Chereads / Kronik Jurang Kegelapan / Chapter 6 - Kuil Bayangan

Chapter 6 - Kuil Bayangan

Setelah mendapatkan informasi dari Kaelitha, Van dan Lyria memutuskan untuk menyusup ke distrik timur Terra Marvell, sebuah wilayah penuh kriminalitas yang menjadi tempat Kuil Bayangan. Kuil ini merupakan pusat kegiatan Cult of Revival, kelompok misterius yang diyakini berusaha mengumpulkan fragment untuk tujuan yang tidak diketahui. Mereka berharap menemukan petunjuk tentang fragment ketiga di sana.

Namun, menyusup ke distrik ini bukanlah hal yang mudah. Lingkungannya berbahaya, penuh penjaga bayaran dan pengikut kultus yang siap bertindak terhadap siapa pun yang dianggap ancaman.

---

Masuk ke Distrik Timur

Van dan Lyria menyelinap melalui lorong-lorong gelap distrik timur, menghindari tatapan mencurigakan dari para penjaga lokal. Jubah gelap yang mereka kenakan membantu menyamarkan diri mereka di tengah malam.

"Distrik ini lebih menyeramkan daripada yang aku bayangkan," gumam Van sambil mengamati sekitar.

Lyria mengangguk, suaranya berbisik. "Orang-orang di sini menjual informasi seperti mereka menjual roti. Setiap langkah kita harus dipertimbangkan."

Setelah berjalan beberapa waktu, mereka tiba di sebuah gang sempit yang mengarah ke patung tua yang hampir hancur seperti yang digambarkan oleh Kaelitha. Simbol-simbol aneh terukir di dasarnya, tetapi sudah mulai terkikis oleh waktu.

"Kita harus membuka ini," kata Lyria, mempelajari ukirannya.

Dengan mantra sederhana, patung itu bergerak perlahan, membuka jalan ke lorong bawah tanah. Udara lembap menyapa mereka, membawa bau debu dan kelembapan.

"Tempat ini pasti sudah lama tidak digunakan," ujar Van sambil memasuki lorong.

---

Aula Besar di Bawah Tanah

Lorong itu membawa mereka ke sebuah aula luas yang diterangi oleh obor-obor tua. Di tengah ruangan, terlihat altar besar dengan sebuah bola kristal yang bersinar redup. Para pengikut Cult of Revival berdiri mengelilingi altar, menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti mantra.

"Energi dari bola itu terasa aneh," bisik Van. "Apa itu fragment?"

Lyria menggeleng. "Tidak, ini hanya alat yang digunakan untuk melacak fragment. Tapi energi yang dipancarkan cukup kuat."

Ketika mereka mencoba bergerak lebih dekat, salah satu pengikut menyadari kehadiran mereka. Dengan cepat, ruangan menjadi riuh, dan para pengikut mengangkat senjata sederhana mereka.

"Kita ketahuan!" seru Van, menarik pedangnya.

---

Pertarungan Melawan Kultus

Pertarungan pecah di dalam aula. Van menggunakan kemampuan pedangnya untuk melawan para pengikut kultus, sementara Lyria melancarkan serangan sihir defensif untuk melindungi mereka berdua. Meskipun pengikutnya bukan petarung yang terampil, jumlah mereka cukup banyak untuk membuat situasi semakin sulit.

"Van, kita harus menghancurkan bola itu!" teriak Lyria, sambil menahan serangan dari salah satu pengikut.

Van menatap bola kristal di atas altar. Cahaya yang dipancarkannya semakin terang, seolah-olah sedang mengumpulkan energi. Dengan langkah cepat, ia melompat ke altar, mencoba menyerang bola itu. Tapi sebelum ia berhasil, salah satu pemimpin kultus muncul.

---

Kemunculan Pemimpin Kultus

Seorang pria bertubuh tinggi dengan jubah merah tua muncul dari bayangan. Namanya adalah Azharel, salah satu tokoh penting di Cult of Revival. Dengan tenang, ia menghentikan langkah Van menggunakan sihir sederhana yang menciptakan penghalang energi.

"Jadi, kau adalah pembawa fragment," kata Azharel dengan suara dingin. "Menarik sekali. Aku sudah menunggu seseorang seperti dirimu."

Van tidak menjawab. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba menghancurkan penghalang, tetapi energi yang memancar darinya terlalu kuat.

Lyria segera melancarkan mantra untuk melemahkan penghalang tersebut. "Aku akan membuka jalannya! Van, bersiaplah!"

Dengan bantuan Lyria, Van berhasil memecahkan penghalang itu dan menyerang Azharel. Namun, Azharel memiliki kemampuan sihir tingkat tinggi, yang membuatnya menjadi lawan tangguh.

---

Kekuatan Resonansi Fragment

Saat pertempuran semakin sengit, Van merasakan fragment yang ia bawa mulai beresonansi dengan bola kristal di altar. Energi panas mengalir melalui tubuhnya, memperkuat kekuatan serangannya.

Lyria memperhatikan perubahan itu. "Van, kendalikan dirimu! Resonansi fragment bisa membuatmu kehilangan kesadaran jika terlalu lama terpapar!"

Namun, Van tetap fokus. Dengan kekuatan baru ini, ia berhasil melukai Azharel. Tapi sebelum ia bisa memberikan pukulan terakhir, Azharel tersenyum tipis.

"Kalian mungkin telah menghentikan kami di sini," kata Azharel sambil mundur ke bayangan. "Tapi ini hanya awal dari sesuatu yang jauh lebih besar."

Dalam sekejap, Azharel menghilang, meninggalkan bola kristal di altar yang mulai retak.

---

Runtuhnya Kuil

Bola kristal itu akhirnya pecah, memancarkan cahaya yang memenuhi seluruh ruangan. Getaran hebat mulai mengguncang kuil, membuat dinding-dindingnya runtuh.

"Kita harus keluar dari sini!" teriak Lyria.

Van dan Lyria segera berlari keluar dari kuil, melewati lorong yang sama saat mereka masuk. Debu dan batu-batu yang jatuh hampir menghalangi jalan mereka, tetapi mereka berhasil keluar tepat sebelum pintu tertutup.

Malam di luar terasa lebih gelap, seolah-olah bayangan dari Kuil Bayangan masih menghantui mereka.

---

Langkah Berikutnya

Van dan Lyria kembali ke The Silver Hawk untuk memulihkan diri. Meskipun mereka berhasil menghancurkan bola kristal dan menggagalkan rencana kultus, mereka tahu ini hanya permulaan.

"Fragmen berikutnya ada di suatu tempat," kata Lyria, sambil menatap Van. "Dan aku yakin Cult of Revival tidak akan berhenti mengejarmu."

Van mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, kita harus bergerak lebih cepat. Aku tidak akan membiarkan mereka mendapatkan fragment berikutnya."

Dengan tekad baru, mereka bersiap untuk perjalanan berikutnya, menghadapi bahaya yang semakin besar dalam pencarian fragment berikutnya.