. Pastikan mereka menemukan barang bukti"
"sudah dilakukan" balas ares.
Evans kemudian kembali menembakan jaringnya dan berayun, melanjutkan patorilinya. Malam itu, ia menghentikan beberapa kejahatan lagi, mulai dari pencurian mobil hingga penyerangan di jalan. Setiap aksinya semakin memperkuat reputasinya sebagai spider-man yang tanpa kompromi.