Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 12 - Pengkhianatan di Tanah Yang Terlupakan

Chapter 12 - Pengkhianatan di Tanah Yang Terlupakan

Setelah memperoleh fragment kelima, Van, Lyria, dan Eren meninggalkan Kerajaan Veldara yang dilanda kehancuran. Meski kemenangan mereka dirayakan, mereka sadar bahwa tugas mereka belum selesai. Ancaman dari Cult of Revival semakin nyata, dan Jareth, yang terhubung langsung dengan Outsider, semakin mengintensifkan usahanya untuk menguasai kekuatan dunia.

Dengan langkah berat, mereka menuju wilayah Tanah Terlupakan, sebuah daerah yang ditinggalkan oleh banyak kerajaan karena keganasan alam dan serangan makhluk-makhluk misterius. Namun, di tengah ketidakpastian ini, mereka percaya bahwa fragment keenam tersembunyi di suatu tempat di sana, terjaga dengan rapi oleh kekuatan kuno yang pernah menguasai dunia.

---

Perjalanan Menuju Tanah Terlupakan

Selama perjalanan, Van semakin merasa berat hati. Fragment kelima yang baru saja mereka ambil memiliki kekuatan yang bisa mengubah keseimbangan dunia, namun tak seorang pun bisa memprediksi akibatnya. "Apakah kita benar-benar bisa mengendalikannya?" pikir Van.

"Jangan khawatir," kata Lyria yang berjalan di sampingnya. "Kita sudah melewati banyak ujian bersama. Kali ini pun kita bisa melewatinya."

Namun, meski Lyria berusaha menenangkan, Van bisa merasakan ketegangan yang terpendam di dalam diri mereka semua. Mereka semua sadar bahwa, semakin banyak fragment yang mereka kumpulkan, semakin besar pula bahaya yang mengancam mereka.

Di sisi lain, Eren tampak lebih banyak diam dari biasanya. Ia memandang langit yang mulai menghitam, seakan ada sesuatu yang mengganggunya. "Apa yang sebenarnya ada di Tanah Terlupakan, Van?" tanya Eren setelah beberapa lama.

Van memandangnya dengan serius. "Tanah itu tidak hanya dilupakan oleh orang-orang biasa. Dulu, ada sebuah kerajaan besar yang dihancurkan oleh kekuatan gelap. Konon, salah satu fragment yang paling berbahaya tersembunyi di sana. Tapi ada yang lebih buruk dari itu… Outsider pernah menguasai tempat itu."

---

Penyambutan dari Makhluk Gelap

Sesampainya mereka di perbatasan Tanah Terlupakan, suasana semakin mencekam. Tanah itu tampak sunyi dan gersang, dengan pepohonan yang tampaknya mati atau terkontaminasi oleh energi gelap. Tanah yang penuh dengan kenangan pahit ini membuat mereka merasa seperti sedang melangkah ke dalam sebuah mimpi buruk.

Namun, saat mereka memasuki area yang lebih dalam, mereka disambut oleh segerombolan makhluk bayangan yang muncul dari dalam tanah, melayang dengan mata merah yang bersinar tajam.

"Apa itu?" tanya Lyria sambil mengangkat tangan, siap menggunakan sihirnya.

"Makhluk-makhluk ini tidak sepenuhnya hidup, juga tidak sepenuhnya mati," jawab Van dengan tegas. "Mereka adalah penjaga dari tanah yang terlupakan ini. Dan mereka tidak akan membiarkan siapa pun melewati wilayah ini tanpa melawan."

Makhluk-makhluk bayangan menyerbu dengan kecepatan luar biasa, mencoba mengelilingi mereka. Namun, Van dan Lyria segera beraksi. Van menghunus pedangnya dengan cepat, membelah bayangan-bayangan yang mencoba menerkamnya, sementara Lyria mengeluarkan ledakan sihir cahaya yang membakar makhluk-makhluk itu.

Eren, dengan kecerdikannya, bergerak di balik musuh-musuh itu, memanfaatkan kesempatan untuk menghancurkan mereka satu per satu. Meskipun mereka bertarung dengan penuh kekuatan, jumlah musuh semakin banyak. Lyria mulai kehabisan energi sihir, dan Eren tampak sedikit kelelahan.

Namun, di saat yang kritis, sebuah kekuatan besar tiba-tiba muncul dari dalam tanah. Sesosok makhluk besar, dengan tubuh hitam pekat yang seakan terbuat dari bayangan, muncul di hadapan mereka. Ia memiliki tanduk tajam yang menjulang tinggi dan sepasang mata merah menyala yang penuh kebencian.

"Jangan kira kalian bisa melangkah lebih jauh," kata makhluk itu dengan suara yang bergema, memancarkan aura kegelapan yang kuat.

Van menggenggam pedangnya lebih erat. "Kami akan melangkah sejauh yang kami perlu untuk melindungi dunia ini."

Makhluk itu tertawa dingin. "Melindungi dunia? Hahaha… dunia ini sudah terkutuk, dan fragment itu hanya akan mempercepat kejatuhannya."

Pertarungan sengit pun dimulai. Makhluk besar itu menyerang dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Van bertarung dengan gigih, menggunakan segala kemampuannya, sementara Lyria menambah kekuatan dengan sihir yang semakin kuat. Eren mengalihkan perhatian makhluk itu dengan kelincahannya, memberi kesempatan bagi Lyria dan Van untuk melancarkan serangan gabungan.

Setelah perjuangan panjang, mereka berhasil mengalahkan makhluk bayangan itu. Namun, saat tubuhnya hancur menjadi debu hitam, makhluk itu meninggalkan pesan terakhir, "Fragment ini akan membawa kalian pada kehancuran. Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi."

Van menatap sisa-sisa makhluk itu. "Kehancuran atau bukan, kita harus melanjutkan. Kita tidak bisa mundur."

---

Ruang Kuno di Dalam Tanah Terlupakan

Akhirnya, setelah mengalahkan penjaga, mereka sampai di sebuah kuil kuno yang terkubur di bawah tanah. Di dalam kuil itu, mereka menemukan fragment keenam, sebuah batu besar yang berkilau dengan cahaya biru yang misterius. Namun, ketika Van mencoba mendekatinya, energi aneh menyelimuti ruang itu.

"Jaga jarak!" teriak Lyria, yang merasakan gelombang energi yang kuat.

Tiba-tiba, sebuah suara dalam terdengar dari dalam batu. "Kalian telah menemui fragment ini, namun kalian harus siap dengan konsekuensinya."

"Siapa yang berbicara?" tanya Van, namun tidak ada jawaban.

Pada saat itu, petir hitam menyambar dari batu itu, memaksa mereka mundur. Tapi Van tidak mundur. Ia menguatkan tekadnya. "Fragment ini adalah kunci untuk menghentikan Outsider. Aku tidak akan mundur."

Dengan kekuatan yang hampir tak tertahankan, Van berhasil meraih fragment keenam. Begitu ia memegangnya, cahaya biru itu meledak menjadi kekuatan yang mengalir melalui tubuhnya, memberikan visi singkat tentang masa depan dan kengerian Outsider yang akan datang.

Namun, pada saat yang sama, mereka merasakan kekuatan gelap yang semakin mendekat, seperti bayangan yang merayap dari kegelapan.

"Ini belum selesai," bisik Van. "Outsider semakin dekat."