Satu tahun berlalu sekali lagi sejak insiden di kantin sekolah, dan kini, di usia 13 tahun, Evans Harrison telah menunjukkan perkembangan luar biasa. di Tengah ruang labolatorium bawah tanahnya yang luas, berbagai perlatan canggih menghiasi ruangan tersebut.
Jika dilihat dengan cermat, labolatorium itu telah berubah menjadi tempat yang jauh lebih maju beberapa tahun dibandingkan setahun yang lalu. Tidak ada lagi computer fisik yang terletak di meja seperti dulu. Kini, hologram-hologram melayang di udara, menampilkan desain, data, dan analisis yang terus diperbarui secara real-time.
Ditengah ruangan, evans Tengah sibuk dengan proyek terbarunya. Berbagai peralatan berserakan di sekitar meja kerjanya, termasuk chip, kabel nano, dan rangkaian modul kuantum yang tampak rumit.
Desain hologram computer kuantum terpampang di udara, menampilkan diagram kompleks dengan jutaan garis koneksi. Di pusat tampilan holografik itu, Ares muncul dengan bentuk logo laba-laba yang futuristic, memancarkan Cahaya biru terang yang memberikan kesan modern dan canggih.
"bos, berdasarkan analisis terakhir, rangkaian qubit pada modul utama membutuhkan penyesuaian tambahan. Kurangi intensitas medan magnet hingga 12% untuk mencegah terjadinya dekoherensi" ujar ares dengan nada tenang.
Evans, dengan kacamata pelindu dimatanya, menggangguk paham. "Got it, ares. Turunkan intensitas medan magnet. Pastikan stabilitas qubit tetap terjaga di bawah batas kritis"
"perintah di terima" jawab ares. Sebuah alat di dekat meja evans menyala, menghasilkan bunyi lembut saat intensitas medan magnetnya di atur ulang. Evans memfokuskan pandangannya pada modul utama, tangannya dengan cekatan menyambungkan kabel-kabel kecil dengan bantuan lengan robot dan mikroskop holografik.
Sinar hologram biru menghiasi ruangan saat evans memutar diagram computer kuantum itu, setiap sudut dari desainnya diteliti dengan seksama, memastikan tidak ada kesalahan sekecil apapun. Sesekali, ares menampilkan notifikasi penting di udara, memberikan peringatan atau rekomendasi relavan.
Evans terus berkerja hingga beberapa jam, dan setelah beberapa jam bekerja tanpa henti. Evans melepaskan kacamata pelindungnyaa dan menghela napas pajang. "ares, beri aku pembaruan tentang status proyek ini"
Hologram diudara kemudian bergeser, menampilkan statistic terkini yang telah dibuat ares. "computer kuantum berada pada 92% penyelesaian. Rangkaian modul utama telah berhasil di sesuaikan, dan komponen pendingin telah dioptimalkan untuk efisiensi maksimal. Namun, masih ada beberapa parameter stabilitas yang memerlukan kalibrasi lebih lanjut"
Mendengar itu evans mengangguk sambil mengusap peluh di dahinya. "Baik, kita hampir selesai. Aku akan menyempurnakannya besok. Sekarang aku butuh istirahat sejenak"
Dia kemudian berjalan keluar dari labolatoriam, menaiki lift yang mengubungkan ruang bawah tanag ke area utama rumahnya. Meskipun rumah itu besar dan mewah, hanya ada sedikit tanda kehidupan selain dirinya dan pelayan yang datang secara berkala untuk menjaga kebersihan dan memasak.
Hari ini, seperti biasa, meja makan telah di penuhi dengan hidangan lezat yang menunggu untuk disantap.
Evans duduk di meja makan dan mulai menikmati makan malamnya. Hidangan steak medium-rare, kentang panggang, dan salad segar tersaji dengan sempurna. Sambil makan, pikirannya melayang kembali ke proyek yang sedang ia kerjakan. Computer kuantium ini bukan hanya sebuah alat. Bagi evans, itu adalah langkag besar menuju mimpinya untuk menciptakan teknologinya.
Setelah menikmati makan malamnya, evans kembali ke labolatoriumnya, malam itu. Ia memutuskan untuk menguji salah satu fungsi inti dari ares yang telah ia kembangkan selama setahun terakhir. "ares, jalankan simulasi interaksi kuantum pada protokol keamanan yang aku buat minggu lalu"
"simulasi dimulai" jawab ares. Cahaya holografik memenuhi ruangan, menampilkan model 3D dari interaksi kuantum yang kompleks. Evans mengamati simulasi itu dengan cermat, mencatat setiap detail yang dianggap penting.
"ARES, apa yang kau pikirkan tentang penerapan teknologi ini di dunia nyata?" tanya Evans tiba-tiba.
"Potensi penerapan teknologi ini sangat luas, bos. Dengan kapasitas komputasi kuantum, kita dapat merevolusi bidang enkripsi data, simulasi molekuler, hingga pengembangan kecerdasan buatan generasi berikutnya. Namun, teknologi ini juga memiliki risiko jika jatuh ke tangan yang salah," jawab ARES dengan nada robotnya yang halus.
Evans tersenyum tipis. "Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Aku tidak akan membiarkan semua ini keluar dari sini."
-----------------------------
Keesokan paginya, yang telah melakukan rutinitas hariannya seperti latihan paginya memutuskan untuk tidak datang ke sekolah hari ini dan kembali bekerja di labolatoriumnya. Kali ini, ia bertekad untuk menyelesaikan computer kuatumnya.
Dengan bantuan ares, ia memeriksa setiap komponen terakhir, memastikan tidak ada kesalahan, evans menghabiskan berjam-jam bekerja meraikai semuanya dengan teliti.
Dan setelah berjam-jam, akhirnya semua rangkauan tersambung dengan sempurna. "ares, aktifkan sistem utama" kata evans dengan penuh semangat.
Lampu di ruangan meredup, digantikan oleh Cahaya biru lembut yang terpancar dari computer kuantum itu. Sistem utama menyala dengan lancar. Dan layar holografik menampilkan data pertama yang dihasilkan computer kuantum tersebut.
Logo laba-laba ares muncul di Tengah layar hologram, berputar perlahan seolah menyapa penciptanya.
"sistem utama berhasil diaktifkan" lapor ares. "komputer kuatum telah beroprasi pada kapasitas penuh. Semua parameter berada dalam kondisi optimal"
Evans yang mendengar laporan itu mengangkat tangannya, dan mengepalkan tinjunya di udara. "kita berhasil, ares! Ini adalah Langkah besar untuk semuanya"
"selamat, tuan. Ini adalah pencapaian luar biasa" jawab ares seperti biasa. "apa Langkah kita selanjutnya?"
Evans menatap computer kuantum di dengan mata penuh tekad. "langkah selanjutnnya adalah menguji kemampuan penuhnya. Aku ingin melihat sejauh mana teknologi ini bisa membawa kita. Dan setelah itu… aku akan mencoba membuat arc reactor untuk menyuplai energi tak terbatas untuk menunjangnya"
Setelah menyelesaikan computer kuantumnya, evans merasa Lelah tetapi sangat puas di hatinya. Ia menayap hasil kerjanya dengan perasaan bangga. Cahaya biru lembut dari computer kuantum itu memancar dengan tenang, seolah-olah mengucapkan selamat atas pencapaiannya.
Namun, evans tahu perjalanan ini baru permulaan. Ia kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak dan berjalan ke lift menuju balkon di lantai atas rumahnya.
Udara malam terasa sejuk saat evans membuka pinntu balkon. Langit malam yang jernih dipenuhi Bintang-bintang yang berkilauan, memberikan suasana yang damai dan menenangkan. Evans bersandar pada pagar balkon, menghela napas Panjang, membiarkan pikirannya melayang.
Ditangannya, ponsel pintar yang telah diintegrasukan denga nares mulai menyala, menampilkan antarmuka holografik yang modern.
"ares" panggil evans. Suaranya nyaris berbisik, namun AI-nya langsung merespons.
"Ya, tuan? Ada yang bisa saya bantu?" jawab ares, suara khasnya terdengar melalui ponsel.
"tampilkan kondisi Perusahaan ayahku" perintahnya.
"mengakses data Perusahaan Harrison Technologies" kata ares. Dan dalam sekejap, hologram besar muncul di udara tepat di depannya, menampillkan grafik keuangan, laporan oprasional, dan berbagai metrik penting lainnya. Evans lalu mulai memeriksaa data itu dengan seksama, memastikan bahwa Perusahaan yang diwariskan kepadanya tetap berjalan dengan baik meskipun ia belum cukup umur untuk mengambil alih secara resmi.
Memperhatikan data yang tersaji di hadapannya, evans tersenyum kecil. "bagus, mereka masih mempertahankan standar yang tinggi" gumamnya. Namun, perasaan tanggung jawab itu tetapi menghantui pikirannya.
Di usia yang masih sangat muda, ia sudah memikul warisan besar dari ayahnya. Meski begitu, evans tidak perna menganggapnya sebagai beban. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai tantangan yang harus ditaklukan.
Sambil terus memandangi data holografik, pikiran evans tiba-tiba melayang ke dunia lamanya. Ia mengingat-ngingat bagaimana aplikasi seperti Tiktok, Instagram, dan berbagai platform lainnnya telah mengubah cara orang berinteraksi dan berbagi informasi. Dunia ini, meskipun memiliki kemajuan teknologi yang berbeda, belum memiliki inovasi serupa.
"Ares" panggil evans sekali lagi.
"saya di sini, tuan"
"aku punya ide" katanya dengan mata berbinar. "bayangkan sebuah aplikasi yang memungkinkan orang berbagi video pendek dengan fitur kreatif, music, dan efek yang menarik. Sebuah platform yang bisa menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan dunia"
Ares merespons dengan nada khasnya. "Konsep yang menarik. Apakah anda ingin saya memulai perancangan aplikasi ini?"
"tentu" jawab evans. Ia menyentuh antarmuka holograafik di depannya, memperbesar layar untuk membuat ruang kerja lebih besar. "kita mulai dengan fitur dasar. Sistem unggah video, editor bawaan, dan algoritma yang daoat mempelajari preferensi pengguna. Tambah elemen keamanan dan privasi Tingkat tinggi"
"instruksi di terima" kata ares. Dalam sekejap, diagram dan kerangka kerja aplikasi mulai muncul di hologram. Evans mengarahkan tangannya di udara, memindahkan elemen-elemen desain ke posisi yang diinginkan. Dnegan bantuan ares, proses yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan dapat di selesaikan dalam hitungan jam.
Malam itu, balkon rumah evans berubah menjadi ruang kerja kreatif. Ia bekerja tanpa Lelah, matanya berkilauan dengan semangat. Sesekali, ares memberikan masukan atau menyarankan perbaikan pada desainnya. Hasil akhirnya adalah konsep awal sebuah aplikasi revolusioner yang, menurut evans, akan mengubah cara orang bersosialisasi di dunia ini.
Setelah beberapa jam, evans meregangkan tubuhnya dan tertawa kecil. "ini baru permulaan, ares. Kita akan lihat sejauh mana aplikasi ini bisa berkembang"
"dengan inovasi seperti ini, kemungkinan besar aplikasi ini akan menjadi fenomena global" kata ares dengan nada khasnya.
Evans di sisi lain hanya menatap hologram yang perlahan memudar di udara. Ia tahu bahwa ide ini hanyalah salah satu dari banyak ide besar yang akan ia wujudkan. Dengan computer kuantum, ares, dan kemampuannya yang terus berkembang, dunia ini akan melihat hal-hal yang belum perna ada sebelumnya.
"Baiklah" katanya, akhirnya sambil menutup hologram. "waktunya untuk tidur. Besok, kita mulai membangun prototipe"
Ia berajalan kembali ke kamarnya, membiarkan angin malam membelai wajahnya. Langit berbintang menajdi saksi bisu atas ambisi besar seorang pemuda yang tidak perna berhenti bermimpi.
-----------------------------------
Keesokan harinya, minggu sekitar pukul 5.00. Evans bangun dengan semangat baru. Ia mula-mula melakukkan rutinitas hariannya kemudian sarapan. Dan setelah sarapan. Ia langsung menuju labolatorium bawah tanahnya. Proyek aplikasi itu menjadi prioritasnya untuk beberapa waktu kedepan. Dengan bantuan ares, ia mulai mengembangkan algoritma yang lebih kompleks untuk mendukung fitur-fitur aplikasi tersebut.
Namun, di sela-sela pekerjaannya, Evans tidak melupakan pelatihannya. Seperti biasa, ia menghabiskan waktu di gym pribadinya untuk menjaga kondisi fisiknya. Push-up, sit-up, dan latihan beban menjadi rutinitas hariannya. Setelah itu, ia melanjutkan sesi bela diri dengan Marcus, instruktur pribadinya.
"kamu terlihat lebih fokus hari ini" kata marcus setelah menghindari pukulan cepat dari evans.
Evans hanya tersenyum tipis. "aku hanya ingin memastikan tubuhku siap untuk apa pun"
"Bagus" kata marcus smabil melancarkan serangan balik. "Tapi jangan terlalu memforsirkan dirimu. Kamu masih muda"
"dimengerti"
Setelah sesi latihan selesai, evans kembali ke labolatoriumnya. Aplikasi yang sedang ia kembangkan kini telah mencapai tahap prototipe. Ia mengujinya secara menyeluruh, memastikan bahwa semua fitur berjalan dengan baik.
"Ares, bagaimana progresnya?" tanya evans sambil mengetik antarmuka holografik.
"prototipe telah selesai" jawab ares. "pengujian awal menunjukkan bahwa semua fitur utama berfungsi dengan baik. Namun masih ada beberapa aspek yang perlu di optimalkan, terutama pada lagoritma rekomendasi"
Evans mengangguk mendengar itu. "baik, kita selesaikan itu besok. Untuk sekarang, aku ingin kau memantau data dari perusahaan ayahku. Pastikan semuanya berjalan lancar."
"Dimengerti," kata ARES. "Laporan akan saya kirimkan ke perangkat Anda secara berkala."