Chereads / Ancient Slayer / Chapter 10 - Bab 10 Fakta Mengejutkan

Chapter 10 - Bab 10 Fakta Mengejutkan

Setelah beberapa saat, para tawanan yang ada di dalam lab, sekarang sudah keluar. Yah, keadaan mereka tidak baik-baik saja. Tekanan besar dari mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai membuat mental mereka turun. Hal itu sudah wajar. Bagi Tenzo, dia sudah melihat hal ini, sering sehingga dia sudah tahu dari selut belut ekspresi wajahnya.

Sekali lagi Tenzo mengumpulkan mereka dalam satu tempat. Setelah dirasa cukup, dia pun mulai mengarahkan mereka semua berjalan, keluar dari gua ini. Beberapa saat berjalan dan berjalan, mereka sampai di arena yang merupakan tempat yang dimana tempat Tenzo membantai para Demon.

Pada saat mereka masuk ke arena dan lanjut berjalan, perasaan sedih yang dialami oleh mereka tergantikan oleh rasa shok dan jijik yang tidak tertahankan. Mereka melalui ruangan penuh mayat yang berhamburan di mana-mana. Bahkan ada di antara mereka yang sempat ingin mual karenanya. Ruangan ini menjadi neraka lain bagi mereka.

Akhirnya mereka sudah keluar dari arena itu. Mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga sebuah cahaya muncul dari kejauhan. Pada saat mereka melihat cahaya tersebut, mereka begitu senang. Itu adalah tanda jika cahaya itu adalah jalan keluar.

Lalu, mereka berhenti sejenak. Tenzo pun berbalik dan berkata kepada mereka sembari menunjuk cahaya. "Itu adalah pintu keluar dari gua ini. Nanti sesampainya di luar sana, sudah ada beberapa petualang yang akan mengantar kalian ke desa terdekat."

Kemudian ada satu orang bertanya, "Tuan, apakah tuan tidak ikut keluar bersama kami??"

Tenzo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku masih memiliki beberapa urusan di sini."

Mereka cukup mengerti dengan ucapan Tenzo. Yah, singkatnya mereka semua kembali berjalan meninggalkan Tenzo di dalam sana. Tapi tidak berapa lama, ada satu orang yang menghampiri Tenzo. Dia pun ingin mengajukan pertanyaan.

"Tuan, tuan, apakah saya boleh tahu, siapa nama Anda? Saya ingin memberitahukan ini kepada mereka agar mereka semua mengingat jasa Anda."

Orang itu menanyakan tentang identitas dia. Tenzo pun berpikir sejenak sebelum menjawab atau tidak. Yah, sebenarnya dia masih harus menutup identitasnya. karena sebuah kejadian di waktu dulu. Setelah beberapa saat, dia menjawab,

"Rezgar, namaku adalah Rezgar. Seorang pengembara biasa."

Tenzo malah menggunakan nama Rezgar sebagai identitas dirinya. Ucapan itu dengar langsung oleh Tenzo yang masih dia bawah.

"Eh, tunggu dulu. Bukannya itu na-! "

Baru saja dia ingin menyelesaikan kalimatnya, dia langsung merasakan sebuah sensasi tebasan yang menebas mulutnya sehingga kata-katanya terhenti. Tenzo pun mengatakan kepada orang itu untuk segera pergi dan menyusul mereka yang sudah cukup jauh. Sekarang hanya ada tersisa Tenzo dan Rezgar berdua. Mereka berjalan masuk ke dalam lagi.

Rezgar pun sudah dapat berbicara lagi. Dia pun segera bertanya-tanya kepada Tenzo soal pemilihan namanya. "Tenzo, kenapa kamu malah memakai namaku. Apakah kamu sengaja menyembunyikan identitasmu? "

Tenzo hanya menjawabnya dengan singkat,

"Iya.

Beberapa saat, mereka pun kembali ke tempat semula, yaitu tempat di arena. Sembari berjalan Tenzo berbicara, mencoba memberitahukan sesuatu kepada Rezgar.

"Hei Rezgar, apakah kamu tahu Jendral Demon yang bernama Demigrada?" .

"Tuan Demigrada, tentu saja aku tahu! Dia adalah salah satu jendral yang memiliki kekuatan mematikan di antara jendral lainnya. Bahkan Para Master of Disaster saja takut dan menjadi segan kepadanya. Mereka lebih memilih untuk tidak mencari masalah. Tapi sayangnya, tiba-tiba saja dia tidak ada kabar dan menghilang. Sudah sekitar lima tahun berlalu. Entah dia pergi kemana. Hal tersebut menyebabkan keseimbangan kami goyah. Coba saja dia muncul, mungkin kejayaannya kami akan kembali." Lalu Rezgar mencoba bertanya balik. "Memang kenapa kamu membicarakan tentang dirinya??"

"Aku hanya ingin memberitahukanmu kalau dia sudah mati."

"Hah? mati!? Tahu darimana kamu!?"

Hal itu langsung mengejutkan Rezgar. Sesuai dengan yang dia katakan, Demigrada itu tidak memiliki kabar selama bertahun-tahun, dan sekarang dia mendapatkan kabar dari orang asing kalau Demigrada sudah mati. Sontak dia tidak percaya sekaligus terkejut. Dia tidak mempercayai jika itu benar. Dia cukup paham dengan kekuatan Demigrada yang bahkan bisa menekan orang-orang kuat di dunia ini.

Demi membuat Rezgar percaya, Tenzo pun mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Setelah memperlihatkannya, Rezgar sangat terkejut.

Rezgar sekali lagi terkejut dan langsung secara spontan bertanya, "Eh, benda itu kan?! Darimana kamu mendapatkannya!? Bukannya itu milik tuan Demigrada,"

"Yah, intinya kamu sudah percaya. Jadi ..." Tenzo pun langsung melempar Rezgar ke atas, menjauh darinya.

"Ee, apa yang kamu lakukan?!".

Dia tidak berhenti terkejut, sudah dua fakta yang dia Terima, sekarang dirinya dilempar secara tiba-tiba. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Tangan dan kakinya telah hilang. Dia melayang seperti orang bodoh yang tidak bisa apa-apa. Lalu Tenzo kembali berbicara dari kejauhan.

"Seharusnya kamu sudah tahu siapa yang membunuhnya, kan?"

Ucapan itu adalah sebuah kunci dari teka teki yang menjawab segala misteri tentang jendral Demigrada. Rezgar pun langsung paham setelah Tenzo berkata seperti itu. Dia mengingat bagaimana semua bawahannya di bantai dengan begitu santai oleh Tenzo. Kekuatannya tidak main-main.

"Jangan-jangan, orang yang membunuh tuan Demigrada itu-!"

Sekali lagi sensasi tebasan itu muncul dan kali ini dalam jumlah yang sangat banyak. Hampir di semua bagian tubuhnya merasakan sensasi itu. Dia terus mengerang kesakitan hingga sampai dia tidak dapat dapat mengeluarkan suaranya karena saking sakitnya luka yang ia rasakan. Dalam beberapa detik darah bermuncratan, keluar tubuhnya dan jatuh, tergeletak di tanah tanpa dapat bergerak lagi. Yah, Rezgar telah mati.

Tenzo pun melihat sekelilingnya, menatap semua mayat Demon yang berserakan. Dia menghela sedikit nafas dan kemudian berkata, "Huff, baiklah, waktunya untuk mengubur mereka."

**

Sementara itu, di luar gua. Tim yang dipimpin William sudah berada di luar. Mereka semua telah selamat dari jebakan para Demon. Hal itu sangat mereka syukurin sebab sebelumnya mereka tidak memiliki harapan untuk selamat. Untung saja kedatangan Tenzo telah menyelamatkan mereka.

Tapi mereka tidak tahu menahu tentang identitas Tenzo. Pembahasan singkat mereka tentang membahas tentang Tenzo namun tidak menemukan hasil.

Saat ini mereka sedang berkumpul tidak jauh dari gua, di bawah pepohonan rimbun. Sebagian besar dari mereka beristirahat, merehatkan badan mereka yang lelah. Di sisi lain, pemimpin mereka, yaitu William tengah berdiri di depan gua. Dia ditemani Ares. Mereka pun berbincang sejenak.

"Jadi, kapan orang itu akan keluar, William?? Ini sudah setengah jam lebih." tanya Ares.

William. berpikir sejenak sembari menatapmu gua yang sedari tadi kosong. "Hmm, kita tunggu aja, mungkin sebentar lagi dia akan keluar."

"Yah, aku ingin segera menanyakan banyak hal kepadanya. Mulai dari namanya, asalnya, teknik kemampuannya, siapa dia sebenarnya, apakah dia adalah seorang petualang tingkat atas blalbalabla ...."

Dan Ares kembali berbicara sendiri menyebutkan berbagai kata yang kadang nyambung kadang tidak. William hanya bisa mengabaikannya sembari terus menunggu orang itu(Tenzo).

Lalu, tidak berapa lama, dari kakinya terasa sebuah getaran kecil yang terasa begitu banyak. Rasa waspadanya meningkat. Dia pun langsung menyadarkan Ares yang masih saja berbicara.

"Ares, cepat panggil semua orang. Aku merasa kalau ada yang datang dari gua ini."

"Hah? Apa?" Ares bertanya. Namun sesaat dia juga merasakan hal yang sama. "Baiklah akan kupanggil mereka."

Mereka berdua merasakan langkah kaki yang begitu banyak. Mereka pikir itu adalah para Demon yang akan keluar dari gua. Itu berarti adalah kegagalan Tenzo mengingat begitu banyaknya Demon di dalam sana.

"Apakah orang itu kalah??"