Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Streamer Secret

🇮🇩Juliana_Rosita
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
57
Views
Synopsis
Layar monitor berpendar lembut, menerangi sudut gelap kamar sempit itu. Jemari Andi menari lincah di atas keyboard, menuntaskan permainan terakhirnya malam itu. Suara gemuruh kemenangan di ruang obrolan virtual menggema, memenuhi headset yang melingkar di telinganya. Di balik layar, ribuan mata menatapnya dengan kekaguman, memujanya sebagai bintang di dunia game. Namun, di balik persona ceria dan cerdasnya di depan kamera, ada rahasia yang tak pernah terlihat. Rahasia yang hanya diketahui oleh mereka yang berani masuk lebih dalam ke dunianya. Andi, sang streamer terkenal, menyimpan hasrat yang tak terpuaskan—sebuah sisi gelap yang tersembunyi di balik layar birunya. Notifikasi di ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari aplikasi itu. Nama pengirimnya disamarkan, tapi isi pesannya cukup jelas. "Jam delapan malam. Hotel biasa. Aku sudah tidak sabar." Andi melepaskan headset, menyandarkan tubuhnya ke kursi. Senyum kecil terlukis di wajahnya. Ini bukan kali pertama, dan jelas bukan yang terakhir. Dia tahu ini salah. Dia tahu permainannya terlalu berbahaya. Tapi bagaimana mungkin dia berhenti, saat setiap pertemuan memberinya sensasi yang tak tergantikan? Malam itu, layar biru dimatikan. Tapi cerita Andi baru saja dimulai.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Cahaya layar menyelimuti kamar kos nomor 4. Suasana pagi masih hening, tetapi di dalam kamar itu, kehidupan Andi sudah dimulai lebih dulu. Suara klik-klik dari mouse dan keyboard memenuhi ruangan kecil tersebut. Andi sedang dalam momen puncak sebuah game—battle royale yang memompa adrenalin.

"Come on, guys! Kita nggak bisa kalah di sini," katanya dengan suara tegas. Ribuan penonton di ruang obrolan saling bersahut-sahutan. Pesan dukungan, ejekan, dan pujian membanjiri layar kedua di sampingnya.

"Bro Andi! Mainnya jago banget!" tulis seorang penggemar.

Andi tersenyum tipis. Kamera kecil di atas monitor menangkap setiap ekspresi wajahnya, menunjukkan persona santai namun penuh percaya diri yang membuatnya begitu digilai. Ketika kemenangan akhirnya tercapai, ledakan sorak-sorai virtual menggema di ruang obrolan.

"GG, Guys. Thanks for watching," ucapnya sambil melambai ke arah kamera. "Sampai ketemu lagi nanti malam."

Ia mematikan streaming, melepas headset, dan meregangkan tubuh. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Andi menghela napas panjang sebelum melirik jadwal kuliah yang tertempel di dinding.

"Dasar hidup mahasiswa, selalu harus multitasking," pikirnya sambil bergumam kecil.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Andi bergegas menuju kampus. Sepanjang perjalanan, dia memasang earphone, mendengarkan musik indie favoritnya. Lagu-lagu dengan melodi melankolis menjadi pelarian kecil dari rutinitasnya yang padat.

Rutinitas kuliah Andi berjalan seperti biasa. Setiap pagi ia berangkat ke kampus dengan motor matic-nya, menjalani jam-jam panjang di ruang kelas, lalu kembali ke kosnya di sore hari. Hidupnya terlihat normal di permukaan, seperti mahasiswa pada umumnya.

Namun, ada satu hal yang membuat keseharian Andi lebih berwarna—kehadiran Tiara, penghuni kos nomor 5. Tiara, wanita berusia 28 tahun, memiliki tubuh yang menggoda dan senyum yang sulit dilupakan. Dia adalah simpanan seorang pejabat kaya, tapi itu tak mengurangi keramahan dan sikapnya yang hangat.

Setiap kali mereka bertemu di lorong atau depan kamar, Tiara selalu menyapa dengan nada manja yang membuat Andi tersenyum. "Eh, anak teknik. Mau ke kampus lagi, ya? Rajin banget sih kamu," godanya sambil menyandarkan tubuhnya di kusen pintu kamar.

Andi terkekeh kecil, "Kalau nggak rajin, nanti nggak lulus, Mbak."

"Ah, udah rajin, ganteng lagi," Tiara menambahkan sambil mengedipkan mata.

Mereka sering bercanda seperti itu. Meski Andi tahu siapa Tiara sebenarnya, dia tak pernah menghakimi. Bagi Andi, Tiara adalah salah satu dari sedikit orang yang membuat kehidupannya di kos terasa tidak terlalu sepi.

Sore itu, Andi baru saja selesai mandi ketika terdengar suara ketukan di pintu. Dia membuka, dan menemukan Tiara berdiri di sana dengan senyum khasnya.

"Ngapain, Mbak?" tanya Andi, sambil menahan pintu.

"Listrik kamarku mati. Kamu ada waktu buat bantuin nggak?" Tiara berkata sambil mengerling, ekspresi wajahnya seolah meminta lebih dari sekadar bantuan.

Andi mengangguk pelan, mengambil obeng dari laci mejanya sebelum mengikuti Tiara ke kamarnya. Begitu masuk, aroma manis parfum Tiara langsung menyeruak, mengisi ruangan kecil itu. Tiara berdiri di dekat jendela, memperhatikan Andi yang mulai memeriksa saklar listrik.

"Kamu ini pintar banget, ya? Gamer jago, mahasiswa teknik, dan sekarang kayak teknisi juga," katanya sambil tertawa kecil.

Andi hanya tersenyum, tidak membalas. Dia fokus pada pekerjaannya, meskipun sadar sepenuhnya bahwa Tiara sedang mengamatinya dengan tatapan yang sulit diabaikan.

"Udah selesai, Mbak," kata Andi setelah beberapa menit. "Saklarnya cuma kendor."

Tiara mendekat, berdiri sangat dekat hingga Andi bisa merasakan kehangatan tubuhnya. "Makasih, Andi," katanya pelan, suaranya berubah menjadi lebih lembut. "Kamu selalu ada waktu buat aku."

Andi menelan ludah, mencoba menjaga ekspresi wajahnya tetap netral. "Iya, Mbak. Kalau ada apa-apa lagi, tinggal panggil aja."

Tiara tersenyum kecil, memiringkan kepalanya seolah ingin mengatakan sesuatu. Tapi dia hanya berkata, "Kamu baik banget," sebelum melangkah mundur.

Andi meninggalkan kamar itu dengan perasaan campur aduk. Ada sesuatu tentang Tiara yang selalu membuat pikirannya terganggu, meski dia tahu betul hubungan mereka tidak bisa lebih dari sekadar tetangga yang akrab.

Pada suatu pagi yang cerah, ketika Ariandi sedang menikmati libur dari kampusnya, suasana di kost nomor 4 terasa begitu sunyi dan tenang. Andi yang sering kali merasa bosan di hari-hari libur ini, memutuskan untuk menghabiskan waktunya di kamar sambil bersantai.

Kamar mandi kost nomor 5, yang hanya terpisah oleh sekat tipis, sering kali menarik perhatian Andi. Tiara, penghuni kost nomor 5, adalah sosok yang sudah lama mencuri perhatian Andi. Tubuhnya yang menggoda dan sikapnya yang santai membuat Andi tak dapat menahan diri untuk memerhatikan Tiara lebih dalam.

Setiap kali mandi, Tiara selalu terlihat santai, air yang mengalir membasahi tubuhnya yang indah. Tak ada tirai atau penghalang yang bisa menghalangi pandangan Andi, yang dengan gemas mengintip melalui lubang kecil di dinding. Pemandangan itu seolah-olah seperti sebuah godaan yang tidak bisa dia hindari. Andi merasa gelisah, tetapi juga terbuai oleh rasa ingin tahu dan hasrat yang semakin membara.

Meskipun dia tahu itu salah, Andi tak bisa menolak hasrat untuk terus memperhatikan Tiara. Rasanya seperti ada ikatan tak terjelaskan antara mereka, meski hanya melalui sekat tipis yang memisahkan mereka.

Semakin lama, hal itu terjadi secara berulang. Andi pun semakin berani untuk melihatnya. Kini, dia tidak hanya mengintip melalui lubang kecil di dinding, tetapi juga mengintip dari atas kamar mandi, dengan pandangan yang lebih jelas dan leluasa.

Tiara yang menyadari keberadaan Andi tak lagi menghindar. Sebaliknya, dia mulai menggoda dengan santai, memperlihatkan setiap lekukan indah dari tubuhnya.

Dengan senyum nakal, Tiara menatap Andi sambil melirik, "Apa lo mau liat?" katanya sambil perlahan memperlihatkan payudaranya dengan penuh percaya diri.

Karena mereka sering bercanda, dan Andi pun sudah tahu rahasia Tiara, dia hanya menanggapinya sambil bercanda.

"Ogah, tete lo kecil," jawab Andi sambil tertawa.

Karena mereka sering bercanda, dan Andi pun sudah tahu rahasia Tiara, dia hanya menanggapinya dengan santai sambil tersenyum.

"Ogah, tete lo kecil," jawab Andi sambil tertawa, menambahkan sedikit nada menggoda. Meski dalam hati, hasratnya masih bergolak, dia mencoba menutupi dengan sikap santai dan bercanda agar suasana tetap ringan. Tiara hanya meliriknya dengan senyum tipis, seolah tidak terpengaruh oleh jawaban Andi, namun tatapannya penuh arti. Andi merasa darahnya berdesir lebih cepat, tetapi dia berusaha tetap tenang, mengingat batas-batas yang ada di antara mereka.

Hari itu pun berlalu dengan cepat. Saat sore hari, Andi kembali Live Streaming seperti biasa. Namun, tiba-tiba Tiara masuk tanpa permisi.

"Eh, gue minta air ya, galon di rumahku habis," kata Tiara, dengan santai sambil tersenyum.

"Woy, janda minimal ketuk pintu dulu lah," jawab Andi, yang terkejut dengan kedatangan Tiara tiba-tiba.

Namun, para penonton yang menyaksikan itu memberikan berbagai macam komentar di chat.

"Wah, cantik! Wah, dia sangat seksi!"

"Dia pacar lo ya, D?"

"D" adalah nama panggilan Andi di akun streamernya, singkatan dari Destroyer, yang sudah dikenal luas di dunia game dan live streaming. Andi hanya menggelengkan kepala, mencoba tetap tenang meski hatinya berdebar.