Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 9 - Pencarian Menuju Kota Terapung

Chapter 9 - Pencarian Menuju Kota Terapung

Setelah peristiwa di Snowhearth, Van dan Lyria menyadari bahwa perjalanan mereka tidak hanya melibatkan ancaman dari Cult of Revival, tetapi juga pengkhianatan dari orang-orang yang mereka percayai. Meski begitu, mereka tidak bisa berhenti. Petunjuk berikutnya mengarah ke tempat misterius: Aetherion, kota terapung legendaris yang melayang di atas langit.

---

Petunjuk tentang Aetherion

Di tengah perjalanan kembali ke Terra Marvell, mereka bertemu dengan Kaelitha, yang membawa informasi penting.

"Kalian membuat cukup banyak keributan di utara," kata Kaelitha sambil melipat tangan. "Fragment ketiga itu, apakah kalian masih memilikinya?"

Van mengangguk. "Untuk saat ini, ya. Tapi Jareth... dia tahu banyak tentang kita. Bagaimana kita bisa mengantisipasinya?"

Kaelitha tersenyum tipis. "Dengan melangkah lebih cepat darinya. Petunjuk berikutnya mengarah ke sebuah tempat yang hanya ada di legenda Aetherion, kota terapung."

Lyria memiringkan kepala, terkejut. "Aetherion? Bukankah itu hanya dongeng?"

Kaelitha mengeluarkan sebuah dokumen kuno yang memuat peta langit. "Tidak. Aetherion memang ada, tetapi hanya dapat diakses melalui jalur tertentu. Dikatakan bahwa kota itu adalah tempat para dewa pertama kali menciptakan segel Outsider. Salah satu fragment mungkin disimpan di sana."

Van memandangi peta dengan penuh perhatian. "Bagaimana cara kita mencapainya?"

Kaelitha menunjuk sebuah lokasi di peta. "Kalian harus menemukan The Skyforge, gerbang kuno yang tersembunyi di pegunungan Astralis. Dari sana, perjalanan ke Aetherion bisa dimulai."

---

Menuju Pegunungan Astralis

Van dan Lyria memulai perjalanan baru, kali ini menuju pegunungan Astralis yang dikenal dengan medan terjal dan udaranya yang tipis. Dalam perjalanan, mereka melewati reruntuhan kuno yang penuh dengan jebakan dan makhluk penjaga yang masih aktif.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu seorang pria misterius bernama Eren, seorang pengelana yang tampaknya tahu banyak tentang Aetherion. Dengan mata tajam dan sikap santai, Eren menawarkan diri untuk menjadi pemandu mereka.

"Aku tahu jalan menuju Skyforge," katanya sambil mengayunkan tongkat kayu di pundaknya. "Tapi aku tidak bekerja gratis."

Van memperhatikan pria itu dengan curiga. "Apa yang kau inginkan?"

Eren tersenyum lebar. "Sebagian dari apa pun yang kalian temukan di sana. Tidak terlalu banyak, hanya sesuatu untuk membiayai petualanganku selanjutnya."

Lyria mencoba membaca niatnya melalui sihir, tetapi ia tidak merasakan kebohongan. "Kita tidak punya pilihan lain. Kita membutuhkan pemandu."

Setelah bernegosiasi singkat, mereka setuju untuk membawa Eren bersama mereka.

---

Mengungkap Skyforge

Setelah perjalanan panjang dan penuh tantangan, mereka akhirnya tiba di Skyforge, sebuah kuil kuno yang setengah terkubur salju dan dikelilingi oleh energi aneh. Pilar-pilar besar dengan ukiran bercahaya melingkupi area itu, dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah altar berbentuk lingkaran yang menghadap ke langit.

Eren berjalan mendekati altar dan menunjuk ke ukiran di atasnya. "Ini dia. Jalur menuju Aetherion. Tapi aku harus memperingatkan kalian, tempat ini tidak stabil. Jika kalian salah langkah, kalian mungkin tidak akan pernah kembali."

Lyria memeriksa ukiran-ukiran itu. "Sepertinya kita membutuhkan aktivasi energi tertentu. Van, fragmentmu mungkin menjadi kunci."

Van mengeluarkan ketiga fragment yang ia miliki. Begitu ia mendekatkannya ke altar, cahaya terang muncul, menciptakan sebuah portal besar yang memancarkan angin kencang.

"Kita harus masuk," kata Lyria.

"Semoga kalian tahu apa yang kalian lakukan," gumam Eren sambil melangkah masuk bersama mereka.

---

Kota Terapung Aetherion

Begitu melewati portal, mereka tiba di tempat yang menakjubkan. Aetherion adalah kota megah yang melayang di atas awan, dengan menara-menara kristal yang bersinar dan jembatan-jembatan yang menghubungkan berbagai bagian kota. Namun, kota itu terlihat sepi, seperti telah lama ditinggalkan.

"Aku tidak percaya tempat ini benar-benar ada," gumam Van, memandangi keindahan kota itu.

Namun, rasa kagum mereka tidak berlangsung lama. Langkah kaki berat terdengar dari jauh, dan makhluk-makhluk raksasa yang tampak seperti golem hidup mulai mendekati mereka.

"Penjaga kota," kata Lyria. "Mereka tidak akan membiarkan kita berkeliaran begitu saja."

---

Melawan Penjaga Kota

Para penjaga Aetherion tidak seperti musuh yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Golem-golem itu terbuat dari bahan kristal yang memantulkan serangan sihir, membuat Lyria kesulitan melawan mereka. Van, dengan kekuatan fragmentnya, mencoba menyerang dengan pedangnya, tetapi golem-golem itu terus bangkit kembali.

Eren, yang selama ini tampak hanya mengamati, tiba-tiba melibatkan dirinya dalam pertarungan. Ia menggunakan tongkatnya untuk memicu runtuhnya beberapa bagian jembatan, menjatuhkan sebagian golem ke dalam jurang awan.

"Kalian harus fokus pada inti mereka!" teriak Eren. "Hancurkan inti energi di dada mereka!"

Dengan petunjuk itu, Van dan Lyria akhirnya bisa mengalahkan para penjaga, meski dengan susah payah. Namun, kemenangan mereka hanya awal dari tantangan berikutnya.

---

Fragment Keempat

Setelah mengalahkan penjaga, mereka akhirnya tiba di sebuah kuil kecil di pusat Aetherion. Di dalamnya, sebuah fragment bersinar terang, dikelilingi oleh energi pelindung.

Namun, saat Van mencoba mendekat, suara berat bergema di dalam kuil.

"Siapa yang berani mengganggu tempat suci ini?" Suara itu berasal dari sosok bayangan besar yang perlahan muncul di hadapan mereka.

Itu adalah penjaga terakhir fragment, seorang entitas kuno yang tampaknya masih setia pada para dewa.

"Kalian harus membuktikan bahwa kalian layak membawa kekuatan ini," kata entitas itu.