Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kronik Jurang Kegelapan

Bendol_
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
53
Views
Synopsis
Dalam dunia yang dihantui oleh rahasia kuno dan konflik tanpa akhir, seorang pemuda bernama Van memulai perjalanan yang penuh bahaya untuk menghadapi takdir yang melampaui pemahamannya. Dunia mulai retak di bawah bayang-bayang kekuatan misterius yang disebut Outsider, dan legenda tentang fragmen kuno mulai terungkap. Dalam pencarian yang membentang dari reruntuhan berusia ribuan tahun hingga konspirasi yang mengakar dalam kerajaan, Van menemukan dirinya di tengah pertempuran besar yang menentukan nasib dunia. Di sepanjang jalan, ia bertemu dengan sekutu yang luar biasa seorang pewaris sihir kuno, seorang sahabat masa kecil yang setia, dan seorang wanita misterius dari masa lalu. Namun, dengan setiap langkah maju, pengkhianatan dan rahasia kelam mengintai, membuat Van mempertanyakan siapa yang dapat ia percaya, termasuk dirinya sendiri. Ketika bayang-bayang jurang abadi mendekat, hanya keberanian, tekad, dan kekuatan yang tak terduga yang dapat membimbingnya melawan kegelapan. Dalam perjalanan ini, Van akan menghadapi tantangan yang tak hanya menguji kekuatannya, tetapi juga hatinya. Kronik Jurang Kegelapan adalah sebuah kisah epik tentang petualangan, pengorbanan, dan harapan di tengah kegelapan. Dalam dunia yang rapuh, satu orang memegang kunci untuk menyelamatkan atau menghancurkannya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bayangan Masa Lalu

Van Vallaga terbangun dengan tubuh berkeringat dingin. Sebuah mimpi yang sama menghantui tidurnya suara itu, wajahnya yang samar, kata-kata yang menggelitik ujung pikirannya namun tidak pernah bisa diingat sepenuhnya. Mimpi yang membuatnya terjaga setiap kali malam tiba, dan meskipun dia sudah bertahun-tahun mengalami ini, perasaan bingung dan gelisah itu tak kunjung hilang. "Hei Van, saat kita besar, maukah kamu... $&#@??$!... Aku menantikannya..." Kata-kata itu selalu terhenti di bagian yang tidak bisa ia ingat.

Van duduk di ranjang kayu tua di ruangannya yang sederhana. Angin malam berhembus melalui celah-celah jendela, dan suara alam di luar terdengar lebih mencekam daripada biasanya. Dia sudah lama tidak merasa tenang. Sejak kecil, hidupnya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Mengapa Pupil matanya berwarna merah darah? Mengapa tatapannya selalu dianggap tajam dan penuh kebencian oleh orang-orang di sekitarnya? Ia bahkan sering dipanggil "Iblis" oleh anak-anak desa karena penampilannya yang tidak biasa. Bahkan orang tua tidak ingin mendekat padanya.

Namun, Van tidak pernah peduli tentang apa yang orang pikirkan. Ia sudah terbiasa hidup seorang diri. Bahkan setelah orang tuanya meninggal, ia merasa bahwa hidupnya tidak akan pernah sama. Sejak kecil, ia merasa ada yang salah dengan dunia ini, dan kini ia mulai percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya yang mempengaruhi jalannya hidupnya.

Mimpi-mimpi itu mulai mengganggunya lebih sering belakangan ini terutama mimpi tentang seorang gadis yang selalu muncul di setiap tidur malamnya. Gadis itu memberinya pesan yang sangat penting, tetapi meskipun ia mencoba keras untuk mengingatnya, ia tidak bisa. Bayangannya samar, namun ada sesuatu yang membuatnya merasa bahwa ia harus mematuhinya. Apa itu? Dan mengapa gadis itu terus muncul? Pertanyaan-pertanyaan ini terus bergulir di benaknya, meresap ke dalam pikirannya.

Van melemparkan selimut dan berdiri dari tempat tidur. Pikirannya terfokus pada satu hal: ia harus menemukan jawaban. Tanpa banyak berpikir, ia memutuskan untuk meninggalkan desa ini, tempat yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Ia tidak tahu ke mana tujuannya, tapi ia tahu bahwa ia harus mencari tahu lebih banyak tentang dirinya, tentang masa lalunya yang gelap, dan tentang Outsider yang sering ia dengar dalam mimpinya.

Setelah beberapa hari perjalanan, Van tiba di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung. Desa itu tampak damai, tetapi ada sesuatu yang terasa aneh di udara. Van menyusuri jalan setapak yang mengarah ke pusat desa, tetapi ketika ia memasuki pemukiman utama, ia langsung merasakan ketegangan yang menyelimuti tempat itu.

Orang-orang tampak cemas, dan suasana yang biasanya ramai kini terasa sunyi. Ia berhenti sejenak dan bertanya kepada seorang lelaki yang sedang terburu-buru berjalan menuju rumahnya.

"Ada apa? Kenapa desa ini sepi sekali?" tanya Van.

Lelaki itu menoleh dan menatapnya dengan ekspresi ketakutan yang nyata di wajahnya. "Desa kami... diserang oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Kami menyebutnya 'Bayangan Hidup'. Tak ada yang bisa menghentikannya. Makhluk itu datang saat matahari terbenam dan menghancurkan segalanya."

"Bayangan hidup? Apa maksudmu?" tanya Van, rasa penasaran semakin mendalam.

"Makhluk itu... entitas gelap yang muncul dari kegelapan. Tak ada pedang atau kekuatan yang dapat menembusnya. Ia menghancurkan apapun yang ada di jalannya dan meninggalkan kehancuran. Kami hanya bisa berlari dan bersembunyi. Tak ada yang selamat."

Van terdiam. Deskripsi itu mengingatkannya pada sesuatu. Sesuatu yang berhubungan dengan fragment. Dalam mimpinya, ia mendengar kata-kata tentang fragment dan Outsider. Apakah ini yang dimaksud dengan Outsider? Apakah ini ada hubungannya dengan fragment yang harus ia kumpulkan? Ia merasa bahwa tak ada waktu lagi untuk menunggu.

"Di mana tempat itu terjadi?" tanya Van, tidak sabar.

Lelaki itu menunjuk ke arah hutan di luar desa. "Di sana, di tengah hutan, ada reruntuhan yang terbelah. Kami tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi setiap kali makhluk itu muncul, dia pasti pergi ke sana."

Van mengangguk pelan dan berterima kasih. Dengan langkah cepat, ia menuju ke arah yang ditunjukkan lelaki itu. Dia merasa bahwa jawabannya berada di sana di reruntuhan yang terbelah itu.

Ketika Van tiba di tempat itu, ia merasakan atmosfer yang sangat berbeda. Tidak ada suara apapun, hanya keheningan yang menakutkan. Hutan di sekitar reruntuhan terlihat seperti telah dihancurkan oleh kekuatan yang sangat besar. Di tengah-tengah reruntuhan itu, ada sebuah kristal hitam yang tampak berkilau meski sudah rusak. Van mendekati kristal itu, dan begitu ia menyentuhnya, sebuah suara aneh terdengar dalam kepalanya.

"Fragmen pertama ditemukan. Kau benar-benar keras kepala, Van. Namun, ini baru permulaan."

Van terkejut dan hampir menjatuhkan kristal itu. Suara itu... sangat familiar. Itu suara yang ia dengar dalam mimpinya. Ia teringat kembali kata-kata gadis itu: "Kumpulkan semua fragment Outsider dan satukanlah." Ia mulai menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya memiliki kaitan dengan mimpi-mimpi itu.

Sebuah ingatan muncul tiba-tiba. Ia melihat sekilas gambar tentang para dewa yang berperang dengan Outsider, makhluk yang hampir menghancurkan dunia. Para dewa, dengan kekuatan luar biasa, terpaksa menyegel Outsider menggunakan 12 fragment. Setiap fragment memiliki kekuatan besar yang mampu menahan Outsider selama bertahun-tahun, tetapi kini segel itu mulai melemah.

"Kau harus mengumpulkan semua fragment untuk mencegah kebangkitan Outsider," suara itu kembali bergema di kepalanya.