Di lapangan tempat markas pusat para Demon. saat ini suasana di tempat itu menjadi sunyi yang pada awalnya begitu ramai dan ricuh sekarang hanya ada ketenangan saja. Tapi, jika di lihat area sekitarnya sungguh mengenaskan.
Ada sekitar ratusan Demon yang berada di sana sudah tidak bernyawa lagi. Banyak dari mereka yang mati segera mengenaskan. Ada yang anggota tubuhnya terpisah, seperti kepala, tangan, kaki dan juga organ-orang dalam tubuh yang berhamburan. Darah-darah berceceran kemana-mana, bahkan ada satu tempat yang berubah menjadi sebuah kolam darah karena saking banyaknya darah yang berkumpul di sana. Jika ada orang biasa yang melihat hal ini, mereka akan langsung muntah-muntah tiada henti karena tidak tahan melihat apa yang mereka lihat.
Tepat di saat itu, seseorang yang tengah berdiri sendirian di tengah lapangan baru saja memasukkan Katana-nya ke dalam sarungnya. Yap, orang itu ialah Tenzo. Dia baru saja selesai melakukan yang namanya 'Pemanasan' bersama dengan para Demon ini, yang hasilnya mereka semua terbantai. Dia melihat sekeliling untuk memastikan jika tidak ada dari mereka yang hidup.
Sesudah memastikan, Tenzo mengubah haluan pandangannya ke satu tempat. Di sana ada satu Demon yang terlihat bergerak walau gerakannya begitu pelan. Dia pun berjalan ke sana.
Sesampainya di sana, dia melihat lebih lanjut. Belum satu kata dia keluarkan, Demon itu langsung meneriakinya.
"Dasar monster! Siapa sebenarnya dirimu, hah!? Dengan begitu mudahnya kamu membunuh semua bawahan ku. Kau bahkan sampai membuatku kehilangan anggota tubuhku. Aku tidak akan memaafkanmu!!"
Identitas Demon tersebut adalah Rezgar Saat ini dia tengah di dalam keadaan sekarat. Kedua tangan, kaki dan sayapnya telah terpisah dari tubuhnya. Semua itu diakibatkan oleh Tenzo. Segala bentuk emosi dia luapkan didalam dirinya.
Pada saat dia meneriaki Tenzo, untuk sesaat dia kembali mengingat kejadian itu, kejadian dimana kedua matanya sendiri dia melihat semua bawahannya mati secara brutal dan mengenaskan. Darah-darah berceceran bagaikan air hujan. Di antara tumpukan mayat-mayat yang berserakan di sana, ada satu siluet hitam, yang berdiri dengan sepasang mata emas menyala terang, seakan menatap tajam ke arahnya. Itu adalah ingatannya tentang kebrutalan Tenzo yang membunuh semua anggotanya.
Tetapi segala bentuk ucapan dan makiannya tidak berguna di hadapan Tenzo. Dia malah memegang kerah baju Rezgar dan mengangkatnya dia kemudian memberikan tatapan tajam yang penuh dengan hawa niat membunuh. Di saat itulah Rezgar langsung terdiam.
Tenzo pun bertanya, "Dimana kamu menempatkan sisa warga desa yang desanya kalian hancurkan??" Tentu ucapannya begitu dingin hingga membuat Rezgar berkeringat dingin.
Tapi, Rezgar keras kepala. "Untuk apa aku memberitahumu soal mereka. Tidak akan ku beritahu. Biarkan saja mereka juga ikut mati di sini." Dengan perkataan yang ber intonasi tinggi.
Tenzo Meresponnya dengan hanya diam. Secara tiba-tiba sebuah sensasi tebasan langsung diarahkan kepada Rezgar. Itu adalah sensasi dengan banyak tebasan yang menghujani badannya.
"Arghhhhh!!!"
Rezgar berteriak sejadi-jadinya, mengerang dengan penuh kesakitan. Saking tidak tertahankan, sampai sampai dia ingin segera pingsan. Akan tetapi hal itu tidak kesampaian. Dia terus saja merasakan rasa sakit itu hingga dia merasa jika dia akan segera menjadi gila.
Setelah beberapa saat dengan penyiksaan yang tiada henti, akhirnya Rezgar menyerah juga.
"H-hentikan ... hentikan ... aku akan memberitahukanmu dimana mereka berada. Jadi hentikanlah siksaan ini ...." ucapnya dengan lirih yang amat pelan.
Sesuai dengan ucapannya, sensasi tebasan yang tiada henti itu pun berakhir. Kemudian Tenzo kembali memastikan. "Apakah kamu benar-benar akan memberitahu ku?" Rezgar mengiyakan ucapannya yang berarti dia benar-benar."
Jadi setelah itu, Rezgar pun menjelaskan dimana lokasi dari sisa warga desa yang mereka penjarakan. Tenzo pun segera berjalan ke tempat yang dia maksud, dan tentunya dia tetap membawa Rezgar bersamanya. Di penjelasan iti juga, Tenzo jadi tahu jika bukan hanya warga desa itu yang telah mereka tawan, akan tetapi ada beberapa desa yang telah mereka hancurkan dan warganya di bawa ke tempat ini. Kemudian ketika Tenzo bertanya soal tujuan mereka mengumpulkan warga desa tersebut, Rezgar menjawab jika mereka akan dijadikan sebagai kelinci percobaan untuk sebuah eksperimen yang sedang mereka lakukan saat ini.
Tenzo dan Rezgar berjalan menyusuri gua dan berjalan semakin kebawah karena tempat mereka menawan warga desa berada jauh di bawa sana. Pada akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan sel. Ada banyak sel yang tersusun di sana. Tenzo pun mencoba masuk ke dalam sana. Pada saat dia mwngintip salah satu sel, dia melihat ada banyak warga desa yang tidak berdaya. Sebagian besar dari mereka terbaring lemas di dalam sel.
Kemudian, ada salah satu dari mereka yang melihat keberadaan Tenzo.
"Hah? dia ...."
Orang itu ingin memastikan jika Tenzo adalah manusia. Dan setelah memastikan dia jadi yakin. Orang itu langsung berdiri dan memegang jeruji besi sebagai penyangga agar dia tidak terjatuh dan meminta tolong kepada Tenzo.
"Tuan ... tolong Tuan... tolong bebaskan kami semua...." Dan setelah itu, ucapan dari orang itu di dengar oleh yang lainnya. Mereka pun segera mendekatkan diri di depan jeruji penjara, ikut meminta pertolongan.
"Iya, aku akan segera membebaskan kalian semua. Jadi silakan menjauh dari pintu sel."
Beberapa saat kemudian semua sel akhirnya terbuka. Para tawanan yang diisi oleh para wanita telah keluar dari sana. Tenzo bisa melihat ada begitu banyak dari mereka sehingga memenuhi bagian jalan dari penjara itu.
Tenzo pun berniat untuk membawa mereka keluar. Akan tetapi sebelum dia melakukan hal itu, ada seorang wanita yang mendatanginya. Dia bertanya sembari berseduh.
"Tuan ... apakah Anda juga bisa menyelamatkan anak-anak kami. Mereka membawa anak kami ke tempat yang terpisah."
Tenzo pun melihat ke sekitar. Benar saja, tidak ada anak kecil diantara para wanita ini. Dari yang dia dengar dari Demon sebelumnya, mereka hanya menculik anak-anak dan wanita, yang berarti masih ada tawanan di tempat lain. Dengan cepat dia menatap Rezgar dan bertanya,
"Hei, dimana kalian menyimpan anak-anak mereka??"
Rezgar terlihat pasrah dan langsung menjawabnya. Dia sudah cukup kapok jika harus melawan lagi, nanti hasilnya tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya.
"Yah, sebenarnya ...."
Beberapa menit kemudian, Tenzo dan Rezgar beserta para tawanan tiba di depan sebuah ruangan. Jaraknya tidak terlalu jauh dari sel penjara. Ruangan itu dilapisi oleh pintu besi yang cukup tebal. Berbeda dengan sel penjara yang ditempati oleh para wanita tadi, yang hanya ditutupi oleh pintu kayu saja. Apakah ada hak khusus bagi penjara anak-anak. Itulah pertanyaan yang terbesit di pikiran Tenzo, walaupun hanya sesaat kemudian dia hilangkan.
"Jadi di sini kamu menyimpan anak-anak itu?" ucap Tenzo yang memastikan.
"Mm," angguk Rezgar yang mengiyakan ucapan Tenzo. Lalu tidak berselang lama, dia kembali berbicara, "Tapi tidak ada gunanya kamu mencari mereka. Mereka sudah tidak ada."
"Sudah tidak ada ...?" tanya lagi Tenzo.
Apa maksud dari perkataan Rezgar mengenai anak-anak ini. Dia mengatakan kalau tidak ada gunanya jika mencari mereka. Perkataan seperti itu jika dikaitkan, sama saja seperti anak-anak itu telah mati.
Tenzo mencoba untuk mengabaikan perkataan Rezgar dan berniat membuka pintu tersebut. Jawaban atas perkataannya ada di balik pintu ini. Dia hanya perlu membuka dan melihat ke dalamnya.