Rezgar memberikan perintah untuk mengeluarkan sesuatu ke tengah lapangan. Sontak saja hal ini di dengar oleh William. Dengan cepat dia juga memberikan perintahnya.
"Semuanya, bersiaplah dalam posisi bertarung!!"
Semua anggota tim langsung membentuk pola lingkaran dengan posisi sudah siap bertarung. Sembari itu, William juga melihat jika ada beberapa sel yang perlahan terbuka dari pinggir lapangan. Dia pun memerhatikan dengan seksama apa yang akan muncul dari bali sel tersebut.
Tidak berapa lama, muncul bayangan hitam, yang kemudian menampakkan wujudnya. Bentuknya seperti manusia, namun berukuran tidak normal, lebih besar dari pada umumnya. Berotot dan seluruh kulitnya hitam dengan balutan garis nadi merah yang menjalar di sekitar tubuhnya.
"Mahluk apa itu??" ucap William dengan heran."
Ada suatu hal yang membuat William heran. Mahluk itu tidak memiliki wajah, kepalanya begitu polos. Tidak hanya ada satu, ada belasan hingga puluhan mahluk semacam itu muncul dari sel. Anggota tim yang juga tidak luput melihat hal itu juga merasa begitu heran.
"Hei, apa kamu tahu monster ini? Aku tidak pernah bertemu dengan yang seperti ini sebelumnya."
"Jangan tanya ke aku. Aku saja tidak pernah melihat monster sejenis ini."
"Apakah ini monster dari benua lain??"
"Ihh, aku takut. Monster ini terlihat menyeramkan."
"Kita tidak tahu lagi bagaimana cara monster ini menyerang, dan kemampuan-kemampuannya. Kita tidak diunggulkan di sini."
"Tuan William, bagaimana sekarang? Berikan perintah mu kepada kami!"
"Iya, itu benar! Kita tidak boleh diam saja."
Beberapa petualangan di antara mereka bertanya soal. keputusan dari William. Untuk saat ini dia sedang menyelidiki soal monster ini.
Aku tidak pernah melihat monster semacam ini sebelumnya. Apakah mereka sejenis dengan para Undead mengingat jika bentuk mereka tidak jauh beda dengan mereka? Atau kah ini monster dari benua lain?
Tapi jumlah mereka ada sekitar 20-an. Di sini kami yang diuntungkan. Akan tetapi kenapa muka Demon itu begitu bahagia. Apakah ada kekuatan tersembunyi dari monster ini?
Tidak ada pilihan lain, kita harus menyerang monster-monster ini demi mengumpulkan informasi mengenai mereka.
William tidak memiliki pilihan lain. Monster yang kali ini mereka hadapi adalah monster yang belum pernah dia hadapi, bahkan semua petualangan yang ada, belum pernah melawannya. Tidak ada informasi lebih lanjut sehingga mereka harus berkontak fisik dan mendapatkan informasi mengenai mereka.
William pun mengangkat pedangnya dan berteriak. "Baiklah, semuanya! Kita tidak punya pilihan lain. Mari kita serang saja semua monster ini!!"
""Baik!!""
Semua petualangan yang ada di sana, langsung bergerak menghampiri monster-monster tersebut. Pertarungan pun akhirnya di mulai.
**
Di sisi lain, Tenzo yang berada di sisi lain dari lapangan arena pertarungan pergi mendekati bebatuan yang menutup jalur masuk. Setelah jarak dirinya hanya beberapa senti dari bebatuan tersebut, Tenzo kemudian mengulurkan tangannya dan menyentuh permukaannya. Tidak berapa lama di dalam pikiran Tenzo, muncul aliran garis putih yang muncul dari sela-sela bebatuan dan menyebar. Dia terus menyelusuri garis itu ke dalam hingga akhirnya tiba di sisi lain tebing.
Suara retakan terdengar, bebatuan itu mulai goyah dan pada akhirnya roboh secara perlahan. Jalan yang tadinya tertutup, kini telah terbuka. Tenzo pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Singkatnya Tenzo sudah tiba di pinggir pintu masuk lapangan. Sebelum dia tiba, telinganya sudah mendengar suara ribut dari pertarungan. Dia telah melewatkan sesuatu.
Benar saja. Ketika dia melihat ke lapangan, suasananya di sana begitu kacau. Energi sihir saling berterbangan ke mana mana, dan begitu juga ayunan dari berbagai senjata terus terus dibuat untuk menyerang sekelompok monster aneh. Ketika Tenzo memperhatikan monster yang tengah mereka lawan, dia merasa aneh.
"Monster apa itu?"
Bentuk monster yang tidak pernah liat sebelumnya. Bahkan selama perjalanan dirinya setelah berpindah dunia, dia belum lihat yang semacam ini. Kemudian dia memperhatikan lebih lanjut. Monster itu kelihatannya tidak berdaya. Dia menerima begitu banyak serangan, mulai dari tebasan, hantaman, kemudian berbagai jenis sihir secara berturut-turut. Namun setelah semua itu, mereka masih tetap berdiri dan berjalan menuju para petualangan itu. Ketika melihat hal itu, ada semacam sensasi pada diri Tenzo.
"Monster ini kelihatan menarik," ucapnya sembari mengelus gagang katana-nya.
**
Di dalam arena, Tim William terus memberikan perlawanan kepada para monster tersebut. Jika dilihat sekilas, ini merupakan keunggulan bagi mereka. Belum monster itu mencapai mereka, mereka sudah diterjang oleh berbagai jenis sihir. Tempat itu seketika menjadi kacau.
Apakah kami menang??
Kabut yang dihasilkan dari serangan beruntun itu menyebabkan pandangannya terganggu. William bertanya-tanya apakah mereka kali ini menang. Harapnya sih begitu, tapi takdir berkata lain.
Setelah kabut itu berakhir, mereka melihat ada bayangan hitam mendekat. Ketika wujud itu diperlihatkan, ternyata itu adalah monster aneh yang barusan kena serangan beruntun. Pada saat mengetahuinya, William tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat.
Eh, tidak mungkin! Kenapa mereka masih bisa hidup?! Padahal tadi mereka sudah terkena serangan beruntun secara langsung, seharusnya saat ini mereka tidak bisa bertahan.
Sehabis terkena serangan beruntun sebelumnya, keadaan monster-monster itu tidak jauh berbeda, seperti tidak ada efek yang mempan dari serangan mereka tadi. Hal ini menimbulkan ketakutan dari anggota timnya. Serangan yang mereka lancarkan dengan segenap jiwa, tidak berarti apa-apa bagi monster ini. Itu pasti akan menyayat moral mereka.
Di saat itu, Ares memberikan masukan kepada William, "William, apakah serangan sihir tidak mempan kepada mereka. Kalau begitu Mari kita coba dengan serangan fisik, kali aja bisa."
"Kurasa itu ide yang bagus. Baiklah mari kita coba saja cara yang itu."
Sekali lagi William berteriak untuk memerintahkan pasukannya menyerang monster itu secara langsung, menggunakan senjata mereka. Setelah perintah itu di berikan, William dan Ares langsung melesat maju ke depan diikuti oleh para petualangan lainnya, menyerang monster itu.
William pun mengambil pedangnya kemudian memberikan serangan berupa tebasan. Itu adalah serangan telak tanpa penghindaran sedikit pun. Tapi kedua matanya melotot tajam setelah selesai menebas monster tersebut. Tidak ada luka yang monster alami. Serangan itu tidak berguna.
Dia tidak terluka?!
Namun, beberapa detik kemudian, Ares datang melompati William dan mengayunkan pedang besarnya. Bilah pedang tersebut langsung mengenai kepala monster itu dan seketika menghantam tanah dengan begitu kuat. Bahkan tanah yang ada di sana menjadi retak dibuatnya.
William dan Ares kemudian berdiri bersama menatap monster itu.
"Hei William, apakah serangan ku tadi efektif?"
"Aku tidak tahu juga."
Tidak berapa lama, monster itu kembali berdiri. Dia terlihat baik-baik saja.
William yang lagi keringat dingin, menjawab pertanyaan Ares sebelumnya, "Seperti itu tidak mempan."
**
Sementara pertarungan itu sedang berlangsung, Pemimpin para Demon di kamp ini, Rezgar begitu bahagia. Sembari menikmati pertarungan yang dianggap sebagai pertunjukan, dia pun berkata,
"Hahaha, kelihatannya monster hasil percobaan ini begitu efektif untuk menguras kekuatan dan mental mereka. Aku jadi tidak sabar untuk melihat hasil akhir dari pertunjukan ini." Dan tersenyum lebih tajam lagi.