"Loh Vin, kok ke arah sini?" Kiel menyadari Vincent berkendara ke arah yang berbeda dari perencanaan utama.
Posisi Vincent saat ini yang mengemudikan motor sementara Kiel duduk di belakang memegangi tubuh Nathan yang ditempatkan di tengah-tengah mereka.
Vincent terus-menerus berkendara jauh dari tempat sebelumnya, bahkan telah keluar dari Kabupaten tempat tinggal mereka. Lantas, belum sampai di tempat tujuan sesuai perencanaan kedua, Vincent menepikan motornya sejenak diikuti tiga motor para teman-teman dibelakang.
"Ayo, ke arah sana" Vincent menelunjuk ke suatu jalan setapak yang hanya bisa dilintasi sepeda motor saja sementara di sekitar kanan-kiri jalan itu nampak masih belukar
"Vin, lo yakin?" - Farel terlihat ragu
"Ini kan jalan ke arah hutan terlarang kalo gak salah Vin" - Tian cukup tahu mengenai tempat itu.
"Gak usah banyak nanya. Gua tau tempat apa disana, Apa Lo takut? kalo takut mending pulang aja sana terus nete' ama emak lo" Perkataan Vincent kian membangkitkan jiwa darah muda mereka. Tak banyak berpikir lagi mereka pun langsung tancap gas berkendara ke arah jalan setapak itu.
Kurang lebih berjarak 2,1 Km dari jalan raya tibalah mereka di suatu bangunan kumuh nan lapuk berlokasi di tengah hutan belantara, bangunan itu dulunya bekas markas penambang minyak bumi ilegal.
Begitu mereka masuk, didalamnya terdapat kardus bekas berserakan di lantai ataupun botol bekas minuman beralkohol dan sampah-sampah bekas kacang kulit maupun kursi lapuk serta kayu-kayu kecil, mungkin bangunan itu memang biasa digunakan oleh para orang berpesta barang haram dan miras. Cukup aman karena lokasinya jauh dari pemukiman penduduk.
Nathan digeletakkan di lantai posisi belum sadarkan diri.
"Lo mau apain ni anak Vin?" - Zadav.
"Bisa gak lo gak usah banyak nanya?" - Vincent melirik sengit ke arah Zadav lalu menoleh ke arah teman-teman lain sembari mengambil beberapa lembar uang dari dompet.
"Kalian masih inget kan jalan keluar dari sini ke jalan besar tadi?"
"Iya"
"Ni duit kalian pegang, lalu beliin kue tart sama Beer"
"Hah?" Semua teman langsung bengong.
"Siapa yang ultah?" - Kiel.
"Gua yang ultah, mau adain Party disini nanti malem" Vincent langsung menyebutkan apa saja yang akan dibelanjakan oleh semua teman-temannya.
Begitu semua teman pergi, sekarang tinggalah Vincent dan Nathan saja didalam sana. Vincent pandangi seraut wajah Nathan sejenak, lalu menoleh-noleh ke seluruh penjuru arah.
Dilihatnya tali tambang tergeletak di suatu arah, tali tambang itu masih kokoh kemudian dia pakai untuk mengikat kedua tangan Nathan ke arah atas di posisi Nathan berdiri.
Sempurna menciptakan posisi Nathan demikian, dia raih satu botol air mineral kemudian mengucurkannya di kepala Nathan.
Currrr!
"Uhuk! uhuk! uhuk!" Perlahan Nathan membuka kedua mata pandangan semula samar kian cerah. Begitu kesadaran telah sempurna, ia bingung dengan tempat asing yang tampak didepan mata, terkejut pula saat menyadari kedua tangan diikat tali seperti ini!
"Vin!" Langsung melihat ada Vincent duduk seorang diri di kursi lapuk sembari smoking.
Vincent senyum, langsung berdiri kemudian mendekat padanya "Apa kabar saudaraku?"
"Apa yang kamu lakukan Vin! Dimana ini?!"
Tidak Vincent jawab, melainkan masih senyum sembari mengulur satu tangannya ke arah dagu dan dipegangnya lembut, mendekatkan jarak wajahnya yang membuat Nathan membelalak tajam.
"VINCENT!" Nathan spontan menghindarkan kepala menyadari Vincent hendak melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan kepada sesama pria "Apa kau sudah tidak waras?!"
"Ya, Kewarasanku sudah lama hilang Nath"
Nathan tidak peduli apa kata dia "Lepaskan tali ini Vin!"
"Disini hanya ada aku dan kamu Nath, aku tidak mau berbasa-basi lagi denganmu"
"Aku bilang lepaskan tali ini!"
"Sudah lama aku kesakitan Sendiri saat KAU SELALU MENGACUHKANKU NATH!"
"OMONG KOSONG APA MAKSUDMU!"
"Kenapa kau lebih memilih Zatra?"
Nathan sedikit paham maksud Vincent tetapi enggan membahasnya "LEPASKAN INI VIN!"
"JANGAN MENGALIHKAN PEMBICARAAN TERUS NATHAN!" Vincent sangat kesal, langsung mencengkram kuat rahang Nathan membuat Nathan melotot tajam.
Degup jantung Vincent berdetak hebat saat sedang memandangi kedua bola mata Nathan, kemudian melepaskan cengkramannya secara pelan-pelan "Kenapa kau pilih Zatra jadi sahabatmu timbang aku?"
Nathan menampilkan senyuman lalu mengatakan "Zatra tidak akan pernah melakukan kekerasan seperti yang kamu lakukan selama ini, Vincent!"
"HEI! AKU MELAKUKAN SEMUA ITU KARENA KAU MENGACUHKANKU NATH! KAU MENGACUHKANKU NATHAN!"
Nathan diam seribu bahasa sementara Vincent melanjutkan kalimatnya "Kau tau ... Sedari kecil aku ingin sekali punya saudara Nath, yang ku tau kamulah saudaraku satu-satunya. Apa kau tau betapa kecewanya aku saat kau mulai mengacuhkanku? setiap hari aku masih datang ke rumahmu Nath, aku terpaksa sembunyi-sembunyi agar kamu gak lihat keberadaanku, aku datang kesana karna kangen sama saudaraku yang udah berubah mengacuhkanku Nath!"
"Tidak perlu kau bahas masa kecil. Kenapa kau melakukan ini padaku Vin? Apa maksudmu!" Nathan menggerakkan tangan yang terikat kuat tali tambang itu tidak menggubris Vincent berkata apa.
"Ini semua aku lakukan Karna kamu selalu mengacuhkanku Nath! Setiap hari Aku ingin dekat denganmu, tapi kamu seakan muak terhadapku bahkan malah kau pilih Zatra anak miskin itu timbang aku, Kenapa Nath!"
Nathan diam nan kesulitan mencerna maksud perkataan Vincent ini.
Sementara Vincent sendiri menatap mata Nathan secara Intens lalu mengatakan "Aku gak tau apa yang aku rasakan padamu Nath, sudah lama sekali rasa ini ada didalam hatiku. Sekarang pun Aku gak tau kamu sebagai apa dihidupku. Entah saudara ... Entah sahabat ... ataupun musuh, aku benar-benar gak tau! Tapi yang aku rasakan aku ingin selalu dekat denganmu"
"Apakah maksudmu ... kamu menyukai laki-laki?" - Nathan
"Gak Nath, aku gak suka laki-laki. Yang aku suka itu kau!"
"SAYA INI LAKI-LAKI VIN! Sudahlah hentikan omong kosongmu, lepaskan tali ini"
Vincent tidak menggubrisnya, malahan kembali mendekatkan jarak hendak mengecup langsung bibir Nathan.
Secara sigap Nathan menghindarkan kepala langsung meludah ke wajah si Vincent "Homo menjijikan kau rupanya Vin! Sanak Lawang Niku!"
Vincent pun memejamkan mata, kata-kata Nathan itu sungguh amat menyakitkan lara laksana busur panah yang menancap di dada. Dia sapu sejenak ludah Nathan di wajahnya kemudian ... Menempeleng langsung pipi si Nathan
Plak!
"JIKA MENURUTMU AKU MENJIJIKAN, JANGAN SALAHKAN AKU JIKA AKU GAK AKAN PEDULI LAGI SOAL BATASAN" membuka langsung anak kancing di baju Nathan.
"VIN! HEI VINCENT!" Degup jantung berdetak hebat pada diri Nathan ketika telapak tangan Vincent langsung masuk-merogoh kedalam dadanya, meraba-raba lembut, sedangkan jarak Vincent semakin mengikis lalu mengecup lehernya yang membuat sensasi tubuh Nathan merinding seketika!
"Vincent! Hentikan Vin!" Nathan terus meronta sungguh menolak perlakuan yang tak pantas itu.
Sementara Vincent terus mencumbui setiap inci kulit lehernya seraya memplintir-plintir puting kecilnya.
"Hentikan Vin!" Nathan terus melawan pikiran yang mulai tidak terkendali didalam diri. Secara nalar hal ini tidak benar! Tetapi ia pun tidak tahu kenapa ada sensasi nikmat tersendiri ketika disentuh seperti ini?
Vincent masih terus meraba dan sedikit meremas dibagian alat terinti Nathan yang membuat empunya mengeras tegang "Eeghhh Vin!"
Vincent berhasil mengecup nan melumat bibir Nathan dengan rakusnya sementara satu tangannya masih meremas-remas benda pusaka milik Nathan.
"Ummhh" Nathan tak mampu berkutik, tak pernah terpikirkan olehnya ciuman pertamanya di renggut oleh sesama pria.
Sementara napsu iblis semakin membuncah dalam diri Vincent, dia pun melepaskan celananya sendiri yang mana pusaka miliknya sudah sama saja keras dibalik celana dalamnya.
Lantas beralih posisi-berdiri di belakang Nathan kemudian langsung melepasakan celana Nathan secara keseluruhan
"TIDAK!" Nathan terkejut bukan main!Degup jantung semakin tak beraturan ketika pusaka Vincent menyentuh belahan bagian belakang.
"HENTIKAN KEGILAAN KAU VIN!"
Tepat di adegan itu, terdengar suara beberapa motor dari luar markas pertanda semua teman Vincent sudah kembali.
Brum ... brumm ...
"Aih Kampang!" Umpat Vincent didalam hati belum sempat terjadi hal di luar batas, cepat-cepat merapikan busananya sendiri sementara busana milik Nathan dia lepaskan keseluruhan sampai Nathan bulat telanjang.
Lantas, Vincent mengayunkan pukulan langsung ke wajah Nathan
BUGH!
Sampai Nathan akhirnya tidak sadarkan diri lagi.
Vincent sengaja lakukan agar tidak diketahui para teman-temannya bahwa sejatinya dia memiliki rasa That Shouldn't be pada Nathan, bukanlah kebencian seperti yang selama ini dia tampilkan di depan publik.
_____
Note: kata "Kampang" adalah kata umpatan seperti kata "Bangsat, keparat dll" tetapi maknanya jauh lebih kasar.