Beberapa menit setelah memasuki kamp Demon, ada banyak rintangan yang dilalui oleh kedua tim tersebut. Namun, yang paling susah di sini ialah tim Ares. Di jalur yang ia lewati ternyata berisi begitu banyak Demon. Mereka tidak berhentilah melakukan kontak fisik dengan mereka. Bahkan timnya kewalahan karena hal itu.
Sementara itu, Tenzo seperti biasanya memperhatikan mereka dari kejauhan. Terkadang ada salah satu dari Demon yang menemukan tempatnya. Tentu saja Tenzo langsung mengambil alih dan mengeksekusi Demon itu sebelum dia bertindak.
Selama itu juga, pihak Demon menyadari akan kehadiran manusia ini. Ada laporan dari beberapa bawahan mereka yang menyatakan jika manusia telah masuk dan membunuh pasukan mereka. Pemimpin yang mendengar hal itu agak kesal, namun juga ada perasaan senang. Sembari duduk di singgasana, dia pun memberikan perintah.
"Sekarang, perintahkan kepada semua pasukan yang ada agar segera mundur ke pusat markas."
"Baik!!"
Setelah itu, Demon tersebut pergi dari sana. Salah satu dari Demon yang berdiri di samping Pemimpin mereka bertanya. Dilihat jika Demon itu bertipe Mage.
"Tuan, apa yang ingin Tuan rencanakan dengan mengumpulkan semua pasukan di pusat?"
Pemimpin Demon itu menjawab dengan enteng, "Kita akan menggunakan monster hasil uji coba itu kepada para manusia-manusia itu. Aku ingin melihat bagaimana mereka bisa bertahan melawan monster ini, hehehe..." Setelah itu dia memberikan perintah. "Cepat keluarkan mereka dari dalam sel dan kumpulkan di pusat!"
"B-baik!!"
**
Setelah berpisah untuk beberapa, akhirnya kelompok Ares dan William sudah saling bertemu. Pada saat itu William melihat kelompok yang dipimpin oleh Ares begitu berantakan.
"Hahaha! Apa yang terjadi kepadamu, Ares. Kayak habis melewati musibah saja," ucap William yang tertawa riang.
Di situ Ares menjadi kesal. Dia pun segera membalas dengan penuh emosi, "Tertawa kau yah! Kami mengalami penderitaan yang hebat di dalam sana. Para Demon itu tidak berhenti-hentinya muncul di tempat kami. Untung saja kami dapat bertahan dan sampai di sini."
"Santai lah Ares. Sekarang kita telah kembali ke kelompok semula. Jadi kita dapat mulai perjalanan lagi. Tim mu dapat berbaris di belakang untuk memulihkan diri. Biar yang di depan saja yang akan melawan jika mereka datang menyerang nanti."
"Baiklah."
Jadi setelah itu, Ares segera mengatur tim yang dia bawa tadi ke belakang tim William supaya mereka dapat memulihkan diri dan tidak terlibat pertarungan ketika para Demon mencegat mereka di depan sana nanti.
Beberapa saat berlalu. Selama diperjalanan mereka belum menemukan beberapa Demon di jalan. Hal ini menimbulkan kecurigaan dari Ares dan William. Mereka pun segera kembali berbincang mengenai keanehan ini.
"Hei, Ares apa hany aku saja atau kamu juga merasakan jika ada sesuatu yang aneh? Sejak kita berkumpul di sini dan melanjutkan perjalanan, tidak ada satu pun barang hidung dari Demon kelihatan?" ucap William yang memulai pembicaraan.
Kemudian, Ares segera membalasnya, "Jika dipikir-pikir itu benar sih. Jalur ini terasa begitu kosong. Oh, apa jangan-jangan sebagian besar Demon tadi malah berkumpul di jalur ku tadi? Itulah sebabnya sekarang sudah begitu sepi."
William memasang wajah yang heran dan kembali bertanya, "Heh, emang segitu banyaknya kah Demon di sana sampai kamu menyimpulkan hal semacam itu??"
"Yah, begitu banyaknya sampai membuat kami kelelahan."
Ucapan itu tidak menyakinkan bagi William. "Ah, mana mungkin begitu. Kita akan terus berjalan dan mencari mereka lagi."
Sementara itu tidak jauh dari rombongan mereka, ada Tenzo yang masih mengikuti mereka. Untuk sesaat dia merasakan di depan sana ada begitu banyak tanda kehidupan. Hal ini dapat dia simpulkan jika....
Hmm, sepertinya mereka semua berkumpul di depan sana.
**
Ketika mereka terus berjalan menyusuri gua, salah satu petualangan yang berad di dalam rombongan memberitahukan jika di depan sana ada sebuah cahaya. Itu adalah pintu keluar ke sisi lain. Ares dan William yang mendengar hal itu, langsung memastikan apa yang dikatakan oleh orang itu benar. Benar saja, emang ada jalan keluar di ujung gua ini. Mereka pun segera bergegas untuk pergi ke ujung jalur ini.
Pada saat mereka sudah memasuki cahaya itu, sebuah pemandangan yang tidak terduga pun terlihat oleh mereka. Rupanya mereka tengah berada di lapangan yang sangat luas di dalam gua. Tidak hanya itu saja. Hal yang mencengangkan dari hal itu ialah ratusan Demon berkumpul di pinggir lapangan dan mengelilingi mereka. William, Ares dan semua petualangan tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka pada saat melihat hal itu. Semua Demon bersorak ria ketika melihat mereka muncul.
"Hei William." Ares memanggilnya. "Bukankah kita saat ini tengah dalam masalah. Ada ratusan Demon di sini? Kita tidak akan mampu mengalahkan mereka semua."
"Kau benar, lebih baik kita mundur. Keadaan saat ini tidak menguntungkan kita."
Saran Ares disetujui oleh William. Yah, sebenarnya itulah yang dipikirkan oleh William ketika mereka ratusan Demon ini berkumpul pada satu tempat. Persentase kemenangan mereka terbilang tipis.
Jadi William pun mengangkat tangan kirinya untuk memberikan tanda kepada semua timnya untuk mundur. Akan tetapi sebelum dia melakukan hal itu, salah satu Demon yang ada di sana berteriak kepada mereka.
"Selamat datang, para petualang di markas tercinta ku ini!! Semuanya berikan sorakan untuk mereka!"
Lalu semua Demon berteriak sekencang-kencangnya dan membuat ruangan itu bergetar. Lalu secara tiba-tiba jalur yang mereka lewatin tadi langsung ditutupi dengan batu. Jalan keluar mereka telah tidak ada.
William pun menatap Ares dengan tatapan pasrah. "Tidak ada pilihan lain ...."
Pada saat itu Ares hanya bisa menelan ludahnya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Mereka pun memutuskan untuk keluar hingga akhirnya berada di tengah lapangan. William melihat ada salah satu Demon yang duduk di sebuah singgasana tidak jauh di depan sana. Dia menebak jika Demon itu adalah pemimpin di sini sebab Demon itu juga tadi yang berteriak kepada mereka.
Setelah seluruh tim William berkumpul di tengah, Demon yang di singgasana kembali berbicara, "Sekali lagi aku ucapkan selamat datang kepada kalian semua. Aku, Rezgar, Pemimpin dari tempat ini menyambut kalian."
Lalu dia kembali duduk di singgasananya sembari berbicara, "Yah, sebenarnya kedatangan kalian ke sini cukup mengganggu ku, terutama ketika kalian membunuh begitu banyak bawahanku. Aku begitu kesal. Akan tetapi, di sisi lain aku juga senang karena berkat kalian, aku memiliki sebuah ide yang menarik."
William yang diam di sana, mulai berpikir tentang ucapan Demon itu. Ide menarik? Apa yang ingin dia rencanakan kepada kami??
Rezgar mulai memasang wajah yang penuh kegirangan dan segera memberikan perintah. Baiklah, kalian semua! Lepaskan mereka. Mari kita mulai permainannya!!"
**
Sementara itu di tempat Tenzo berada. Ketika dia menunggu rombongan itu berjalan lebih lanjut, secara tiba-tiba jalan yang mau dia lalui runtuh oleh bebatuan. Dia melihat jika hal itu dilakukan dengan sengaja.
"Mereka menutup jalan ini, apakah mereka ingin menjebak para petualangan itu?"
Tenzo pun mulai mengumpulkan data yang ada. Dari aura kehidupan yang berkumpul dalam jumlah besar di depan sana, kemudian penutupan jalur, hanya ada satu kesimpulan saja yang bisa dia ambil.
"Hm, yah tidak salah lagi. Mereka sedang dijebak."