Gelombang energi gelap yang diciptakan oleh Jareth semakin mengancam kestabilan dunia. Setiap langkah yang ia ambil, tanah di bawah kaki Jareth tampak mengering, seolah hidup dalam bayangan kekuatannya. Langit yang semula kelabu kini menjadi semakin gelap, memantulkan ancaman dari kekuatan gelap yang bersatu dalam dirinya.
Van, Lyria, dan Eren terpojok, bertarung melawan pasukan kegelapan yang semakin banyak. Pasukan itu bukan hanya terdiri dari manusia biasa, tetapi juga makhluk-makhluk bayangan yang seakan terlahir dari kegelapan itu sendiri makhluk yang lebih kuat dari yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Walau mereka bertiga berjuang mati-matian, kekuatan musuh semakin banyak, dan mereka mulai merasa kewalahan.
Lyria mengangkat tangannya, menyalakan sihir cahaya yang memancar kuat, mencoba menahan serangan-serangan gelap yang datang bertubi-tubi. "Kita tidak bisa bertahan selamanya seperti ini," katanya dengan napas yang tersengal.
Van berlari ke sisi Lyria dan mengayunkan pedangnya, membelah makhluk bayangan yang menyerbu. "Kita harus menghentikan Jareth! Jika dia tidak dihentikan, semuanya akan hancur!"
Eren, dengan kelincahan luar biasa, bergerak di sekitar medan perang, menyerang dengan cepat dan memotong gerakan musuh. "Van, Lyria, kita harus mengalahkan Jareth sebelum dia membuka gerbang itu. Itu satu-satunya cara kita bisa menghentikan Outsider!"
Namun, di tengah kekacauan itu, Jareth akhirnya melangkah maju, wajahnya dipenuhi senyum kemenangan. "Kalian masih berusaha menghentikan aku? Semua yang kalian lakukan hanya mempercepat kehancuran ini."
Jareth mengangkat pedangnya, yang bersinar dengan kekuatan gelap yang tak terbayangkan. "Fragment-fragment itu adalah kunci. Kalian tidak tahu betapa besar kekuatan yang akan aku dapatkan begitu gerbang itu terbuka."
Van menatap Jareth dengan tatapan tajam. "Kami tidak akan membiarkanmu mendapatkan kekuatan itu. Dunia ini akan tetap hidup, dan kami akan menghentikanmu."
---
Pertarungan Antara Kekuatan Cahaya dan Kegelapan
Dengan suara yang menggelegar, Jareth melesat ke arah Van, memanipulasi energi gelap di sekelilingnya untuk menciptakan serangan yang menghancurkan. Van dengan sigap menghindar dan melancarkan serangan balasan, namun Jareth terlalu cepat dan kuat. Setiap kali Van hampir mencapai musuh, energi gelap itu menghantam pedangnya, memaksa Van mundur.
Lyria berdiri di belakang Van, mengumpulkan energi sihir. "Aku akan mencoba menghentikan aliran kekuatan gelapnya, Van! Ini mungkin memberi kita waktu untuk menyerang!"
Jareth menatap Lyria dan tertawa. "Sihirmu tidak akan berarti apa-apa di hadapan kekuatan yang akan aku miliki!"
Namun, Lyria tak menyerah. Dengan kata-kata yang terdengar seperti mantra, ia melepaskan kekuatan sihir cahaya yang luar biasa. Sebuah bola cahaya besar muncul, menyerang Jareth dengan kekuatan yang mampu menggoyahkan gelombang energi gelap yang mengelilinginya. Walaupun terhantam, Jareth tidak tergoyahkan. Ia hanya tersenyum, memanfaatkan kekuatan fragment untuk menyerap energi sihir Lyria.
"Ini tidak akan cukup untuk menghentikanku, Lyria!" Jareth berteriak.
Van, yang melihat kesempatan itu, melangkah maju dan menyarangkan pedangnya ke arah Jareth. Pedang itu bersinar dengan cahaya biru yang terang, kekuatan fragment keenam yang kini berpadu dengan kekuatan Van. Pada saat pedang itu mengenai Jareth, terjadi ledakan energi yang sangat besar, mendorong Jareth mundur beberapa langkah.
Namun, saat debu dan asap mulai menghilang, Jareth berdiri kembali dengan senyum mengerikan di wajahnya. "Kalian tidak tahu, ya? Setiap serangan kalian malah memberi aku kekuatan lebih. Fragment-fragment itu adalah bagian dari sebuah kekuatan yang lebih besar."
Van merasa sesuatu yang sangat mencekam. Ia menyadari bahwa meskipun mereka bisa melawan, mereka masih belum cukup kuat untuk menghentikan Jareth sepenuhnya.
---
Kebangkitan Gerbang Terlarang
Saat pertarungan berlangsung, Van mulai merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat aneh. Sebuah kekuatan yang jauh lebih besar sedang terbangun di dalam dirinya, seakan fragment keenam yang ia pegang mulai memengaruhi dirinya lebih dari yang ia perkirakan.
"Van… hati-hati!" Lyria berteriak, melihat wajah Van yang mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan.
Van merasakan dirinya terhubung dengan fragment itu, seolah-olah kekuatan gelap Jareth dan fragment tersebut sedang bersatu dalam dirinya. Ia mendengar bisikan dalam pikirannya, suara asing yang mengancam.
"Fragment itu… membuka jalannya. Gerbang Terlarang akan segera terbuka. Keinginanmu adalah kunci," suara itu bergema dalam pikirannya.
Namun, Van menekan perasaan itu. Ia harus bertarung. Untuk dunia ini, untuk masa depan yang ingin ia jaga, ia harus melawan.
Dengan penuh tekad, Van menatap Jareth. "Aku tidak akan membiarkanmu membuka gerbang itu. Selama aku hidup, tidak akan ada dunia lain yang datang!"
Jareth tertawa keras. "Kalian sudah terlalu jauh. Fragment-fragment itu tidak bisa dihentikan lagi. Gerbang itu akan terbuka, dan kalian hanya bisa menunggu kehancuran yang datang setelahnya!"
Tiba-tiba, Jareth mengangkat pedangnya tinggi, memanggil kekuatan yang jauh lebih besar dari yang bisa dibayangkan. Tanpa peringatan, sebuah gerbang hitam yang mengerikan mulai terbuka di atas mereka, mengeluarkan cahaya yang menelan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Van, Lyria, dan Eren terperangkap dalam gelombang energi tersebut. Mereka merasa tubuh mereka terasa tercekik, seperti ada kekuatan yang mengalir ke dalam tubuh mereka, berusaha merenggut kehidupan mereka.
Namun, sebelum gerbang itu sepenuhnya terbuka, Van merasakan sesuatu dalam dirinya sebuah energi yang kuat dan murni, datang dari dalam fragment keenam. Dalam momen yang penuh ketegangan, Van mengangkat fragment tersebut dan menyatukannya dengan pedangnya, melepaskan kekuatan terakhir yang ia miliki.
---
Pengorbanan Terakhir
Pada saat itulah, terjadi ledakan cahaya yang sangat besar. Energi murni dari fragment keenam berkolaborasi dengan kekuatan Van, menciptakan gelombang cahaya yang mengalir langsung menuju gerbang hitam itu. Jareth, yang tidak siap dengan serangan itu, terlempar jauh dari medan perang.
Gerbang Terlarang yang mulai terbuka perlahan-lahan ditutup kembali, energi dari fragment keenam berhasil menstabilkan keadaan dan menghalangi kebangkitan Outsider. Namun, harga yang harus dibayar sangat besar.
Van terjatuh, tubuhnya melemah setelah melepaskan semua kekuatannya. Lyria dan Eren berlari ke sisinya, cemas. "Van!" teriak Lyria, mengguncang tubuhnya.
"Apa… yang terjadi?" suara Van terdengar lemah.
Lyria mengusap keringat di dahinya. "Kita... kita berhasil. Gerbang itu tertutup."
Van tersenyum lemah. "Tapi kita belum selesai... Outsider masih ada di luar sana. Kita harus terus melangkah."