Keesokan paginya, sinar lampu menyinari seluruh ruangan membangunkan evans yang tertidur lelap. Ia terbaring di Tengah lantai, tubuhnya di penuhi darah yang telah mengering, bercampur dengan keringat yang membekas dari perjuangan Panjang semalam. Aroma metalik memenuhi ruangan, bercampur dengan bau dingin dari lantai labolatorium.
Saat matanya mulai terbuka, tiba-tiba inderanya meledak. Suara detak jarum jam terdengar begitu keras, aroma logam dan bahan kimia memenuhi penciumannya, dan setiap permukaan ruangan itu terasa seperti mengirim implus Listrik ke otaknya.
Refleks naluriahnya langsung mengambil alih. Tanpa berpikir Panjang, evans melompat dan menempel di langit-langit labolatorium.
Ia sendiri terkejut mendapati dirinya berada di langit-langit, tetapi itu hanya sesaat. Segera, ia mencoba merangkat, menguji bagaimana tubuhnya dapat bergerak dengan mudah di permukaan terbalik itu. "Ini luar biasa" gumam evans, sambil bergerak memutari langit-langit. Perasaan gembira seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru menerjangnya.
Evans terus berputar-putar di langit-langit namun, kegembiraannya itu membuatnya kehilangan konsentrasi. Ia terpeleset dan jatuuh ke lantai.
Dalam Upaya untuk menghentikan kejatuhannya, evans secara naluriah menggapi sesuatu dengan tangannya. Dan secara tiba-tiba, sebuah sutra lengket di tembakkan dari pergelangan tangannya dan menempel di langit-langit labolatorium itu, membuatnya bergelantungan di udara dan menghentikan kejatuhannya.
"Apa ini?!" serunya, terkejut sekaligus terpana. Ia menggantung di udara, memperhatikan jaring organik yang memancar dari pergelangan tangannya. Dengan hati-hati. Evans melepaskan jaring itu dan mendarat di lantai dengan mulus.
Ia berdiri di sana, memandang kedua tangannya dengan takjub. "Aku… aku bisa mengeluarkan jaring organik?" katanya pelan, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
Dengan perlahan, Evans mencoba memanggil kembali kemampuan itu. Ia mengarahkan tangannya ke depan, mengatur posisi jarinya, dan mencoba menembakkan jaring lagi. Benar saja, sebuah benang sutra organik keluar dengan mulus, menempel pada salah satu dinding di depannya. Ia menarik jaring itu perlahan, merasakan kekuatannya.
"Ini luar biasa," gumamnya lagi, senyum mulai muncul di wajahnya. "Tidak hanya aku bisa memanjat dinding, tapi aku juga bisa mengeluarkan jaring organik."
Ia mencoba beberapa kali melepaskan jaring dan ketika puas, evans kemudian berjalan menuju cemin besar di sudut labolatorium. Tubuhnya terasa ringan, meskipun masih ada sedikit nyeri dari pengalaman siksaan semalam yang masih membekas.
Namun, ada sesuatu yang berbeda. Setiap gerakannya terasa lebih terkendali, lebih presisi, dan kekuatannya seolah tidak berasa dari manusia biasa, Ya sejak awal evans bukan manusia biasa karena memiliki Healing Faktor yang sama seperti Wolverin atau Deadpool.
Evans kemudian menarik napas dalam-dalam, merasakan udara mengalir ke paru-parunya dengan cara yang baru, lebih segar, lebih hidup.
Ketika bayangan dirinya mulai terlihat di cermin, ia berhenti, memandang dengan takjub kea rah cermin.
Tubuhnnya telah berubah, tingginya bertambah beberapa sentimeter, membuat tubuhnya lebih tegap. Otot-ototnya terlihat jelas, terukir sempurna tanpa lemak berlebihan. Jika sebelumnya ia hanya tampan, sekarang ia terlihat seperti sebuah karya seni.
Namun hal yang paling mengejutkan adalah rambutnya. Werna rambut pirangnya kini memudar menjadi putih dengan semburat pirang di beberapa bagian, seperti bayangan efek siksaan semalam.
Ia mengangkat tangannya, menyentuh rambut itu perlahan. "Perak/putih… ini bukan yang aku harapkan" gumamnya pelan, sambil mencoba menerima perubahan tersebut.
Saat sedang menatap dirinya sendiri dengan penuh rasa ingin tahu, suara dari perutnya tiba-tiba berbunyi keras, mengingatkan betapa lapar dirinya. Evans memegang perutnya sambil terkekeh kecil. "sepertinya meskipun aku berubah, tubuhku masih butuh makanan"
Dia menoleh ke arah meja kerjanya di mana beberapa protein bar yang belum sempat dimakan tergeletak. Dengan Langkah ringan, ia berjalan ke sana, membuka bungkusannya, dan langsung melahapnya.
Namun ada sesuatu yang aneh, saat gigitan pertama. Evans merasa ada sesuatu yang aneh. Rasa dari makanan itu jauh lebih intens. Setiap detail rasa seperti diperbesar ratusan kali, membuatnya tersentak.
"Mungkin ini salah satu efek sampingnya" kata evans sambil menguyah perlahan, mencoba membiasakan diri dengan inderaa barunya.
Setelah merasa cukup untuk meredakan rasa laparnya. Evans kemudian segera memerintahkan ares. "ares, jalankan analisis penuh pada tubuhku. Aku ingin tahu apa saja yang terkandung di dalam tubuhku"
"dimengerti, tuan. Silahkan berdiri di mesin pemindaian" jawab ares dengan nada khasnya.
Evans kemudian berjalan menuju sebuah mesin pemindaian yang berada di Tengah labolatorium, ia beridri di atasnya, membiarkan berbagai lengan robotic yang terhubung dengan sistem ares mulai bergerak, sensor-sensor mulai memindai seluruh tubuhnya, dari kepala hingga ujung kaki, sementara layar holografik di depannya mulai menampilkan data secara real-time.
"proses analisis di mulai, harap tetap diam selama beberapa menit" instruksi ares.
Evans berdiri dengan sabar, memperhatikan grafik dan data yang terus mengalir di layar. Dan tidak lama kemudian, suara ares kembali terdengar.
"analisis selesai. Tubuh anda telah mengalami mutase genetic yang signifikan. Berikut beberapa hasil utama:
Kekuatan Fisik: Massa otot Anda meningkat 50%, dengan struktur serat otot yang jauh lebih padat. Berdasarkan uji simulasi, kekuatan fisik Anda setara dengan mengangkat beban hingga lebih dari 50 ton.Indera: Semua indera Anda—penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan—telah meningkat secara signifikan. Kemampuan penglihatan Anda mencakup spektrum inframerah dan ultraviolet.Refleks: Kecepatan reaksi saraf Anda meningkat lebih dari 15 kali lipat dibandingkan standar manusia.Healing Factor: Tubuh Anda kmemiliki kemampuan regenerasi tingkat tinggi. Luka kecil akan sembuh dalam hitungan detik, sementara luka serius membutuhkan waktu lebih lama tetapi tetap lebih cepat daripada manusia biasa.Struktur Tulang: Tulang Anda kini lebih ringan tetapi jauh lebih kuat, menyerupai struktur atom logam.Kemampuan Listrik: anda dapat menyimpan dan melepaskan enegeri Listrik dalam tubuh anda, memungkinkan manipulasi energi Listrik dalam jumlah besar.Kamuflase: tubuh anda dapat menghilang dari pandangan dengan menyatu secara sempurna dengan lingkungan sekitar.Kemampuan tidak terdeteksi: ada satu kemampuan baru yang tidak dapat diidentifikasi, tampaknya bersembunyi dalam jaringan genetic anda"
evans mendengarkan laporan itu dengan seksama, sambil menatap layar holografik yang menampilkan gambar tubuhnya secara tiga dimensi.
"kenapa dua laba-laba yang menggitku? Dewa tidak perna menyebutkan bahwa akan ada dua, apa dia menyembunyikannya untuk menjadi kejutan untukku? Lupakan saja… ares, apakah dua laba-laba itu memiliki DNA yang sama?" tanya evans dengan nada bingung kepada dirinya sendiri.
"Analisis awal menunjukkan bahwa kedua laba-laba tersebut memiliki jenis DNA yang berbeda. Laba-laba hitam membawa genetik terkait kontrol energi listrik, sedangkan laba-laba merah-biru membawa genetik peningkatan fisik dan kemampuan melekat pada permukaan. Kombinasi gigitan tersebut menyebabkan mutasi yang lebih kompleks," jawab ARES.
Mendengar itu evans mengangguk, mencova mencerna semua informasi itu. Ia bersandar di kursi, menatap langit-langit labolatorium. "jadi ini takdirku. Namun, aku harus mempelajari dan menguasai ini secepatnya"
Setelah itu evans memutuskan untuk menguji batas kekuatannya. Ia mengenakan pakaian latihan sederhana dan masuk ke area uji coba di labolatorium. Dengan desain canggih, ruangan itu memiliki simulasi dari berbagai lingkungann dan alat untuk mengukur kekuatan fisik.
Langkah pertama adalah menguji kekuatannya. Ia berdiri di depan alat pengukur kekuatan pukulan. Setelah mengambil napas dalam, ia memukul dengan kekuatan penuh. Alat itu langsung berbunyi dengan keras, angka di layar naik cepat hingga akhirnya berhenti di angka yang membuat Evans terpana.
"50 ton lebih huh…" bisiknya sambil tertawa kecil. "Ini lebih dari sekadar kekuatan manusia super."
Selanjutnya, ia menguji kelincahan dan refleksnya. Sebuah simulator holografik diaktifkan, menghasilkan bola-bola kecil yang meluncur ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Evans mampu menghindari setiap bola dengan mudah, bahkan menangkap beberapa di antaranya dengan gerakan cepat dan presisi.
"Refleksku ini gila," gumamnya