Setelah peristiwa di Kuil Bayangan, Van dan Lyria menggunakan waktu di The Silver Hawk untuk memulihkan diri dan menyusun rencana berikutnya. Dengan bola kristal yang telah dihancurkan, mereka tahu bahwa fragment berikutnya mungkin lebih sulit ditemukan, terutama dengan Cult of Revival yang semakin waspada terhadap pergerakan mereka.
Selagi mereka beristirahat, Kaelitha membawa kabar baru. Ia menyerahkan sebuah peta tua kepada Van. Peta itu menunjukkan wilayah utara yang tertutup salju, dikenal sebagai Frostveil Tundra.
"Menurut catatan kuno, salah satu fragment mungkin ada di tempat ini," kata Kaelitha sambil menunjuk sebuah lokasi di peta. "Namun, perjalanan ke sana sangat berbahaya. Frostveil terkenal dengan badai esnya yang mematikan, belum lagi makhluk-makhluk liar yang menghuni wilayah itu."
Van memandangi peta dengan penuh tekad. "Kalau fragment itu ada di sana, aku harus pergi."
Lyria, yang duduk di sebelahnya, mengangguk. "Kita tidak bisa membiarkan Cult of Revival mendapatkannya lebih dulu. Jika mereka sampai menemukan fragment di Frostveil, kita akan berada dalam masalah besar."
---
Perjalanan ke Frostveil
Van dan Lyria memulai perjalanan menuju Frostveil Tundra menggunakan kereta kuda yang mereka sewa dari Terra Marvell. Dalam perjalanan, mereka melewati desa-desa kecil yang semakin jarang ditemui saat mendekati wilayah utara.
"Aku tidak pernah pergi sejauh ini ke utara," kata Van sambil mengamati lanskap yang semakin tertutup salju.
"Wilayah ini keras, bahkan bagi para pengelana," jawab Lyria. "Namun, ada legenda tentang tempat ini. Dikatakan bahwa seorang penjaga kuno melindungi sesuatu yang sangat penting di tengah Frostveil."
Van memiringkan kepalanya. "Penjaga kuno? Apa itu sesuatu yang harus kita waspadai?"
"Belum jelas," jawab Lyria. "Namun, jika itu benar, kita mungkin harus menghadapi ujian sebelum mendapatkan fragment."
---
Desa Terakhir
Sebelum benar-benar memasuki Frostveil Tundra, mereka tiba di sebuah desa kecil bernama Snowhearth. Desa ini dikenal sebagai tempat terakhir yang aman sebelum memasuki tundra yang ganas.
Penduduk desa memandang Van dan Lyria dengan tatapan aneh, terutama pada Van yang membawa aura kuat dari fragment di dalam dirinya. Salah satu tetua desa mendekati mereka, seorang pria tua dengan jubah wol tebal.
"Kalian bukan orang biasa," katanya sambil mengamati mereka. "Apa yang membawa kalian ke tempat ini?"
"Kami sedang mencari sesuatu," jawab Lyria diplomatis. "Kami mendengar bahwa ada artefak kuno di Frostveil. Apakah Anda tahu sesuatu tentang itu?"
Tetua desa menghela napas. "Banyak yang datang ke Frostveil mencari sesuatu, tapi tidak semuanya kembali. Ada sesuatu yang menunggu di sana, sesuatu yang lebih tua dari desa ini sendiri. Jika kalian tetap ingin pergi, aku sarankan berhati-hatilah. Jangan percaya apa pun yang kalian lihat."
Kata-kata pria tua itu menimbulkan rasa waspada dalam diri mereka berdua. Namun, Van tidak terintimidasi. Ia berterima kasih kepada tetua tersebut dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
---
Malam Pertama di Frostveil
Setelah meninggalkan Snowhearth, Van dan Lyria memasuki Frostveil Tundra. Salju yang tebal membuat perjalanan mereka semakin sulit. Udara dingin menusuk tulang, dan angin kencang membawa suara-suara aneh yang membuat mereka merasa diawasi.
Malam pertama di tundra menjadi ujian bagi daya tahan mereka. Lyria menggunakan sihirnya untuk menciptakan perisai panas di sekitar tenda mereka, tetapi Van merasa ada sesuatu yang aneh di sekitar mereka.
"Lyria, kau mendengar itu?" tanya Van, memandangi kegelapan di luar tenda.
Lyria mengangguk. "Suara itu... seperti langkah kaki. Tapi tidak ada jejak di salju."
Mereka memutuskan untuk berjaga-jaga sepanjang malam. Namun, tidak ada yang menyerang mereka. Hanya suara misterius itu yang terus terdengar, seolah mengintai mereka dari kejauhan.
---
Reruntuhan di Tengah Tundra
Di hari kedua, mereka akhirnya menemukan tanda-tanda reruntuhan kuno yang tersembunyi di balik lapisan salju tebal. Pilar-pilar besar menjulang di tengah dataran putih, dihiasi ukiran-ukiran yang menggambarkan pertempuran besar antara makhluk raksasa dan sosok-sosok bercahaya.
"Apa ini?" gumam Van, memeriksa salah satu pilar.
Lyria memeriksa ukiran itu dengan cermat. "Ini adalah kisah tentang penjaga kuno. Makhluk ini dipercaya melindungi sesuatu yang sangat penting, mungkin fragment."
Saat mereka mendekati reruntuhan, suara gemuruh mulai terdengar dari bawah tanah. Tiba-tiba, salju di depan mereka runtuh, dan sosok besar muncul dari bawahnya.
---
Kemunculan Penjaga Kuno
Penjaga itu adalah makhluk raksasa dengan tubuh yang terbuat dari es dan batu. Matanya bersinar biru terang, dan suaranya menggema seperti badai.
"Manusia kecil, apa yang kalian cari di tempat ini?" suaranya menggelegar.
"Kami mencari fragment," jawab Van tanpa ragu. "Jika kau melindunginya, maka aku harus mengambilnya darimu."
Penjaga itu tertawa keras. "Fragment ini hanya akan diberikan kepada mereka yang layak. Jika kalian ingin memilikinya, buktikan bahwa kalian mampu melindungi dunia dari kehancuran."
---
Ujian Penjaga
Penjaga itu menguji mereka dengan menciptakan ilusi yang menyerang pikiran mereka. Van dan Lyria harus menghadapi bayangan dari masa lalu mereka, ketakutan terbesar mereka, dan keraguan yang mengintai dalam hati mereka.
Van melihat dirinya sendiri di masa kecil, dijauhi oleh semua orang karena tatapannya yang menakutkan. Suara-suara menghina memenuhi pikirannya, mengingatkannya pada rasa sakit yang dulu ia pendam.
Namun, Van menggenggam pedangnya erat-erat. "Aku bukan lagi anak kecil yang lemah. Aku tidak peduli apa yang kalian katakan tentangku."
Dengan tekad itu, ia memecahkan ilusi yang melingkupinya. Di sisi lain, Lyria menghadapi rasa bersalah atas keputusan yang ia buat di masa lalu, tetapi ia juga berhasil mengatasinya dengan kekuatan hatinya.
---
Mendapatkan Fragment
Setelah mereka berhasil melewati ujian, penjaga itu perlahan berlutut di depan mereka. Di tangannya, sebuah kristal bercahaya muncul, dikelilingi oleh energi yang sama seperti fragment yang Van bawa.
"Kalian telah membuktikan diri," kata penjaga itu. "Fragment ini adalah milikmu, tetapi ingat, tanggung jawab besar menanti kalian."
Van menerima fragment itu, merasakan energi yang kuat mengalir ke dalam dirinya. Dengan fragment ketiga di tangan mereka, mereka tahu perjalanan ini baru saja dimulai.