Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 10 - Ujian Kota Para Dewa

Chapter 10 - Ujian Kota Para Dewa

Sosok besar yang melayang di hadapan Van, Lyria, dan Eren tampak seperti perpaduan manusia dan makhluk ilahi. Wujudnya memancarkan cahaya biru keemasan, dan matanya yang bersinar tajam memancarkan aura kehormatan serta kekuatan yang tidak tertandingi. Entitas itu menyebut dirinya Aetherius, penjaga fragment yang keempat, sekaligus salah satu ciptaan langsung para dewa.

---

Pertemuan dengan Aetherius

"Manusia," kata Aetherius dengan suara bergema. "Fragment ini adalah bagian dari kekuatan yang pernah hampir menghancurkan dunia. Mengapa kalian mencarinya?"

Van maju, meskipun tubuhnya terasa berat oleh aura Aetherius. "Aku mencarinya untuk mencegah kebangkitan Outsider. Dunia tidak boleh kembali ke masa kehancuran."

Aetherius mengamati mereka sejenak sebelum menjawab, "Banyak yang telah mencoba memegang kekuatan ini. Sebagian besar jatuh ke dalam keputusasaan, bahkan kegilaan. Untuk membuktikan bahwa kalian layak, kalian harus melalui ujianku."

Tanpa peringatan, lantai kuil berguncang, dan Van, Lyria, serta Eren terpisah ke dalam tiga ruang berbeda, masing-masing dengan tantangan yang harus mereka selesaikan sendiri.

---

Ujian Van: Konfrontasi Masa Lalu

Van menemukan dirinya berdiri di medan perang yang sangat ia kenal reruntuhan desa masa kecilnya. Di sekelilingnya, ia melihat warga desa yang dahulu memandangnya dengan kebencian.

"Apa ini? Ilusi?" pikir Van.

Namun, bayangan seorang gadis kecil muncul di hadapannya. Itu adalah gadis dari mimpinya, yang wajahnya samar, tetapi suaranya lembut dan penuh keyakinan.

"Van, apa yang kau perjuangkan?" tanya gadis itu.

Tiba-tiba, sosok-sosok dari masa lalu Van muncul warga desa yang mencemooh, monster yang pernah ia lawan, hingga bayangan dirinya sendiri saat masih muda, penuh amarah dan dendam. Semua sosok itu menyerangnya, memaksa Van untuk melawan bukan hanya fisik mereka, tetapi juga trauma dan kebenciannya sendiri.

"Ini adalah ujianmu," gema suara Aetherius. "Bisakah kau menerima dirimu yang penuh dosa, sekaligus memaafkan dunia yang telah melukaimu?"

Pertarungan melawan dirinya sendiri adalah yang paling berat. Dengan susah payah, Van akhirnya menyadari bahwa amarahnya hanya memperburuk rasa sakitnya. Ia menjatuhkan pedangnya, membuka hati untuk menerima semua luka yang pernah ia alami, dan perlahan, medan perang itu mulai menghilang.

---

Ujian Lyria: Keberanian di Tengah Kegelapan

Lyria menemukan dirinya di dalam ruang gelap tanpa ujung. Suara-suara aneh berbisik di telinganya, menggoda dan menanamkan rasa takut.

"Apakah kau benar-benar percaya pada Van?" bisik salah satu suara. "Dia bisa berbalik melawanmu kapan saja."

"Dia hanya memanfaatkanmu," tambah suara lain.

Namun, Lyria menutup matanya, berfokus pada hatinya. "Aku percaya pada Van. Aku percaya pada jalan yang telah kami pilih bersama."

Tiba-tiba, kegelapan itu berubah menjadi serangan langsung. Sosok-sosok besar dengan wajah menyeramkan mencoba menjatuhkan Lyria. Namun, ia mengeluarkan semua kekuatan sihirnya, membentuk perisai pelindung yang semakin kuat. Dengan keberaniannya, ia melawan hingga kegelapan itu hancur menjadi cahaya terang.

---

Ujian Eren: Rahasia yang Tersembunyi

Eren, yang selalu tampak santai, mendapati dirinya berdiri di depan cermin besar. Namun, yang ia lihat di sana bukanlah pantulan dirinya, melainkan sosok seorang pria yang tampak jauh lebih muda.

"Siapa kau?" tanya Eren, tetapi sosok itu hanya tersenyum.

Cermin itu memproyeksikan masa lalu Eren saat ia meninggalkan keluarganya dan mengkhianati orang-orang yang mempercayainya demi keuntungannya sendiri. Perasaan bersalah yang selama ini ia pendam mulai muncul.

"Apa yang kau cari, Eren?" suara Aetherius bergema. "Apakah petualanganmu hanyalah pelarian dari dosa-dosamu?"

Eren terdiam lama. Akhirnya, ia menjawab dengan jujur, "Aku mencari kesempatan untuk menebus kesalahanku. Jika ini adalah jalan untuk itu, aku akan melanjutkan."

Cermin itu pecah, dan Eren keluar dari ruang ujiannya dengan kesadaran baru.

---

Pertemuan Kembali

Setelah menyelesaikan ujian masing-masing, ketiganya kembali ke ruang utama kuil. Aetherius berdiri di sana, tersenyum dengan wajah yang jauh lebih ramah.

"Kalian telah menunjukkan hati yang teguh, keberanian, dan ketulusan," kata Aetherius. "Fragment ini kini menjadi milik kalian. Namun, ingatlah, semakin banyak fragment yang kalian kumpulkan, semakin besar beban dan tanggung jawab yang kalian pikul."

Van melangkah maju dan mengambil fragment keempat. Begitu ia menyentuhnya, energi besar mengalir melalui tubuhnya, tetapi kali ini ia merasa lebih mampu mengendalikannya.

---

Rahasia Aetherion

Sebelum mereka pergi, Aetherius memberikan peringatan terakhir.

"Aetherion adalah kota para dewa, tetapi kejatuhannya adalah peringatan. Kekuatan besar selalu membawa kehancuran jika digunakan dengan niat yang salah. Kalian bukan hanya harus menghadapi Cult of Revival, tetapi juga kehendak Outsider sendiri, yang semakin dekat untuk bangkit."

Dengan berat hati, Van menyadari bahwa perjalanan mereka baru saja memasuki tahap yang lebih berbahaya. Mereka meninggalkan Aetherion melalui portal, dengan fragment keempat di tangan dan hati yang lebih siap menghadapi tantangan berikutnya.