Di sebuah daerah pegunungan yang ditumbuhi pepohonan yang lebat, jauh dari pemukiman, tempat yang begitu sunyi dan damai. Lebih tepatnya di dekat aliran sungai yang mengalir dari puncak yang terus turun ke bawah, terdapat seorang pria dengan pakaian yang cukup lusuh sedang berjalan kaki. Wajahnya terlihat berewokan seperti kurang diurus, rambutnya acak-acakan memanjang hingga ke bahu ditambah tatapan mata yang kelihatan lesu seakan mata itu ingin segera menutup dirinya untuk waktu yang lama.
Tidak jauh darinya terdapat sebuah tenda yang terlihat sudah berdiri begitu lama. Dapat dilihat dari kusamnya bagian luar tenda dan bahkan sampai lumut pun merayapi sebagian besar sisi luar dari tenda tersebut.
Pria itu berjalan mendekati tenda dengan membawa beberapa buah dan ikan. Dapat disimpulkan jika dia habis mengumpulkan makanan.
Sesampainya di tenda itu, dia mulai melakukan kegiatannya, mulai mempersiapkan makanan, dan pergi makan. Di tengah-tengah itu, dia mulai melamun dan menatap ke atas langit yang kini begitu cerah dengan awan yang bergerak bebas di atas langit biru.
"Apa aku harus turun sekarang?"
Kalimat itu memecah keheningan tempat itu. Pria itu secara tidak sengaja berkata sendiri. Untuk pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut itu, mari kita lebih kenal dengan pria ini.
Dia adalah Iramura Tenzo, seorang pengembara, mungkin bukan pengembara biasa. Dia adalah seorang Pendekar yang berasal dari dunia lain. Ada begitu banyak kejadian yang menimpa dirinya sebelum pada akhirnya dia berada di tengah gunung seperti saat ini.
Yang pertama, sebelum dia dipindahkan dari dunianya. Di dunia tempat ia tinggal, tengah terjadi perang yang sedang memperebutkan wilayah kekuasaan, dan dia yang menjadi salah satu jendral. Bisa dibilang dunianya adalah dunia para pendekar samurai yang masing -masing menggunakan katana. Pada saat menjadi jendral, dia berusia 18 tahun. Itu adalah prestasi besar bagi klannya. Dia menjadi salah satu jendral muda yang disegani dikalangan sekutu maupun lawannya. Itu semua berkat bakat serta karunia tubuh kuat yang dia terima sehingga dia bisa berada di posisi tersebut.
Nah, kejadian sebelum Tenzo berpindah dunia, pihak yang dipimpin olehnya mengalami kekalahan yang disebabkan oleh kesalahan dalam menerima informasi mengenai musuhnya dan malah terjebak di ribuan musuh. Semua mati terbunuh akibat tidak berdayanya mereka dihadapan musuh, bahkan untuk Tenzo sendiri. Walau dengan karunia yang ia punya, melawan begitu banyak orang adalah hal yang mustahil. Pada saat itu dia menerima begitu banyak luka, namun dia masih tetap berusaha untuk bangkit dan terus mengangkat pedangnya.
Setidaknya Tenzo sudah siap akan kematiannya karena kematian itu adalah kematian terhormat baginya. Singkatnya dia pun sudah berada diambang kematian. Akan tetapi, pada itulah secara mengejutkan seluruh tubuhnya mulai bercahaya dan dia berpindah tempat ke sebuah aula besar yang dipenuhi oleh orang-orang yang berpenampilan aneh. Dia sudah berpindah dunia.
Tenzo ternyata dipanggil oleh sebuah kerajaan yang bernama Inavosta. Tidak hanya dia saja yang dipanggil, namun ada beberapa orang juga yang dipanggil bersama dengan dirinya. Total ada lima orang yang berasal dari dunia yang berbeda beda. Mereka dikatakan sebagai pahlawan yang akan bertarung untuk menyelamatkan dunia ini dari raja iblis. Jadi di sini Tenzo mulai bingung tentang hal itu. Kemudian setelah itu juga dia semakin bingung akan dunia barunya dimana ada kekuatan unik yang tidak dimiliki oleh dunianya. Itu adalah sihir. Sebuah kekuatan yang bisa melakukan apapun yang dianggap tidak mungkin tanpa adanya alat bantu. Dan kebanyakan itu tidak masuk akal.
Setelah menerima beberapa penjelasan dari orang-orang yang telah memanggi mereka, Tenzo dan yang lainnya diarahkan ke ruangan baru untuk menguji kemampuan mereka masing-masing. Dari hasil yang didapatkan, keempat orang lain mempunyai kemampuan yang unik dan hebat, bahkan raja pun sampai bertepuk tangan karena takjub akan hal itu. Namun, di sisi lain, Tenzo tidak mempunyai kemampuan yang unik. Dia hanya dikaruniai sihir elemen angin yang tidak begitu tinggi dan kemampuan dari katananya. Kemampuan itu membuat raja agak kecewa dan menurunkan ekspektasinya terhadap Tenzo. Akan tetapi, Tenzo tetap diterima di sana.
Setelah itu banyak hal yang terjadi hingga dia harus tinggal di gunung yang bernama gunung Seldat selama lima tahun terakhir ini. Lokasinya saat ini cukup jauh dari wilayah kerajaan Inavosta.
Setelah mengurung diri di dalam gunung selama lima tahun. Dia sudah belajar begitu banyak dan membuka potensi baru dalam ilmu pedangnya. Dia telah melakukan sebuah evolusi besar jika dia berada di dunianya sendiri, dengan menciptakan teknik yang begitu hebat dan membuatnya bisa bertahan lebih lama di dunia ini. Sudah waktunya dia untuk turun dan mengenal lagi keadaan dunia barunya ini.
"Baiklah, aku akan turun. Mungkin saja mereka sudah melupakan keberadaanku ini."
Akhirnya Tenzo memantapkan pilihannya untuk turun dari gunung ini.
Dari perkataannya, mungkin saja ada suatu hal yang terjadi antara dia dan 'mereka' yang masih tidak diketahui sehingga mengharuskannya tinggal di gunung yang jauh dari penduduk. Dirasa jika sudah cukup aman, dia pun memutuskan untuk mulai bergerak.
Ketika matahari sudah hampir tiba di puncaknya, Tenzo mulai berjalan turun dari gunung. Dia membawa beberapa perlengkapannya yang dia simpan di dalam tasnya, dan juga sebuah katana yang dia taruh di samping pinggulnya. Tidak lupa juga dia sedikit membersihkan wajahnya kemudian mengikat rambut panjangnya agar terlihat lebih rapih lagi.
Di dalam perjalanannya, Tenzo menempuh waktu sekitar dua hari untuk bisa mencapai sebuah pemukiman. Dan selama perjalanan itu, tidak ada satu pun makhluk buas yang mengganggunya. Bisa dibilang perjalanan begitu mulus. Tapi itulah yang membuatnya aneh.
"Hm, di sekitar sini tanda kehidupannya jauh lebih sedikit dari pada di gunung sana. Apakah telah terjadi sesuatu di sekitar sini?"
Hawa kehidupan yang ia rasakan di tempat ini jauh berbeda dengan yang ada di gunung. Seperti ada kejadian yang menyebabkan hal ini terjadi. Tenzo pun terus melanjutkan perjalanannya hingga akhirnya dia menemukan sebuah desa. Ketika dia melihat desa itu, dia menyipitkan matanya, seakan tidak percaya dan mencoba melihat lebih jelas lagi.
"Siapa yang melakukan semua ini?"
Tenzo melihat jika desa itu telah hancur sepenuhnya. Semuanya telah rata dengan tanah. Firasat sebelumnya telah membenarkan hal ini.
Tenzo kembali melangkah dan kali ini dia ingin memeriksa desa yang telah hancur itu. Dia melihat sekelilingnya, hanya ada bekas bangunan yang sudah tidak terbentuk lagi. Dia berputar-putar selama sepuluh menit dan menyimpulkan jika desa ini telah hancur tiga hari yang lalu.
"Desa ini habis diserang tiga hari yang lalu. Seperti ini bukanlah kelakukan dari para bandit karena mereka tidak mungkin melakukan hal semacam ini."
Tenzo memperkirakan siapa yang telah menghancurkan desa ini. Dia memulainya dari para bandit karena mereka biasanya suka berbuat onar dan menjarah desa. Akan tetapi, mereka tidak melakukan hal semacam ini, apalagi pada desa terpencil seperti ini. Jadi dia segera mencoret bandit dari pelakunya.
"Apa jangan-jangan ini ulah..." Tenzo memiliki dua kemungkinan tentang siapa pelakunya. Namun, belum sempat dia berkata, tiba-tiba ada aura kehidupan yang muncul dari atas. Dia segera berbalik dan menatap tajam ke atas sana, tempat aura yang dia rasakan itu.
Ada sesosok mahluk yang terbang menggunakan sayap hitam. Terlihat sekilas jika dia adalah seekor monster. Pada saat Tenzo melihat monster itu, dia sudah paham.
"Demon yah..."
Lalu, Demon itu berteriak, "Aa! Rupanya masih ada manusia di sini. Argh, apakah mereka itu bekerja dengan betul-betul atau tidak!? Untung saja aku sempet memeriksanya." Kemudian berkata kepada Tenzo. "Oi manusia. Sekarang aku akan segera membunuhmu seperti warga desa yang telah kami bantai waktu itu, jadi pasrah saja sudah." Dan menarik pedang dari sarungnya.
Tenzo hanya diam saja, tidak membalas perkataan Demon itu. Melihat dia yang hanya diam saja, menjadi kesempatan emas untuk si iblis untuk menghabisinya.
"Yah, bagus! Diam adalah pilihan yang tepat. Sekarang aku akan membunuhmu tanpa rasa sakit!"
Iblis itu pun melesat cepat turun menuju ke Tenzo dengan pedang yang sudah siap untuk menebas kepalanya. Akan tetapi, sesuatu terjadi. Demon itu malah tidak terkendali, dan malah menabrak ke tanah hingga terseret-seret ke belakang, jauh dari Tenzo.
Iblis yang abis terjatuh, terdiam beberapa detik dan kemudian bangkit dengan cepat. "Wajahnya begitu pucat. Dia dengan cepat melihat ke seluruh tubuhnya dan meraba-rabanya seakan ada sesuatu yang hilang dari tubuhnya.
" Eh, apa yang sebenarnya terjadi?!"