Chereads / I'M Spider-Man / Chapter 15 - Chapter 15

Chapter 15 - Chapter 15

Setelah jam sekolah berakhir, evans meninggalkan halaman sekolah dengan mobil sport hitamnya. Jalanan siang itu cukup ramai, tetapi suasana kota New York yang sibuk tidak mengganggunya. Ia menghidupkan musik lembut di radio dan mengatur kursi mobilnya ke posisi yang nyaman.

Saat evans sedang melintasi jalan utama menuju rumahnya, sebuah mobil pemadam kebakaran melesat di depannya dengan sirine melengking, membela kerumunan kendaraan. Evans menoleh, memperhatikan kecepatan mobil itu yang tampak lebih tinggi dari biasanya. Rasa penasaran mulai menggelitik pikirannya.

"Ares, cari tahu apa yang terjadi" perintah evnas sambil mengetuk perangkat kecil di pergelangan tangannya.

"sedang memindai jaringan berita local" balas ares. Setelah beberapa detik, AI tersebut melanjutkan. "terjadi kebakaran besar di sebuah apartemen di sebelah barat kota. Laporan awal menunjukan bahwa api menyebar dengan cepat dan diduga ada penghuni yang terjebak di dalam"

Mendengar itu evans mengetuk setirnya dengan jari, berpikir sejenak. Kemudian Keputusan bulat terbentuk di kepalanya. Ia menekan pedal rem dan memutar mobilnya dengan cekatan, menuju arah kebakaran.

Beberapa blok sebelum Lokasi kebakaran, evans menemukan tempat parkir yang cukup sepi. Setelah memarkirkan mobilnya, ia berjalan cepat menuju sebuah gang sempit. Ia memeriksa sekelilingnya, memastikan tidak ada orang yang memperhatikannya.

Evans kemudian mengentuk perangkat di tangannya, mengaktikan suitnya, dalam sekejap, suit nanoteknolgi vibranium menyelimuti tubuhnya, mengubah Evans Harrison menjadi sosok spider-man.

Ia melompat ke dinding terdekat, menembakan jaring, dan mulai berayun menuju Lokasi kebakaran. Ares di sisi lain memberikan arahan melalui peta kecil yang muncul di sudut pandang topengnya. Dengan kecepatan penuh, evans melintas Gedung-gedung tinggi sambil melakukan beberapa trik akrobatik untuk mengimbangi adrenalin yang mulai memuncak.

--------------------

Sesampainya di Lokasi, evans mendarat di atas truk pemadam kebakaran yang sibuk menyemprotkan air ke apartemen yang dilalap api. Asap tebal mengepul ke udara, dan suara sirine serta teriakan orang-orang memenuhi tempat itu.

Para petugas pemadam terlihat kewalahan menghadapi kobaran api yang terus menyebar. "ares, pindai bagunan itu" perintah evans sambil menatap apartemen yang terbakar.

Dalam hitungan detik, ares melaporkan hasilnya. "terdeteksi tuju orang terjebak di dalam. 2 di lantai dua, 2 di lantai tiga, 2 dilantai empat, dan 1 di lantai lima. Tidak ada jalan kelyar aman bagi mereka"

Mendengar laporan itu evans mengangguk. Ia kemudian melompat turun dari truk dan mendekati kapten pemadam kebakaran yang sedang memberikan instruksi kepada timnya.

"kapten, ada tujuh orang di dalam. Siapkan ambulans atau apapun yang di perlukan. Aku akan membawa mereka keluar" kata evans tegas.

Kapten itu menoleh dengan wajah penuh kebingungan dan kemaran. "Apa kamu gila? Hentikan omong kosongmu tempat ini bukan untuk sipil! Kamu akan membahayakan nyawamu sendiri dan orang lain!"

Evans hanya tersenyum di balik topengnya. "aku bukan warga sipil biasa, pak. Percayalah padaku"

Sebelum kapten itu sempat membalas, evans sudah menembakkan jaringnya ke dinding apatemen dan melesat masuk menuju lantai dua. Evans mendarat di balkon lantai dua yang penuh denganasap dan api.

Untungnya suit vibraniumnya yang tahan terhadap panas membuat ia tetap nyaman meski suhu di sekitarnya semakin meningkat. Dan dengan bantuan ares, evans mulai melacak Lokasi penghunu pertama, seorang wanita tua dan cucunya yang tersembunyi di sudut ruangan.

Evans tanpa pikir Panjang langsung mendobrak pintu dengan tendangan kuat dan bergegas masuk. "jangan panik, aku di sini untuk membantu" katanya, mencoba menenangkan mereka.

Wanita tua itu tampak ketakutan awalnya ketika melihat evans. Namun akhirnya mengangguk patuh. Evans kemudian memegang keduanya erat-erat, menembakkan jaring ke luar jendela, dan menarik mereka keluar dari ruangan yang penuh asap.

Ia mendarat di trotoar, menyerahkan mereka kepada petufas medis yang sudah Bersiap. "dua sudah keluar, lima lagi" gumamnya sebelum kembali melesat ke dalam Gedung.

Di lantai tiga, ia menemukan dua pria dewasa yang terjebak di ruangan yang hampir runtuh. Langit-langit mulai ambruk, dan suara gemeretak kayu terbakar mengisi ruangan. Evans bergerak cepat, menghindari reruntuhan sambil membawa kedua pria itu keluar dengan jaringnya.

"Jangan kembali ke dalam! Tempat itu akan runtuh!" teriak salah satu dari mereka.

Evans hanya melambaikan tangan. "Aku sudah berjanji untuk mengeluarkan semua orang," jawabnya sambil kembali masuk ke dalam apartemen.

Lantai empat lebih berbahaya. Asap hitam menutupi hampir seluruh ruangan, dan pandangannya sangat terbatas. Dengan bantuan peta dari ARES, ia menemukan dua anak kecil yang menangis di sudut ruangan. Mereka memeluk satu sama lain dengan ketakutan.

"Hei, kalian akan baik-baik saja. Pegang erat-erat," katanya sambil menggendong keduanya di bahunya. Ia melompat keluar melalui jendela yang pecah dan menurunkan mereka ke tempat yang aman.

Kini hanya tersisa satu orang di lantai lima.

Saat Evans mencapai lantai lima, kondisi semakin parah. Api melahap hampir seluruh ruangan, dan struktur bangunan mulai bergetar, tanda bahwa keruntuhan mungkin terjadi kapan saja. Ia mendengar suara batuk dari ujung lorong dan bergegas ke sana.

Seorang pria tua tergeletak di lantai, terlihat sangat lemah akibat menghirup terlalu banyak asap. Evans mendekatinya, memeriksa kondisinya dengan cepat. "Pak, aku akan membawamu keluar dari sini," katanya sambil mengangkat pria itu ke punggungnya.

Namun, ketika ia berbalik untuk keluar, bagian langit-langit runtuh, menghalangi jalan keluar utama. Evans terpaksa mencari jalur lain. Dengan bantuan ARES, ia menemukan jendela di sisi lain ruangan yang bisa dijadikan jalan keluar.

"Pegangan yang kuat," ujarnya kepada pria tua itu sebelum melompat ke arah jendela dan menembakkan jaring untuk menggantung di udara. Ia berayun keluar dari gedung tepat saat lantai lima runtuh sepenuhnya.

Evans mendarat dengan aman di dekat truk pemadam kebakaran. Ia menurunkan pria tua itu, yang segera dibawa ke ambulans oleh tim medis. Kapten pemadam kebakaran mendekatinya dengan wajah yang campur aduk antara kagum dan bingung.

"Kamu gila, tapi kau berhasil, terima kasih... umm..." katanya singkat.

"Spider-man, kamu bisa memanggilku Spider-man"

Sementara itu, orang-orang yang berkumpul di sekitar apartemen mulai bersorak. Banyak dari mereka mengangkat ponsel untuk merekam aksi penyelamatan yang baru saja terjadi. Di antara kerumunan, beberapa anak kecil yang sebelumnya diselamatkan Evans berlari menghampirinya.

"Apakah kam seorang pahlawan super?" tanya salah satu anak dengan mata berbinar.

Evans tersenyum di balik topengnya dan mengangguk. "Aku hanya tetangga yang baik hati, Spider-Man," jawabnya. Setelah itu, ia menembakkan jaringnya dan berayun pergi, menghilang di antara gedung-gedung kota.

Setelah menyelamatkan semua orang, evans memutuskan untuk kembali ke mobilnya. Ia mengaktifkan kemampuan kamuflasenya agar tidak menarik perhatiian saat berayun melewati Gedung-gedung kota.

Setelah tiba di gang tempat ia memarkirkan mobil, evans menonaktifkan suitnya dan kembali menjadi dirinya sendiri.

Dengan tenang, ia kemudian berjalan ke mobilnya dan mengemudikannya kembali ke rumah. Sambil mendengarkan music di radio. Evans merefleksikan peristiwa yang baru saja terjadi. "ini sore yang melelahkan" gumamnya sambil tersenyum tipis.

setiba evans di rumah, ia kemudian memutuskan untuk beristirahat. dia memiliki rencana untuk kembali beraksi malam ini, tetapi untuk saat ini, ia akan menikmati waktu istirahatnya sejenak.