Chereads / I'M Spider-Man / Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12 - Chapter 12

Setelah menjalani serangkaian uji coba yang melelahkan, evans memutuskan untuk beristirahat sejenak. Ia duduk di kursi ergonomis favoritnya di labolatorium dan memerintahkan ares untuk menampilkan data terkait terkait beberapa aplikasi yang telah ia modifikasi beberapa tahun lalu.

Angka-angka dan grafik langsung munncul di layar holografik besar di depannya. Evans yang memperhatikan data yang di sajikan di depannya tersenyum bangga melihat hasil kerja kerasnya diterima dengan baik.

Aplikasi-aplikasi tersebut telah menjadi sumber pendapatan yang stabil seklaigus inovasi yang membantu banyak orang. namun, kesuksesan itu kini terasa seperti masa lalu, evans merasa ada hal yang lebih besar menantinya dan dia tidak bisa berpuas diri hanya dengan itu.

Setelah puas memeriksa data. Evans membuka ponselnya dan memanfaatkan fungsi layar hologram untuk mengakses daftar desain kostum yang telah ia buat sebelumnya. Ratusan desain costume terproyeksikan di udara, berputar perlahan seperti pameran virtual. Mata birunya memindai setiap desain dengan cermat, namun tidak ada yang benar-benar menarik perhatiannya.

Evans bergumam pelan. "terlalu banyak warna cerah… terlalu mencolok… ini tidak cocok untukku"

Evans mengehentikan tangannya pada salah satu desain klasik spider-man dengan domonasi warna merah dan biru. Melihat itu ia mengernyit, merasa desain itu terlalu terikat pada identotas peter parker.

Ia menginginkan sesuatu yang lebih gelap, lebih mencerminkan dirinya yang baru. Tiba-tiba, pikirannya melayang ke kostum yang dirancang oleh Dr. Octavius untuk peter di salah satu realitas. Kostum itu memiliki desain fungsinnal dengan dasar warna hitam dan aksen yang menurutnya bagus. Ide itu membuat evans tersenyum.

"ini dia" kata evans sambil mulai memodifikasi desain tersebut.

Dia mengganti aksen biru pada costume dengan warna hitam matte yang lebih elegan. Logo laba-laba di dadanya ia ubah menjadi warna putih terang dengan kaki dari laba-laba tersebut menyerupai petir, mencerminkan kekuatan Listrik yang kini ia miliki. Desain keseluruhan terasa ramping, modern, dan menakutkan- persis dengan apa yang ia inginkan.

Setelah menyelesaikan desain, ia melemparkan proyeksi holografik kostum itu ke tubuhnya menggunakan perangkat di tangannya. Dengan perintah sederhana, ARES menyalakan kamera di sudut laboratorium. Evans memperhatikan pantulan dirinya di layar, mengenakan kostum holografik tersebut. Ia berputar beberapa kali, memeriksa setiap sudut, memastikan semuanya sempurna.

"ARES, simpan desain ini dan arsipkan kostum yang lama," perintahnya. Kamera mati, dan hologram kostum menghilang, kembali menjadi file digital. Evans menghela napas lega, puas dengan hasil akhirnya.

-------------------------

Setelah itu evans beranjang dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju Gudang yang terletak di sisi lain labolatorium bawah tanahnya. Gudang itu penuh dengan berbagai bahan dan alat canggih yang telah ia kumpulkan dan buat selama bertahun-tahun sejak ia tiba di dunia ini.

Dan di sudut ruangan, terdapat sebuah kotak logam besar dengan segel keamanan biometric. Evans berjalan mendekat, menekan telapak tangannya ke pemindai, dan dengan suara klik mekanis terdengar kotak itu terbuka perlahan.

Di dalamnya, tepampang sebuah logam yang hanya di miliki oleh negeri Wakanda- vibranium- bersinar dengan kilauan khasnya. Evans lalu mengeluarkan sebongkah kecil logam itu dengan hati-hati.

Vibraium ini tidak mudah ia dapatkan. Evans harus Menyusun rencana yang rumit untuk membelinya melalui pasar gelap. Tentu saja, ia tidak langsung terlibat dalam transaksi tersebut. Evans memastikan jejaknya tidak terdeteksi oleh pihak Wakanda dan ares berperan penting untuk itu.

Ia menggunakan jaringan perantara yang tersembunyi, memastikan bahwa setiap langkahnya di rancang agar tidak dapat dilacak.

"begitu banyak usaha hanya untuk ini" gumamnya sambil memandangi vibranium di tangannya.

Namun, walaupun begitu evans tahu bahwa vibranium adalah bahan yang tak tergantikan untuk suit yang ia rancang. Kekuatannya, daya serap energinya, dan fleksibilitasnya menjadikannya bahan utama untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.

Dengan sebongkah vibranium di tangannya, evans berjalan ke meja kerjanya. Ia meletakan logam itu di permukaan dan menyalakan serangkaian alat canggih yang telah ia persiapkan untuk momen seperti ini.

Lengan robot kemudian mulai bergerak, mengangkat vibraium dan memanaskannya dengan prisisi tinggi. Sementara proses ini berjalan, evans menyiapkan nanoteknologi yang akan menjadi inti dari kostumnya.

Evans sedari awal telah mendalami nanoteknologi, dia memang berencana untuk menggunakan teknologi untuk membuat kostumnya dan telah mempersiapkan segala hal. Proses pembuatan costume dimulai dengan koordinasi antara evans dan ares.

Lengan-lengan robot di labolatorium mulai bekerja secara simultan, masing-masing memiliki tugas spesifik. Vibranium yang dipanaskan di lelehkan ke dalam cetakan mikro, membentuk lembaran logam tipis yang dapat di gabungkan dengan nanoteknologi.

Evans mengambil perangkat kendali manual dan mulai mengontrol pergerakan lengan robot. Ia mamastikan setiap lapisan vibranium diproses dengan ketelitian tinggi. Evans memastikan bahwa setiap lapisan vibranium diproses dengan ketelitian tinggi.

Tidak ada ruang untuk kesalahan. Layar holografik di sebelagnya menampilkan setiap Langkah proses dalam detail mikroskopis.

"ares, tingkatkan suhu pemanasan sebesar lima drajat" perintah evans.

"suhu di tingkatkan" jawab ares, dan Cahaya orange yang lebih terang terpancar dari alat pemanas.

Setelah lembaran vibraium selesai, evans mengintegrasikan nanoteknologi ke dalamnya. Ia menggunakan dispense nanopratikel yang dirancang khusus untuk menyuntikan parikel nano ke dalam pori-pori vibranium. Proses ini memungkinkan logam tersebut menjadi fleksibel sekaligus responsive terhadap perintah.

"ares, uji sistem penyimpanan energi" kata evans.

Sebuah percikan kecil muncul di salah satu sudut meja kerja, menandakan sistem bekerja dengan baik. Evans mengangguk puas. Ia kemudian menguji fitur kamuflase dengan memerintahkan kostum untuk menyerap cahaya di sekitarnya. Dalam hitungan detik, kostum itu menghilang, hanya meninggalkan bayangan samar.

"sempurna" gumamnya sambil mencatat hasil uji coba.

Setelah beberapa jam bekerja tanpa henti, kostum itu akhirnya selesai. Dengan hati-hati, ia mengangkat hasil karyanya yang kini berbentuk cairan metalik. Cairan itu perlahan merambat ke tangannya dan mulai menutupi tubuhnya, berubah menjadi kostum yang sempurna sesuai dengan desain yang ia buat sebelumnya. Evans berdiri di depan cermin besar, mengagumi hasil kerjanya.

Kostum itu pas di tubuhnya, memperlihatkan garis otot yang sempurna sambil memberikan aura kekuatan yang mematikan. Warna hitam matte-nya berpadu sempurna dengan warna merah dan aksen putih pada logo laba-laba di dada. Ketika ia menggerakkan tubuhnya, kostum itu mengikuti tanpa hambatan sedikit pun, seolah menjadi bagian dari kulitnya.

Evans mengaktifkan kamuflasenya. Dalam sekejap, tubuhnya menghilang, tanpa memperlihat bayangan apapun di depan cermin. Ia kemudian memfokuskan pikirannya untuk mematikan memampuan itu, dan kostumnya kembali terlihat.

"ARES, kita berhasil. Ini adalah mahakarya," katanya dengan senyum lebar.

"Mahakarya ini telah dicatat dalam arsip, Evans," jawab ARES.

Evans menyimpan kostumnya kembali ke bentuk cairan dan memasukkannya ke dalam perangkat kecil di pergelangan tangannya. Dengan ini, ia bisa membawa kostumnya ke mana saja tanpa menarik perhatian. Ia menghela napas lega, merasa bahwa satu langkah besar dalam rencananya telah selesai.

"kita harus mencobanya"