Sesampainya di sekolah, keduanya melangkah bersama-sama di koridor menuju ke ruang kelas mereka di XII IPA 1 sembari berbincang-bincang meski puluhan kalimat yang Zatra kemukakan hanya satu atau dua kalimat saja yang di jawab oleh Nathan. Lantas tiba-tiba ...
Bruuugh!
Nathan terjatuh ketika tidak melihat ada sesuatu yang menghalangi kaki kirinya.
"Upss sorry, gua sengaja"
Itu ulah jahil Vincent dengan sengaja menyodorkan kaki ke depan kaki Nathan. Meski Nathan tahu sejak tadi ada rombongan Vincent disana, dia tidak menggubrisnya.
Melihat itu ... Zatra tersulut amarah "Brengsek lo Vin!" langsung melabrak--memegang kerah si Vincent dan mendorong tubuhnya ke arah dinding.
"Kalem Men!" Vincent melotot dengan gaya angkuhnya sementara rombongannya petantang-petenteng sama angkuhnya di sebelah Vincent.
"Maksud lo apa gituin sahabat gua hah!" Zatra memperkuat cekikannya.
Posisi Nathan sendiri langsung berdiri kemudian melepaskan segera tangan Zatra dari leher si Vincent.
"Sudah hentikan Tra" Cegahnya melihat Zatra antusias ingin sekali memukul si Vincent.
"Diem dulu Nath, muak gua lama-lama sama bocah keparat ini, gak terima gua kalo mereka masih giniin lo terus"
"Woi Tra, lo ngapa pagi-pagi udah marah-marah? Lagi menstruasi lo?" Ejek Farel teman si Vincent.
"Hahaha" yang lainnya pun tertawa penuh ejek.
"Mau pukul? Sini cepet lo pukul gua Tra!" Tantang Vincent
"Brengsek!" Satu langkah kaki Zatra maju, secara sigap jua Nathan memegang lengannya "Tra, ingat kita berada di sekolah Zatra!"
"Wei Zatra Yudas! Apa lo gak lihat Si anak bisu miskin itu yang jalan gak pakek mata, ngapa lo nyalahin gua hah?" Vincent berkata sembari membenarkan kerah bajunya serta senyuman dan lirikkan matanya menuju ke arah Nathan.
Nathan masih diam saja, lalu menggengam tangan Zatra dan di tariknya masuk kedalam kelas enggan menggubris kelakuan si Vincent.
"Weh Nath, kok lo bawa gua pergi sih. Mereka tuh tadi sengaja ngejahilin lo tau, gak terima gua!" Omel Zatra.
"Tidak perlu layanin mereka Tra" Nathan menjawab sembari melepaskan tas dari badan berlanjut duduk di kursinya.
"Haish lo mah ... emang ngapa si, perlu sekali-kali anak songong tu kita lawan" Zatra masih menggerutu sembari duduk di kursi seberang dari kursi duduk Nathan.
Nathan sebatas menggelengkan kepala saja melihat ekspresi Zatra, tak mau menanggapi lebih lanjut, berlanjut ia membuka buku.
Lantas ...
Teet ... teet ... teet ...
Terdengar suara bel berbunyi pertanda kegiatan literasi hendak mulai. Semua siswa-siswi sudah masuk kedalam ruang kelas termasuk Vincent and the gank.
Guru Biologi yang mengajar pagi ini belum langsung hadir. Banyak diantara para siswa-siswi ngobrol-ngobrol dengan bangku di sebelahnya termasuk Zatra, maupun Vincent yang asik main lempar-lemparan buntalan kertas dengan para rombongannya.
Sementara Nathan sendiri masih di posisi yang sama seperti tadi, yakni duduk diam sembari membaca buku.
Lantas ...
Klotak!
Buntalan kertas mendarat di kepalanya tidak hanya satu kali saja, membuatnya yang tadinya sekali lemparan tidak menggubris, akhirnya melirik ke arah sumber buntelan kertas itu.
Tentu saja itu ulah Vincent lagi, dia menyeringai saat Nathan yang dia bidik melihat dirinya.
"Cih," Tatapan mata Nathan benar-benar kesal dengan tingkah si Vincent, membuat Vincent juga kesal jika Nathan masih tidak menggubris seperti itu.
"Oke, kali ini gua pengen lihat reaksi lo Nath, hahaha" Vincent mengambil buku lalu digulung-gulung hendak dilemparkan ke arah kepala Nathan.
Namun sebelum jadi melakukan itu ...
"Woi, woi, ada pak Riko!" Suara siswa dari arah pojok dekat jendela menyuarakan kata demikian yang sontak membuat seisi kelas menjadi tertib kembali.
"Selamat pagi anak-anak ..." Sapa sang Guru saat sudah memasuki ruang kelas, berlanjut kegiatan literasi dimulai.
"Selamat pagi Pak ..."
"Tugas yang bapak berikan kemarin kumpulkan di meja saya" Suruh Guru.
Masing-masing siswa-siswi menjalankan perintah itu, sementara di posisi Nathan sendiri masih sibuk membongkar-bongkar isi tas-nya saat nyaris semua siswa-siswi selesai mengumpulkan tugas tersebut.
"Nath, kok lo belum ngumpulin bukunya?" Zatra berkata lirih.
"Duh, sepertinya bukuku gak kebawa Tra" Nathan tampak resah, teringat saat berangkat tadi Zatra buru-buru mengajaknya berangkat membuat dia menjadi tidak teliti seperti biasanya.
Lantas ...
"Nathan Godhiba dan Vincent Abisatya mana buku tugas kalian? Kenapa belum di kumpulkan kesini?" Tanya Guru.
Nathan dan Vincent pun saling pandang sejenak. Lalu Nathan berdiri "Maaf atas keteledoran saya pak, buku saya tidak terbawa"
"Maafkan saya pak, buku saya juga ketinggalan" Vincent pun melakukan hal serupa seperti Nathan.
Lalu ...
Brak!
Guru memukulkan langsung penggaris besar berbahan dasar kayu ke meja yang sontak membuat Nathan dan seisi kelas terkejut.
"Saya paling tidak suka alasan semacam itu. Kemari kalian berdua maju kedepan!"
Nathan dan Vincent pun langsung menjalankannya, diketahui guru Biologi ini memang super galak, nyaris tidak ada toleransi apabila ada siswa yang tidak mengerjakan tugas saat beliau memberikannya.
"Sudah berapa kali saya ingatkan, tidak boleh ada yang melanggar peraturan yang saya buat. Apa kalian tidak memperhatikan pesan saya hah!"
"Maafkan saya pak" keduanya menjawab serempak.
Guru menatap ke arah Nathan lantaran tahu selama ini Nathan paling menonjol soal kecerdasan dan juga kedisiplinan, tidak pernah teledor seperti ini.
Guru tidak banyak berkata-kata melainkan langsung menulis 10 materi so'al di papan tulis.
"Mr. Nathan Godibha, silahkan kau isi materi so'al itu dalam waktu 10 menit. Jika ada dua jawaban yang kau kerjakan salah, silahkan keluar kelas jangan mengikuti pelajaran saya dan lari putari lapangan selama 10 kali. Tetapi jika benar delapan soal atau bahkan benar semua, silahkan kau duduk kembali di kursimu"
Semua siswa-siswi bengong melihat materi soal yang guru tulis tersebut termasuk Vincent, lantaran materi soal itu belum keluar di kelas mereka.
'Mampus gua!' Dalam hati Vincent
Sementara Nathan ... "Baik pak" justru merasa tertantang dengan itu, langsung mengerjakannya tanpa ragu.
Sepuluh menit berlalu, Nathan mampu mengerjakannya tepat waktu, sang guru pun tengok langsung hasil jawabannya
Dan ...
"Silahkan kau duduk kembali di kursimu Mr. Nathan Godibha dan ikuti pelajaran saya" Guru sangat kagum di kesempatan emas yang jarang terjadi ini, tadi memang sengaja menguji kepintaran Nathan dengan memberikan materi soal tersebut.
Dan ternyata benar-benar terbukti kecerdasan Nathan, dia mendapati materi soal itu hanya ada satu materi so'al saja yang Nathan kerjakan salah.
"Baik pak, terima kasih" Nathan pun beranjak kembali ke kursi duduknya. Sementara Vincent sempat senyum sekilas (kagum) pada Nathan tanpa diketahui oleh siapapun.
Berlanjut sang guru memberi materi so'al pada Vincent. Tetapi materi soal yang diberikan pada Vincent berbeda dengan Nathan. Melainkan Materi soal yang sudah dipelajari dari beberapa bulan yang lalu sekaligus hanya berjumlah lima.
"Silahkan kau kerjakan sekarang dalam waktu lima menit Mr. Vincent, jika satu saja jawabanmu salah, silahkan kau keluar kelas dan putari lapangan sebanyak 15 kali"
"Cem mana tak adil kali bapak ni!" Jawab Vincent.
"SIAPA YANG MENYURUH KAU NEGOSIASI? CEPAT KAU KERJAKAN SEKARANG MR. VINCENT ABISATYA!" suara guru meninggi tak banyak negosiasi lagi Vincent pun segera mengerjakannya.
Lantas ...
"Silahkan keluar kau Mr. VINCENT ABISATYA" tegas guru, mendapati lima materi soal yang dikerjakan Vincent yang benar malah hanya satu soal saja.
"Huuuuu ..." bising suara beberapa siswa-siswi mengejek Vincent tak lantas membuat Vincent murka dan berkata dalam hatinya 'Awas aja lo Nath, tunggu pembalasan gua'