Dengan fragment keenam kini di tangan Van, kelompoknya melangkah keluar dari Tanah Terlupakan yang penuh dengan ancaman dan kekuatan gelap. Namun, meskipun mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka cari, mereka merasakan bahwa perjalanan ini semakin berat. Energi yang datang dari fragment keenam masih terasa kuat dalam tubuh Van, seolah-olah memberikan pesan yang samar dan penuh peringatan.
Malam itu, mereka berkemah di pinggiran Tanah Terlupakan, jauh dari mata-mata dan bahaya makhluk yang masih berkeliaran di area itu. Van memegang fragment dengan hati-hati, berusaha memahami kekuatan aneh yang mengalir di dalamnya.
"Apa yang kamu lihat dalam fragment itu?" tanya Lyria, yang duduk di dekat api unggun, matanya berkilau dengan rasa penasaran.
Van menggelengkan kepala, mencoba mencerna apa yang ia rasakan. "Aku melihat sesuatu... seperti bayangan besar, sebuah dunia yang hancur. Banyak makhluk yang tak terlihat, dan ada seseorang yang sedang mencoba mengendalikan semuanya. Mereka menyebutnya Outsider."
Eren yang duduk di sisi lain, mengernyit. "Jadi fragment itu memberi kita petunjuk tentang apa yang akan datang?"
"Sepertinya begitu," jawab Van. "Tapi, itu lebih seperti peringatan. Seperti ada sesuatu yang menunggu kita di depan, sesuatu yang lebih besar dari apa pun yang kita hadapi sebelumnya."
Lyria mengangguk pelan. "Kita harus bersiap lebih matang. Waktu kita semakin terbatas."
---
Pertemuan dengan Seorang Pahlawan yang Tersesat
Perjalanan mereka berlanjut ke utara, menuju wilayah Sungai Karai, di mana rumor mengatakan bahwa fragment ketujuh tersembunyi di sebuah reruntuhan kuno. Namun, sebelum mereka bisa mencapai tujuan mereka, mereka bertemu dengan seseorang yang tidak mereka duga: Auren Valhentis, seorang pria yang dikenal sebagai Pahlawan Terlupakan.
Auren adalah seorang ksatria legendaris yang pernah memimpin pasukan dalam perang besar melawan Outsider ratusan tahun lalu. Namun, dalam pertempuran terakhir, ia menghilang tanpa jejak, dan sejak itu dianggap sebagai legenda yang terlupakan. Kini, Auren muncul dengan penampilan yang lebih muda dari yang mereka bayangkan, meskipun bekas luka dan aura kesedihannya menunjukkan bahwa ia telah melalui banyak penderitaan.
"Siapa kalian?" tanya Auren, suara dinginnya menunjukkan ketegangan, meskipun ada kekaguman samar di baliknya.
"Kami... sedang dalam perjalanan untuk menghentikan Outsider," jawab Van, tak menyangka bertemu dengan pahlawan legendaris itu.
Auren menatap Van tajam. "Outsider? Itu bukan sesuatu yang bisa kalian tangani begitu saja. Aku sudah lama mencoba untuk mengakhiri ancaman ini, tapi kekuatannya jauh lebih besar dari yang bisa kita bayangkan."
"Apa yang kamu maksud?" tanya Lyria dengan ragu.
Auren menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan kisahnya. "Setelah perang terakhir melawan Outsider, aku ditugaskan untuk menjaga Gerbang Terlarang, sebuah portal yang menghubungkan dunia ini dengan dimensi lain, tempat asal Outsider. Namun, setelah ratusan tahun, aku mulai merasakan kekuatan gelap yang semakin mendekat. Aku tidak tahu kapan, tapi suatu saat, Outsider akan kembali."
Van memandang Auren dengan serius. "Jadi, apakah yang kami lakukan dengan fragment-fragment ini bisa menghentikan Outsider?"
Auren memandangi fragment keenam yang dipegang Van, matanya penuh ketakutan. "Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi. Fragment-fragment itu bukanlah alat untuk menghentikan Outsider. Sebaliknya, mereka adalah kunci yang dapat membukakan kembali Gerbang Terlarang."
"Jadi kita harus menghentikan fragment-fragment ini?" tanya Lyria, kebingungannya mulai terlihat.
Auren menggelengkan kepalanya. "Tidak semudah itu. Fragment-fragment itu terhubung dengan kekuatan yang lebih besar. Kalian mungkin bisa menghancurkannya, tapi konsekuensinya bisa jauh lebih buruk. Kekuatan Outsider sudah mulai merembes ke dalam dunia ini."
Van merasakan sebuah perasaan mencekam menyelimuti dirinya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?"
Auren menatapnya dengan tatapan tajam. "Jika kalian ingin menghentikan Outsider, kalian harus menutup Gerbang Terlarang untuk selamanya. Tapi itu tidak akan mudah. Ada banyak pihak yang ingin membuka gerbang itu kembali, dan beberapa dari mereka sudah bersembunyi di balik bayangan."
---
Kebangkitan Kekuatan Gelap
Keesokan harinya, saat mereka melanjutkan perjalanan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Kekuatan gelap mulai merembes ke dalam atmosfer, mengubah tanah di sekitar mereka menjadi tandus dan mati. Langit di atas mereka berubah menjadi kelabu, dan angin mulai berhembus kencang, membawa serta bisikan yang penuh dengan kebencian.
Eren mendongak ke langit, matanya tajam. "Ada sesuatu yang salah. Aku bisa merasakannya."
Van memegang pedangnya lebih erat, waspada. "Kita tidak sendirian di sini."
Tiba-tiba, dari kegelapan muncul sosok yang tidak mereka harapkan: Jareth, pemimpin Cult of Revival, yang kini tampak lebih kuat dan lebih berbahaya dari sebelumnya. Ia berjalan dengan langkah pasti, wajahnya penuh dengan kepercayaan diri.
"Apakah kalian pikir kalian bisa menghentikan apa yang sudah dimulai?" Jareth berkata dengan suara yang mengerikan. "Outsider tidak bisa dihentikan, Van Vallaga. Fragment-fragment itu adalah jalan menuju kebangkitan yang sejati."
Van melangkah maju, pedang terhunus, matanya penuh dengan tekad. "Kami akan menghentikanmu, Jareth. Kami tidak akan membiarkan dunia ini jatuh ke tangan kegelapan."
Jareth tertawa dengan dingin. "Kalian tidak mengerti. Kalian sudah terlalu jauh terjerat dalam permainan ini. Segera, Outsider akan bangkit, dan dunia ini akan kembali ke bentuk asalnya."
Van merasakan getaran di udara. Sesuatu yang mengerikan sedang mendekat. Tanpa peringatan, pasukan kegelapan yang dipimpin oleh Jareth menyerbu mereka, sementara langit di atas mereka semakin gelap.
---
Pertarungan Terakhir di Gerbang Terlarang
Kelompok Van bertarung dengan sekuat tenaga melawan pasukan Jareth. Namun, meskipun mereka melawan dengan gigih, jumlah pasukan Jareth jauh lebih banyak, dan mereka diliputi oleh kekuatan gelap yang hampir tak terhentikan.
Van tahu bahwa ini bukan lagi hanya tentang fragment. Ini adalah pertarungan untuk mencegah dunia terjerumus ke dalam kegelapan yang tak terhindarkan. Saat Jareth maju, membawa pedang hitam yang bersinar, Van mempersiapkan dirinya untuk pertarungan terakhir yang akan menentukan nasib dunia.