Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 11 - Intrik di Balik Tahta

Chapter 11 - Intrik di Balik Tahta

Setelah meninggalkan Aetherion, perjalanan Van, Lyria, dan Eren mengarah ke bagian tengah benua, tepatnya ke wilayah Kerajaan Veldara, salah satu kerajaan paling kuat di dunia. Berdasarkan petunjuk Aetherius, fragment kelima tersembunyi di dalam Istana Veldara, yang dikenal sebagai benteng tak tertembus. Namun, akses ke sana tidaklah mudah.

---

Wilayah yang Tegang

Ketegangan terasa di seluruh Veldara. Wilayah ini berada di bawah ancaman pemberontakan karena rakyat mulai tidak percaya pada raja mereka, Raja Eldrin Veldara. Isu tentang kebijakan kerasnya, perpajakan tinggi, dan pengkhianatan di dalam istana membuat situasi semakin rumit.

Van dan kelompoknya memasuki ibu kota dengan hati-hati. Jalan-jalan dipenuhi penjaga, dan suasana penuh kecurigaan. Mereka harus menemukan cara untuk masuk ke istana tanpa menimbulkan keributan.

"Kita tidak bisa menyerbu masuk begitu saja," gumam Lyria. "Kerajaan ini memiliki pasukan yang terkenal kuat."

Eren tersenyum kecil. "Aku punya kenalan di sini. Mungkin dia bisa membantu."

Van menatapnya dengan ragu. "Kenalan? Kau yakin dia bisa dipercaya?"

"Kau hanya perlu mempercayai pesona alamiku," jawab Eren santai.

---

Kenalan Lama Eren

Eren membawa mereka ke sebuah bar kecil di pinggiran kota. Di sana, mereka bertemu seorang wanita bernama Selene, seorang informan yang tampaknya memiliki jaringan luas di dalam kerajaan.

"Eren, kau kembali ke Veldara? Kupikir kau sudah mati di salah satu petualangan gilamu," kata Selene sambil memandang kelompok itu dengan rasa ingin tahu.

"Senang melihatmu juga," balas Eren sambil duduk. "Kami membutuhkan bantuanmu untuk masuk ke istana."

Selene terdiam sejenak. "Masuk ke istana? Itu bukan hal yang mudah, apalagi sekarang. Raja Eldrin sangat paranoid. Semua orang asing diperiksa ketat."

Van menyela, "Kami tidak punya pilihan. Ada sesuatu di sana yang sangat penting, sesuatu yang harus kami ambil sebelum jatuh ke tangan yang salah."

Setelah berpikir sejenak, Selene mengangguk. "Ada jalan rahasia yang digunakan para pedagang gelap untuk menyelundupkan barang ke dalam istana. Namun, jalur itu dijaga oleh kelompok bayangan yang dikenal sebagai Vesper Circle. Jika kalian bisa meyakinkan mereka untuk membiarkan kalian lewat, kalian mungkin punya kesempatan."

---

Pertemuan dengan Vesper Circle

Van dan kelompoknya menuju markas Vesper Circle, yang tersembunyi di bawah kota. Mereka disambut oleh seorang pria bertopeng bernama Ronan, pemimpin kelompok tersebut.

"Aku mendengar kalian membutuhkan jalan ke istana," kata Ronan dengan nada dingin. "Tapi jalan itu tidak gratis."

"Apa yang kau inginkan?" tanya Van.

Ronan tertawa kecil. "Ada artefak tertentu yang disimpan di salah satu gudang kerajaan. Jika kalian bisa membawanya padaku, aku akan memberi kalian akses."

Eren menghela napas. "Tentu saja, selalu ada harga."

Tanpa pilihan lain, kelompok itu setuju untuk mengambil artefak yang dimaksud. Namun, misi itu jauh lebih sulit dari yang mereka duga.

---

Misi Berbahaya

Gudang kerajaan berada di kawasan yang dijaga ketat oleh pasukan Veldara. Dengan bantuan informasi Selene, mereka merencanakan infiltrasi di malam hari.

Lyria menggunakan sihir ilusi untuk mengalihkan perhatian para penjaga, sementara Eren memanfaatkan keahliannya dalam membuka kunci dan menjinakkan jebakan. Van, dengan insting tajamnya, memimpin jalan melalui lorong-lorong sempit.

Namun, saat mereka menemukan artefak yang dimaksud, jebakan kuno diaktifkan. Sebuah mekanisme kompleks mulai mengunci ruangan, dan dinding-dinding perlahan bergerak untuk menghimpit mereka.

"Cepat! Aku tidak mau mati di sini!" seru Eren sambil berusaha membuka jalan keluar.

Dengan kerja sama yang cepat, mereka berhasil membawa artefak itu dan melarikan diri tepat sebelum jebakan menutup sepenuhnya.

---

Menuju Istana

Setelah menyerahkan artefak kepada Ronan, Vesper Circle memenuhi janjinya. Mereka menunjukkan jalan rahasia menuju istana, sebuah terowongan gelap yang penuh dengan jebakan dan makhluk penjaga. Meski melelahkan, mereka berhasil sampai di dekat ruang utama istana.

Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Van mengisyaratkan yang lain untuk bersembunyi. Dari balik bayangan, mereka melihat seseorang yang mengejutkan mereka: Jareth, pemimpin Cult of Revival.

"Bagaimana dia bisa ada di sini?" bisik Lyria dengan nada panik.

Jareth tampaknya sedang berbicara dengan salah satu penasihat raja. Dari pembicaraan itu, mereka mengetahui bahwa raja telah diam-diam bekerja sama dengan Cult of Revival untuk melindungi tahtanya.

"Fragment itu ada di sini," kata Jareth. "Pastikan raja tidak menyentuhnya. Itu hanya milik Outsider."

Van mengepalkan tangan, mencoba menahan keinginan untuk menyerang Jareth saat itu juga. "Kita harus menghentikannya sebelum dia mendapatkan fragment," bisiknya.

Pertarungan di Balik Tirai Kekuasaan

Kelompok Van menyelinap lebih dalam ke istana, tetapi langkah mereka terhenti oleh penjaga yang menyadari keberadaan mereka. Pertarungan sengit terjadi, memaksa mereka mengungkapkan posisi mereka.

Namun, saat mereka berhasil mencapai ruang takhta, mereka mendapati Raja Eldrin memegang fragment kelima. Wajahnya dipenuhi ketakutan, tetapi juga kegilaan.

"Fragment ini adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kerajaanku!" teriak raja.

Van mencoba meyakinkannya. "Raja Eldrin, fragment itu tidak membawa keselamatan. Itu hanya akan membawa kehancuran."

Namun, sebelum raja bisa menjawab, Jareth dan pasukannya muncul di belakang mereka, memicu pertempuran besar di dalam ruang takhta. Dengan sihir kuat Lyria, kecerdikan Eren, dan kekuatan Van, mereka berhasil memukul mundur Jareth, tetapi fragment itu telah mengeluarkan energi aneh yang mengacaukan ruangan.

---

Keputusan Berat

Di akhir pertempuran, Raja Eldrin terluka parah, dan fragment kelima melayang di tengah ruangan. Jareth berhasil melarikan diri, tetapi Van tahu bahwa fragment ini tidak akan aman jika tetap di sini.

Saat Van mengambil fragment itu, raja yang sekarat berbisik, "Lindungi kerajaanku... Lindungi dunia ini."

Van hanya bisa mengangguk. Fragment kelima kini ada di tangannya, tetapi mereka tahu bahwa ancaman Jareth semakin dekat.