Singkat cerita, Ares memanggil semua orang yang ada dan langsung berkumpul di depan gua. Mereka telah siap untuk serangan yang akan datang.
"Baiklah, kalau misal kita akan kalah, kita akan mundur secara terpisah. Usahakan salah satu dari kita selamat dan melaporkan hal ini kepada Master Guild."
""Baik!!""
Mereka sudah siap bertarung dengan segala kemungkinan. Perlahan tapi pasti, suara kaki itu semakin besar hingga pada akhirnya wujud mereka sudah terlihat.
""Hah?""
Mereka semua yang melihat sosok yang muncul dari balik gua terkejut bukan main. Bukan Demon yang mereka lihat melainkan para manusia.
Hah, manusia ...?
Awalnya William bingung dengan munculnya manusia yang tiba-tiba muncul dari gua, namun sesaat dia sadar jika ini berhubungan dengan perkataan Tenzo yang mengatakan ada sesuatu yang ingin diberikan kepada mereka. Rupanya ini adalah para manusia. Kemungkinan mereka adalah tawanan dari para Demon.
William. pun langsung memberikan perintah untuk menolong mereka. "Semuanya, cepat bantu mereka."
Para petualang langsung menolong para tawanan dan langsung di tempatkan di bawah pohon rimbun tempat sebelumnya mereka tempati sebagai tempat peristirahatan.
Selama itu juga, William terus memperhatikan mereka. Dari mereka yang keluar, tidak ada satupun tampang yang seseorang yang mereka cari. Yah, dia sedang si Tenzo. Mereka tidak melihatnya di antara para tawanan ini.
"Kemana orang itu?"
Di sisi lain, Ares yang sedang menolong salah satu dari mereka, mulai bertanya, "Apa yang terjadi dengan kalian? Apakah kalian adalah tawanan para Demon-Demon itu?" Sebenarnya Ares sudah tahu, namun dia tetap bertanya supaya memiliki bahan pembicaraan dengan tawanan ini.
"Iya, itu benar." Orang itu membenarkan ucapannya. "Kami adalah tawanan dari desa-desa sekitar yang mereka jajah. Tapi berkat orang misterius di dalam sana, kami dapat bebas. Yah, meski kami harus kehilangan anak-anak kami karena ulah para Demon itu."
"Orang misterius? Apakah dia orang yang membawa sebuah Katananya?"
"Iya. Apakah dia adalah anggota Anda??" tanya lagi orang itu.
Ares pun langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan, bukan, dia tidak termasuk dari kelompok kami. Sekarang, kami juga sedang menunggunya."
Memang benar, yang menyelamatkan mereka semua ternyata Tenzo. Ares semakin penasaran dengan si Tenzo ini. Sudah berhasil menyelamatkan mereka, kemudian menyelamatkan para tawanan ini dengan banyaknya Demon di dalam sana.
Siapa sebenarnya dia ...?
Tidak jauh dari mereka, ada seseorang yang secara tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Ia pun mendekat dan ikut kedalam perbincangan mereka.
"Apakah kalian tadi sedang membahas orang yang telah menyelamatkan kami??" tanya orang itu. Jelas Ares dan William menoleh ke arah orang itu karena percakapan yang membuat mereka tertarik.
"Iya, apakah kamu tahu sesuatu tentangnya." Area pun seketika bertanya kepadanya.
"Mm, tadi aku sempat menanyakan nama orang itu supaya aku bisa memberitahu kepada mereka semua soal sang penyelamatan kami. Kalau tidak salah namanya itu adalah Rezgar. Katanya sih dia adalah seorang pengembara biasa."
Pada saat mendengar nama itu, muka Ares langsung berubah. Dia merasa sedikit tidak asing ketika mendengarnya. Sesaat sebuah ingatan yang tidak jauh sebelum ini muncul. Itu adalah ingatan ketika Rezgar, Pemimpin para Demon di gua itu memperkenalkan dirinya.
Eh, bukannya itu nama dari Demon itu yah? Kok nama mereka sama??
Karena dirasa ada yang tidak beres, Ares pun ingin melaporkan hal ini kepada William. Jadi, dia berterimakasih kepada orang-orang itu karena sudah memberikan informasi dan segera berjalan menghampiri William. Singkatnya dia sudah berdiri di sampingnya.
"Hei William, aku baru saja mendapatkan kabar dari para tawanan ini soal pria misterius yang telah menyelamatkan kita."
William pun langsung menoleh ke arah Ares dengan wajah yang cukup tegang. "Apa yang kamu dapat dari mereka?" tanyanya.
"Jadi, seperti yang diduga, orang itu juga yang telah menyelamatkan mereka. Dan salah satu dari mereka ada yang mengetahui tentang namanya ini. Tetapi ... rasanya nama ini cukup mencurigakan. Oleh sebab itu aku ingin membicarakan soal hal ini kepadamu."
William juga cukup penasaran dengan identitas dari orang itu. Jadi dia menyuruh Ares untuk meneruskan pembicaraannya lagi. "Hm, katakan apa yang membuat namanya menjadi mencurigakan bagimu."
"Namanya adalah Rezgar."
Satu kata itu telah membuat William paham. Itu adalah naman Demon yang ada di dalam gua sana. Yah, tanpa disebutkan dia juga tahu apa maksudnya.
"Dia sengaja memalsukan namanya. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh orang itu, mengingat tingkat kekuatannya yang dirasa sangat tinggi itu." Lalu dia kembali mengutarakan pendapatnya. "Apa mungkin ini termasuk tradisi dari orang-orang yang tinggal di Zather untuk menyembunyikan identitas mereka, jadinya dia sengaja memalsukan namanya??"
"Yah, dari semua itu. Kurasa yang kamu katakan itu benar. Kita tidak tahu betul tentang orang-orang itu karena mereka tinggal di tempat yang begitu terpencil. Pasti ada alasan dibalik dia menyembunyikan identitas itu."
Jadi di sini William menjelaskan jika saja ini adalah salah satu tradisi dari orang-orang Zether ketika pergi keluar wilayah mereka. Sebelumnya ketika mereka ingin keluar dari gua itu, mereka sempat membahas tentang Tenzo yang dihubungkan dengan orang-orang Zether. Ketika berpergian keluar mereka menyembunyikan identitas mereka. Tapi, sebenarnya itu hanyalah perumpamaannya saja. Dia sebenarnya tidak tahu betul soal mereka karena wilayah mereka yang sangat terisolasi.
"Apa hanya itu saja informasi yang kamu dapatkan, Ares? Apakah kamu sudah menanyakan soal Para Demon yang ada di dalam sana?" tanya William.
Ares menggaruk kepada seraya membuat senyum, lalu berkata, "Iya ... aku hanya sekedar mendapatkan informasi tentang orang itu, sampai-sampai aku lupa soal para Demon itu."
"Heh, kamu ini."
Jadi William dan Ares berjalan menghampiri para tawanan itu dan bertanya soal Demon yang ada di sana. Ketika mereka selesai bertanya, mereka merasa aneh dengan ekspresi wajah dari orang-orang itu. Mereka terlihat ketakutan seakan telah melihat sesuatu yang tidak seharusnya mereka lihat. Di antara mereka tidak ada yang ingin menjawab.
Akan tetapi, untung saja ada yang segera menjawab pertanyaan mereka. Setelah mendengar jawaban itu, William dan Ares terkejut karena tidak percaya. Begitu juga dengan para petualang lainnya yang ikut mendengarkan jawaban yang diberikan oleh orang itu.
Yang dikatakan oleh orang itu bahwa, seluruh Demok yang ada di arena telah mati dengan cara yang sangat mengenaskan. Mayat-mayat berserakan dimana-mana, lantai yang tadinya tanah sekarang menjadi genangan darah, dan banyak hal lain mengerikan mereka mereka lihat disepanjang perjalanan. Orang-orang lain, yang mendengarkan cerita itu, mengangguk secara serentak, setujukah dengan apa yang dikatakan. William dan Ares pun kembali berdiskusi.
"Ares, apa kamu percaya itu? Mereka semua telah mati." tanya William dengan intonasi nada yang meragukan.
"Aku sebenarnya tidak mempercayainya. Di dalam sana ada ratusan Demon, dan puluhan monster aneh yang entah apa itu namanya. Jadi rasanya akan sangat sulit jika mereka semua mati, apalagi dengan cara yang mengerikan itu. Kecuali ... orang itu adalah seorang yang memiliki kekuatan setara dengan petualang tingkat S atau bahkan diatasnya. Baru aku percaya."
"Mungkinkah kita harus memeriksanya?" Kemudian melihat sekilas ke gua."
"Mari kita periksa, aku juga penasaran bagaimana mengerikan tempat yang mereka lihat itu."
Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali menelusuri gua memastikan apa yang mereka dengar itu benar. Beberapa saat kemudian, terbentuklah kelompok kecil yang akan masuk ke sana, tentu saja kelompok itu dipimpin oleh William bersama dengan Ares. Sisa dari para petualang lainnya menunggu di luar.
"Baiklah, mari kita masuk," ucap William yang mulai melangkah kaki ke depan, kemudian diikuti dengan yang lainnya.
Baru beberapa langkah berlalu, tiba-tiba mereka merasakan getaran yang aneh. Dinding gua itu mulai bergetar dan retak. Mereka pun segera menghentikan langkah mereka.
"Semuanya berhenti!"
Retakan di gua itu menjadi lebih besar dan besar. Pintu masuk ke gua pun langsung roboh diikuti dengan yang lainnya. Yah, seluruh bagian gua itu roboh hingga rata dengan tanah.
"Heh, apa yang sebenarnya terjadi??" tanya William dengan heran." Baru saja mereka ingin menelusuri gua ini, tapi sekarang sudah rata dengan tanah, dan itu secara tiba-tiba. Tidak hanya dia, semua orang yang menyaksikan ikut terkejut dengan apa yang terjadi. Gua sebesar itu rundtuh dengan begitu mudah dan hampir semuanya rata.
Sesaat, Ares kembalj bertanya, "Jadi, apakah kita akan melanjutkan penelusurannya?"
William dengan Waah datarnya membalas, "Kurasa tidak."
**
Di sisi lain dari gua yang telah runtuh, ada Tenzo yang memandangi gua yang baru saja rubuh di hadapannya. Rencananya untuk mengubur para Demon itu dirasa sudah cukup. Itu adalah hal yang pantas, yang mereka dapatkan menurutnya.
Dia juga sudah merasa cukup dengan pemanasan hari ini meski musuh yang dihadapi tadi tidak sebanding apa-apa. Dia agak sedikit menyesal menarik Katananya keluar dari sarungnya. Tapi kau diapa, semua telah terjadi.
Sambil meregangkan tangan, Tenzo pun berbaliK arah, berjalan menyusuri lebatnya hutan yang ada di depan sana.
"Baiklah, waktunya untuk kembali melanjutkan perjalanan."