Setelah menyelesaikan kostumnya yang kini terasa mahakarya, evans lalu duduk di kursi labnya sembari memandang perangkat kecil di pergelangan tangannya. Suit itu kini bisa di panggil kapan saja hanya dengan sentuhan.
Evans memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menguji semuanya dan sudah saatnya untuk beraksi. Ia bangkit dari kursinya dan melangkah ke arah lift yang akan membawanya keluar dari labolatorium bawah tanahnya.
Sebelum meninggalkan rumah mewahnya, evans berjalan ke meja kerjanya dan mengambil perangkat web-shooter yang telah ia modifikasi. Meski ia memiliki kemampuan untuk menembakan jaring organik, evans merasa bahwa membawa perangkat ini adalah tindakan untuk berjaga-jaga yang merupakan Keputusan yang bijaksana.
Dengan semua perlengkapannya yang telah siap, evans mengaktifkan kemampuan kamuflasenya. Tubuhnya menghilang, seolah-olah menyatu dengan bayangan di sekitarnya.
"Ares, pantau terus" katanya pelan sebelum melangkah keluar.
"Tentu, tuan" jawab ares.
Evans kemudian berjalan melewati taman luas di depan rumahnya, keluar dari gerbang, dan masuk ke jalanan kota New York yang penuh dengan lampu-lampu neon dan aktivitas malam yang masih sibuk.
Langit malam ini bersih, memperlihatkan Bintang-bintang yang samar tertutup Cahaya kota. Dengan Langkah mantap, ia menuju ke salah satu Gedung tertinggi di Manhattan 'World Trade Center'.
--------------------------------
Di atas Gedung tinggi.
Angain malam dingin menyapu wajah evans saat ia berdiri di atas puncak gadung. Dia memandang ke bawah, menyaksikan kerlip lampu kota New York yang seperti lautan Cahaya. jarak antara dirinya ke tanah tampak mengintimidasi.
Dan rasa gugup mulai merayap di dadanya. Meski ia sudah mempersiapkan diri, kenyataan bahwa ia akan melompat dari ketinggian ini membuatnya mempertanyakan keputusannya.
"kenapa aku tidak mencobanya di Queens saja? Gedung-gedung di sana lebih rendah" gumamnya sambil menatap cakrawala. Namun evans segera menggelengkan kepalanya, mencoba, mengusir keragun itu dari kepalanya.
Evans menarik napas dalam-dalam, menenangkan detak jatungnya yang berdegup kencang. Ia memejamkan matanya sejenak, merasakan dinginnya angin yang menusuk kulit. Dan ketika evans membuka mata. Tekadnya sudah bulat.
Perlahan, dia menyentuh pergelangan tangannya. Dan dalam sekejap, suit nanoteknologinya mulai menyebar dari perangkat kecil itu, menutupi tubuhnya dengan sempurna. Warna hitam matte yang elegan, merah yang keren, dan aksen putih dari simbol laba-labanya menciptakan sosok yang memukau namun menakutkan.
"baiklah ini dia tiga… dua… satu" bisi dirinya sendiri sebelum melompat, dan pada hitungan ke satu evans dengan kedua tangan yang terentang langsung melompat.
Evans melompat dari puncak Gedung dengan gerakan yang Anggun namun berani. Angin malam menerpa wajahnya dengan keras saat ia terjun bebas, tubuhnya meluncur dengan kecepatan tinggi menuju tanag.
Adrenalin mengalir deras di pembulu darahnya. Ia memejamkan mata sejenak, merasakan sensai bebas yang belum perna ia alami sebelumnya.
Ketika beberapa meter lagi dari permukaan jalan raya, evans berbalik dengan cepat. Merentangkan tangannya, dan menembakkan jaring dari pergelangan tangannya. Jaring itu menempel kuat pada sebuah bangunan di sebrang jalan.
Dengan momentum yang tepat, evans menarik tubuhnya dan mulai berayun di udara. Tubuhnya melayang seperti pendulum, dan teriakan semangat meluncur keluar dari mulutnya.
"WOOOHOOO!"
Para pejalan kaki di bawah yang mendengar teriakannya spontan mengangkat kepala, mencoba untuk mencari sumber suara. Mereka terkejut melihat seseorang yang mengenakan kostum berayun dari satu Gedung ke Gedung lainnya di atas kota New York. Sebagian dari mereka memandangi pemandangan itu dengan mulut menganga.
Sementara yang lain buru-buru mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam momen Langkah ini. Namun, ketika mereka berhasil menyiapkan kamera, evans sudah menghilang di balik bayangan Gedung.
Evans terus berayun di atas jalan kota New York. Awalnya, ia masih merasa kaku, mencoba menyesuaikan diri dengan ritme dan momentum ayunan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai merasa lebih nyaman.
Tubuhnya mulai bergeraak dengan lancar, menghindari Gedung-gedung tinggi dan meluncur dengan presisi di antara gang-gang sempit.
Ia mencoba berbagai Teknik dan trik, seperti melompat dari satu jaring ke jaring lain tanpa berhenti. Kemudian, ia menguji kemampuannya untuk melompat lebih jauh dengan bantuan kekuatan otot kakinya.
Setiap kali ia berhasil melakukan gerakan yang sulit, senyuman puas muncul di wajahnya. Di salah satu titik, evans memutuskan untuk menguji kemampuan kamuflasenya saat berayun. Dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari pandangan, hanya menyisakan bayangan samar yang sulit di lihat. Dengan ini, ia menyadari bahwa ia benar-benar bisa bergerak tanpa terdeteksi. Hal ini memberikan rasa percaya diri yang lebih besar.
Saat melintas salah satu sudut kota, spider-sense evans aktif untuk pertama kalinya, memberikan peringatan yang kuat padanya.
Ia berhenti di atas sebuah tiang lampu, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi. Seketika pandangannya tertuju pada seorang wanita tua yang tampak kesulitan melintasi jalan dengan tongkatnya.
Namun, sebuah mobil melanju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Refleks evans langsung bekerja. Ia menembakkan jaring ke sisi Gedung terdekat, menarik tubuhnya dengan cepat, dan meluncur ke arah wanita itu.
Dalam hitungan detik, evans mendarat di jalan, mengambil wanita tua itu, dan membawanya ke trotoar sebelum mobil itu melintas. Wanita tua itu tampak kebingungan, tetapi ia segera mengucapkan terima kasih kepada evans.
"apa kamu… pahlawan super?" tanya wanita tua itu dengan suara gemetar.
Evans hanya tersenyum di balik topengnya. "hanya seseorang yang lewat, bu. Hati-hati di jalan" katanya sebelum kembali menembakkan jaring dan melompat ke udara.
Para saksi mata yang melihat kejadian itu segera mencoba merekam, tetapi evans sudah menghilang lagi, menyisakan tanda tanya besar di benak mereka.
Setelah beberapa menit setelah penyelamatan pertamanya, evans bertengger di atas sebuah Gedung tinggi, memandangi kota yang gemerlap di hadapannya. Ia kemudian mengetuk telingannya, mengaktifkan komunikasi dengan ares yang telah ia pasang di suitnya.
"Ares, hubungkan suit ini dengan radar polisi dan cari tahu Lokasi kejahatan atau peristiwa yang terjadi di sekitar sini" perintahnya.
"Dimengerti, tuan. Memulai proses sekarang"
Tidak butuh waktu lama dan hanya beberapa detik kemudian. Sebuah peta holografik kecil muncul di sudut pandang evans di dalam suitnya, memberikan jalur yang memandunya ke arah Lokasi yang di tunjukan.
Evans mengamati jalur tersebut. Lalu menembakan jaringnya dan mengayunkan tubuhnya sekali lagi, mengikuti araah yang diberikan ares padanya. Sembari ia berayun, ares memberikan informasi tambahan.
"terjadi kejar-kejaran antara polisi dan perampok di beberapa blok di depan. Konflik bersenjata juga di laporkan. Polisi mengejar empat perampok yang melarikan diri dengan mobil"
Evans mendengar laporan itu dengan tenang, kemudian meningkatkan kecepatan ayunannnya. Dengan koordinasi dan kecepatan yang luar biasa, ia bergerak melewati Gedung-gedung kota seperti bayangan yang sulit diikuti.
Dan ketika ia mendekati Lokasi kejadian, suara tembakan mulai terdengar jelas. Evans akhirnya melihat empat mobil polisi mengejar sebuah mobil hitam. Dua perampok di dalam mobil menembakkan senjata otomatis ke arah mobil polisi, menciptakan situasi yang sangat berbahaya di jalan yang padat. Melihat hal itu evans menyadari bahwa ia harus bertindak cepat.
"Ares, hitung lintasan optimal untuk menghentikan kendaraan tanpa mencelakai siapapun"
"selesai, rekomendasi jalur di berikan, tuan"
Dengan arahan ares, evans menembakan jaring ke sisi Gedung terdekat dan meluncur dengan kecepatan penuh menuju Lokasi kejar-kejaran. Ia melompat dari satu Gedung ke Gedung lain, lalu turun mendekati jalan dengan kecepatan luar biasa.
Evans berayun mengikuti kejar-kejaran tersebut. Dengan arahan dari ares, ia menyesuaikan lintasan ayunan agar tepat berada di atas mobil perampok. Ketika ia mendekat, evans melihat dua pria bersenjata yang sedang mengeluarkan tubuh mereka melalui jendela, menembakan peluru tanpa henti ke arah mobil polisi.
Tanpa pikir Panjang, evans menembakan jarung dari kedua tangannya. Jaring itu tepat mengenai kedua pria tersebut dan menarik mereka keluar dari mobil. Kedua perampok itu berteriak saat tubuh mereka terseret oleh jaring dan akhirnya menempel di dinding Gedung terdekat.
Melihat bahwa kedua ancaman itu telah di netralkan, evans melompat turun ke depan mobil perampok. Ia mendarat dengan mulus di kap mesin, menatap langsung ke arah dua pria yang tersisa di dalam mobil.
"tolong tunjukan sim kalian, aku rasa kalian tidak memiliki izin untuk mengemudi dengan kecepatan seperti ini" katanya dengan nada santai namun penuh ironi.
Kedua perampok itu terkejut. Mereka saling memandang sebelum mengeluarkan senjata lagi dan mulai menembaki evans. Namun, evans dengan sigap melompat ke atas, menghindari peluru-peluru tersebut. Ia menembakan jaring ke senjata mereka, dan melucutinya dalam sekejap.
Dia kemudian menarik pengemudi keluar dari kursinya menggunakan jaring, membuatnya terlempar ke sisi jalan sebelum mengikatnya dengan kuat. Hal yang sama juga berlaku untuk perampok terakhir. Dan ketika mobil akhirnya kosong, Evans berdiri di depannya, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, hendak menabraknya. Namun, Evans dengan mudah merentangkan tangannya dan menangkap mobil itu. Ia menghentikan momentum kendaraan tersebut, mengangkatnya sedikit dari tanah untuk memastikan ia bisa mengontrolnya.
Setelah merasa mobil itu berhenti sepenuhnya, Evans dengan hati-hati meletakkannya kembali di jalan. Ia menyeka tangannya, seolah-olah membersihkan debu yang tak terlihat.
"Pekerjaan yang bagus, Spider-man," katanya pada dirinya sendiri, tersenyum di balik topeng.
Setelah selesai evans berencana untuk pergi, namun sebelum itu, evans mendengar suara Langkah kaki mendekat diikuti oleh suara sirine yang semakin keras. Ia berbalik dan melihat 4 mobil polisi berhenti di sekitarnya.
Para petugas keluar dari kendaraan dengan senjata terangkat, mengarahkannya ke arah evans.
"Freeze! Angkat tanganmu di mana kami bisa melihatnya!" teriak salah satu petugas.
Evans mengangkat tangan dengan santai, melambai kepada para petugas. "Hei, petugas! Kerja bagus di luar sana. Ngomong-ngomong, kalian bisa menangkap para perampok itu. Mereka sudah rapi terbungkus di sana" katanya sambil menunjuk kea rah dinding di mana dua perampok terikat dengan jaringnya.
Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, evans mengetuk pergelangan tangannya seperti sedang memeriksa jam. "tapi aku punya jadwal yang ketat. Jadi sampai jumpa lagi, dan sama-sama kamu bisa memanggilku spider-man"
Evans lalu mengaktifkan kemampuan kamuflasenya, menembakan jaring ke Gedung tanpa terlihat dan mulai berayun pergi, meninggalkan para petugas yang terkejut dan kebinggungan., para petugas saling memandang, mencoba memperoses apa yang baru saja terjadi.
"Apa yang baru saja terjadi di sini?" tanya salah satu dari mereka
Seorang petugas lainnya melepas topinya dan menghela napas. "Aku rasa kita baru saja mendapat bantuan dari seseorang yang berpakaian seperti laba-laba."
"Pak, apa yang harus kita lakukan? Tangkap mereka?" tanya petugas lain, menunjuk ke arah para perampok yang terikat.
"Lepaskan jaring itu dan tangkap mereka dengan benar. Mari kita laporkan setelah kembali."
"Baik, Pak."