Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 5 - Sekutu Baru

Chapter 5 - Sekutu Baru

Setelah meninggalkan Sanctum Aurora, Van dan Lyria bergerak menuju wilayah selatan, sebuah tempat yang dikenal sebagai Terra Marvell, kota oasis yang terletak di perbatasan padang pasir dan hutan tropis. Kota ini adalah pusat perdagangan dan rumah bagi berbagai ras yang hidup berdampingan, dari manusia, elf, dwarf, hingga beastfolk.

Namun, Lyria memperingatkan Van bahwa di tempat ini mereka harus tetap berhati-hati. Desas-desus menyebutkan bahwa Cult of Revival memiliki pengaruh besar di Terra Marvell, dan para pemburu fragment kemungkinan besar sudah mengetahui gerak-gerik mereka.

---

Perjalanan ke Terra Marvell

Perjalanan ke Terra Marvell memakan waktu dua hari, melewati padang rumput dan bukit berbatu. Sepanjang perjalanan, Van mulai merasakan fragment kedua yang kini ia simpan memancarkan energi yang lebih kuat daripada fragment pertama. Kadang, ia merasakan aliran panas di lengannya saat menyentuh kristal itu.

"Apa yang terjadi pada tubuhku?" tanyanya, menghentikan langkahnya. Wajahnya tampak lelah, seolah ada kekuatan yang terus menguras tenaganya.

Lyria menoleh, tatapannya penuh perhatian. "Itu efek resonansi fragment. Semakin banyak fragment yang kau kumpulkan, semakin besar kekuatannya memengaruhimu. Kau harus berhati-hati, Van. Jika kau tidak bisa mengendalikannya, fragment bisa menjadi beban, bukan senjata."

Van mendesah, menahan rasa tidak nyaman yang terus merayapi tubuhnya. "Sepertinya semuanya semakin rumit."

"Tapi kau juga semakin kuat," jawab Lyria dengan nada tegas. "Ingat, kita tidak hanya menghadapi Cult of Revival. Ada kekuatan lain di dunia ini yang mungkin ingin merebut fragment darimu."

---

Setibanya di Terra Marvell

Begitu mereka memasuki Terra Marvell, Van dan Lyria terpesona oleh keindahan kota tersebut. Bangunan-bangunan berwarna cerah dengan kubah-kubah emas berdiri megah di tengah gurun yang tandus. Pasar-pasar dipenuhi dengan pedagang dari berbagai ras, menjual segalanya mulai dari perhiasan hingga rempah-rempah langka. Suara riuh tawa, tawar-menawar, dan musik memenuhi udara.

Namun, di balik suasana yang ceria, Van merasa ada sesuatu yang aneh. Ia merasakan tatapan dingin yang mengikuti mereka sejak mereka memasuki kota.

"Kita sedang diawasi," bisiknya kepada Lyria.

Lyria mengangguk, matanya menatap tajam ke sekeliling. "Kita harus mencari tempat berlindung sebelum malam tiba."

Saat mereka mencari penginapan, mereka tiba di sebuah kedai kecil bernama The Silver Hawk. Pemiliknya, seorang beastfolk berambut perak bernama Kaelitha, tampak curiga terhadap Van dan Lyria. Namun, saat ia melihat pedang Van, ekspresinya berubah.

"Kalian bukan pengunjung biasa," kata Kaelitha sambil menyajikan dua piring makanan. "Pedangmu membawa aura yang tidak biasa."

Van terkejut. "Apa maksudmu?"

Kaelitha menunjuk pedang itu. "Itu terbuat dari Mithral Dewa. Bahannya hanya bisa ditemukan di reruntuhan dari era Outsider. Bagaimana kau mendapatkannya?"

Van enggan menjelaskan detailnya. "Aku menemukannya saat berkelana," jawabnya singkat, berusaha menyembunyikan kekagetannya.

Kaelitha menyipitkan mata, tetapi tidak bertanya lebih jauh. "Kalian sebaiknya berhati-hati. Ada gerakan bawah tanah yang sedang mencari sesuatu. Mereka memiliki mata di mana-mana."

"Apakah kau tahu siapa mereka?" tanya Lyria.

Kaelitha mengangguk. "Cult of Revival. Mereka sering berkumpul di distrik timur kota, di tempat yang dikenal sebagai Kuil Bayangan. Jika kalian ingin tahu lebih banyak, aku bisa membantu… dengan harga tertentu."

Van menatap Lyria, lalu kembali ke Kaelitha. "Apa yang kau inginkan sebagai gantinya?"

Kaelitha tersenyum tipis. "Ada monster gurun yang menyerang karavan pedagang. Jika kalian bisa menyingkirkannya, aku akan membantu kalian mendapatkan informasi tentang Kuil Bayangan."

---

Misi Gurun: Sand Wyrm

Van dan Lyria setuju membantu Kaelitha. Malam itu, mereka beristirahat di penginapan. Keesokan paginya, mereka bersiap berangkat ke lokasi terakhir tempat Sand Wyrm terlihat. Namun, sebelum pergi, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Jareth.

Jareth adalah pemimpin salah satu faksi kecil di Terra Marvell, yang dikenal sebagai The Shield of Marvell. Ia adalah pria bertubuh besar dengan armor yang telah menunjukkan bekas pertempuran. Wajahnya penuh goresan, tetapi sorot matanya menunjukkan kebijaksanaan.

"Kalian akan melawan Sand Wyrm?" tanyanya, menghentikan mereka di depan penginapan.

"Kau tahu tentang itu?" Van mengernyit.

"Tentu saja. Makhluk itu sudah membuat masalah besar bagi kami. Aku sendiri kehilangan dua regu saat mencoba memburu monster itu." Jareth menghela napas. "Tapi aku tidak akan membiarkan kalian melakukannya sendirian. Aku dan beberapa orangku akan membantu kalian. Anggap ini kebaikan kecil dari kami."

Van melihat Lyria, lalu mengangguk. "Baiklah, bantuanmu akan sangat dihargai."

Jareth tersenyum lebar. "Bagus. Kita berangkat sekarang."

Di tengah padang pasir, angin berhembus kencang, membawa butiran pasir yang menusuk kulit. Saat mereka tiba di lokasi, tanah di bawah mereka tiba-tiba berguncang. Pasir mulai bergulung-gulung, dan dari bawah, makhluk besar dengan tubuh bersisik muncul. Sand Wyrm memiliki panjang lebih dari 30 meter, dengan mulut yang dipenuhi gigi tajam.

Pertempuran berlangsung sengit. Jareth dan anak buahnya mencoba mengalihkan perhatian Sand Wyrm, sementara Van mencari celah untuk menyerang. Dengan bantuan sihir Lyria, mereka akhirnya berhasil mengalahkan monster itu setelah Van menusukkan pedang Mithral Dewa ke kepala makhluk tersebut.

---

Sebuah Sekutu

Setelah pertempuran, Jareth menepuk pundak Van. "Kau benar-benar kuat. Aku senang bisa membantumu. Mulai sekarang, anggap aku dan orang-orangku sebagai sekutumu."

"Terima kasih, Jareth," jawab Van. "Kami akan mengingat kebaikanmu."

Kembali ke Terra Marvell, Kaelitha terkesan dengan keberhasilan mereka. "Sepertinya kalian bukan orang biasa. Informasi tentang Kuil Bayangan adalah milik kalian."

Kaelitha menjelaskan bahwa Cult of Revival sering melakukan ritual di distrik timur kota, di tempat tersembunyi yang dikenal sebagai Kuil Bayangan. "Jika kalian mencari fragment berikutnya, itulah tempatnya," tambahnya.

Van mengangguk. "Terima kasih atas bantuannya."

Kaelitha tersenyum. "Hati-hati, Van. Aku merasa ini baru awal dari perjalanan panjang yang akan membawa banyak bahaya."